3 Alasan Mengapa DOTA 2 Bukan Game untuk Orang yang Emosian
Kalau punya kesabaran setipis tisu jangan bermain DOTA 2
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
DOTA 2 sangat terkenal dan digandrungi di kalangan gamer. Game bergenre multiplayer online battle arena atau MOBA ini adalah salah satu game legendaris yang sudah ada sejak lama dan memiliki basis pemain yang sangat banyak. Saking terkenalnya, tidak berlebihan jika menyebut jika hampir seluruh gamer pernah tahu atau minimal pernah sekali mencoba memainkan DOTA 2.
Meski DOTA 2 sangat populer, game ini tidak direkomendasikan buat kamu yang tidak sabar, mudah emosi, dan tidak punya banyak waktu luang. Mengapa begitu? Apa alasannya? Simak lewat inspirasi berikut, ya!
1. Durasi yang lama untuk menyelesaikan satu pertandingan
Game MOBA lain yang marak di Indonesia, misalnya Mobile Legends, memiliki durasi waktu satu pertandingan yang relatif singkat, sekitar 5 - 10 menit. Nah, dalam game DOTA 2, kamu hampir tidak akan mungkin menemukan satu pertandingan yang berakhir sebelum 20 menit, kecuali pada kondisi tertentu seperti ada pemain yang meninggalkan permainan lebih awal. Satu pertandingan dalam game DOTA 2 umumnya paling cepat selesai dalam waktu 30 menit; paling lama bisa sampai 60 menit.
Untuk pemain yang tidak punya banyak waktu atau punya kesabaran setipis tisu, hal ini tentunya akan membuat pemain merasa tidak nyaman karena harus duduk dengan durasi lama di depan layar monitor. Durasi game yang lama membuat pemain merasa harus benar-benar menginvestasikan waktunya untuk bermain DOTA 2. Padahal, tentunya masih banyak aktivitas lain yang perlu dikerjakan.
Baca Juga: 3 Tim Berpotensi Jadi Kuda Hitam di M5 World Championship
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.