Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Mengapa Where Winds Meet Jadi Game MMO Terbaik di 2025

where-winds-meet-yxixg.jpg
Where Winds Meet (dok. Everstone Studio)
Intinya sih...
  • Presentasi visual yang memukau dengan pemandangan indah dan efek mahal
  • Fitur membuat karakter yang detail, termasuk kemampuan mengunggah foto wajah sendiri
  • Konsep open-world yang mendorong eksplorasi alami dan dinamis, serta sistem combat yang seru
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tahun yang penuh perilisan game besar, Where Winds Meet muncul sebagai salah satu yang paling mengejutkan dan terasa istimewa, apalagi mengingat game ini free-to-play. Dari produksi yang terasa mewah, sistem combat yang mendalam hingga dunia yang benar-benar memanjakan mata, semuanya memberi kesan bahwa game ini seharusnya berbayar. Selain soal kemurahan hati developer dan publisher-nya yang merilis game ini secara cuma-cuma, ada banyak alasan lain mengapa Where Winds Meet jadi game MMO terbaik di 2025. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Presentasi visual

Secara visual, Where Winds Meet terasa seperti versi Tiongkok dari dunia Ghost of Tsushima. Game ini menuai banyak pujian yang mana itu masuk akal mengingat sejak beberapa jam awal pemain langsung disuguhi pemandangan yang luar biasa indah, lengkap dengan detail pepohonan serta air yang terlihat sangat memukau. Cutscene-nya pun digarap rapi karena tampak sinematik sekaligus imersif. Ditambah lagi, efek seperti api dan percikan senjata tampak mahal untuk ukuran game free-to-play, sementara pertarungan melawan jadi semacam “pesta visual” yang sangat memanjakan mata.

2. Fitur membuat karakter

Fitur membuat karakter di Where Winds Meet sangat layak untuk dipuji. Pemain bisa mengulik hampir semua detail wajah dan tubuh, mulai dari jumlah kerutan, bentuk bagian-bagian tubuh yang mungkin tidak pemain ketahui namanya, hingga gaya rambut, luka, bekas jerawat dan berbagai detail lainnya. Yang paling keren, pemain juga bisa mengunggah foto wajah mereka sendiri, lalu game ini akan membuatkan versi digitalnya sebagai dasar dari muka karakter pemain. Memang tetap butuh sedikit penyesuaian agar pas, tapi fitur seperti itu harus ditiru oleh game lain.

3. Konsep open-world

ss_cb9ab142c8533cd7b1318eaa3847fe9897b4db6b.1920x1080.jpg
Where Winds Meet (dok. Everstone Studio)

Jika dilihat sekilas, Where Winds Meet mungkin terlihat seperti game MMO pada umumnya, tapi dunianya memiliki sesuatu yang istimewa. Alih-alih memenuhi map dengan ikon dan tugas yang remeh, game ini mendorong eksplorasi secara alami. Konten sampingan muncul dari hal-hal yang benar-benar pemain lihat seperti tiba-tiba menjumpai seorang nelayan di tepi kolam dan jika menyapanya, pemain akan membuka mini-game memancing yang cukup seru. Selain itu, berbagai peristiwa juga sifatnya dinamis alias bisa muncul begitu saja saat pemain sedang berpetualang sehingga misi sampingan terasa organik, alih-alih memaksa.

4. Sistem combat

Where Winds Meet punya banyak kejutan dan yang paling terlihat adalah sistem combat-nya yang begitu seru. Sistem combat di game ini terasa seperti perpaduan Sekiro: Shadows Die Twice, Rise of the Ronin dan Wuchang: Fallen Feathers, namun dengan tempo yang cepat, serangan yang terasa “berbobot” dan gaya bertarung yang variatif. Disamping itu, pemain juga tetap bisa melakukan parry dan dodge ala game Soulslike. Tingkat kesulitannya memang tidak segila game Soulslike, tapi tersedia opsi untuk menaikkan tingkat kesulitan bagi pemain yang ingin pengalaman yang lebih menantang.

5. Bisa dimainkan sendiri

Meski dipasarkan sebagai game MMO dengan fitur co-op, Where Winds Meet sebenarnya bisa dinikmati sepenuhnya sebagai game single-player jika pemain tidak tertarik bermain bersama pemain lain. Di awal permainan, pemain diberi pilihan untuk mengakses dunianya bersama pemain lain atau tetap bermain sendiri. Ceritanya game ini dirancang agar tetap masuk akal dan enak diikuti ketika dimainkan seorang diri, meski beberapa bagian memang terasa lebih menantang jika dihadapi sendirian. Selama pemain memahami skill karakter mereka dan sistem combat-nya, game ini tetap bisa ditamatkan tanpa bantuan pemain lain.

6. Gratis

ss_c707014226b644e425ade8c1ad8c75a934d79789.1920x1080.jpg
Where Winds Meet (dok. Everstone Studio)

Game free-to-play sering kali mengundang stigma negatif di mana pemain khawatir ada praktik busuk yang pada akhirnya, memaksa pemain untuk mengeluarkan uang. Untungnya, Where Winds Meet tidak seperti itu. Game ini bisa dimainkan dari awal sampai akhir tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun dan yang ditawarkan untuk dibeli hanyalah item kosmetik. Bahkan untuk daftar pun tidak perlu email atau membayar apapun, sehingga game ini benar-benar gratis. Dengan 2025 yang penuh game AAA mahal, Where Winds Meet menjadi opsi terjangkau yang cukup menggiurkan untuk dicoba.

7. Cerita memikat

Where Winds Meet memang dibuka dengan premis klise tentang "desa yang diserang penjahat", tapi ceritanya ternyata berkembang jauh lebih menarik dari dugaan awal. Cerita utamanya berpusat pada pencarian keluarga yang hilang dan misi pengkhianatan, tapi ada lapisan cerita tersembunyi yang bisa digali lebih dalam melalui misi sampingan yang terhubung erat dengan cerita keseluruhan. Gaya penceritaannya mirip game Soulslike yang alih-alih dijelaskan secara gamblang, petunjuk ceritanya disebar di mana-mana sehingga pemain yang suka mengulik bisa menemukan banyak hal di luar cerita utamanya.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa alasan mengapa Where Winds Meet jadi game MMO terbaik di 2025. Tertarik menjajal game yang satu ini?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

5 Cara Redem Roblox Gift Card yang Benar, Mudah dan Aman

15 Des 2025, 19:09 WIBTech