TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Padahal Biasa, 5 Game Ini Malah Dapatkan Skor Tinggi dari Kritikus

Kritik terkadang tidak sejalan dengan fakta yang ada

candb.com

Kritik, skor ataupun review menjadi salah satu fenomena yang sering dipertanyakan di industri hiburan. Terlebih di industri video game, kritikan dan skor biasa tidak berjalan beriringan dengan fakta dari kualitas suatu game itu sendiri. Sehingga, banyak orang yang mulai ragu untuk melihat review-review atau skor yang ditampilkan, sebelum membeli sebuah video game.

Dalam satu dekade terakhir, ada banyak game besar yang padahal memiliki kualitas biasa-biasa saja, namun malah mendapatkan skor yang tinggi dari para kritikus. Berikut 5 diantaranya – beserta alasan mengapa itu tidak semenakjubkan yang dibayangkan.

1. Assassin’s Creed: Black Flag

gameplanet.com.au

Assassin’s Creed: Black Flag mendapatkan skor 83 persen di Metacritic yang terasa kurang begitu relevan dengan apa yang dihadirkan didalamnya. Black Flag didominasi dengan dunia lautan membosankan yang diisi dengan banyak pulau tak menarik.

Selain mayoritas gameplay yang dihabiskan untuk terombang-ambing diatas kapal, gameplay ‘darat’ yang ditawarkan Black Flag juga terasa hambar. Sebagian besar misi didaratan hanya berpusat di membuntuti target atau mengejar lalu membunuh target. Tidak ada sesuatu yang begitu menarik dari judul AC bertema bajak laut ini, selain misi repetitif dan dunia yang kurang variatif untuk dijelajahi.

Baca Juga: 5 Masalah Besar yang Industri Video Game Tidak Ingin Perbaiki

2. Rise Of The Tomb Raider

planetatrucos.com

Ketika diumumkan, Rise Of The Tomb Raider terlihat cukup menjanjikan dengan segudang peningkatan dan kehadiran ‘hub-world’ baru. Ditambah dengan skor 86 persen dari Metacritic, game ini menjadi makin menggoda untuk dimainkan. Namun seperti yang sudah bisa dibayangkan, ROTTR tidak sefantastis yang skor katakan.

Hub-world benar-benar kosong, perburuan hewan terasa basi dan cerita kurang begitu menarik untuk diikuti. Bahkan, ada momen dimana ketika melawan bos, Lara harus melakukan pertarungan yang sama diatas helikopter sebanyak tiga kali. Jika Crystal Dynamics ingin menyaingi Uncharted dari Naughty Dog, maka mereka harus lebih bisa meningkatkan kualitas Tomb Raider di masa depan.

3. Dishonored 2

gamalive.com

Secara keseluruhan, Dishonored 2 hanyalah sedikit perbaikan dari judul pertamanya, yang memiliki plot dan karakter membosankan, serta replayability yang lebih sedikit dari yang dibayangkan. Dishonored tidak memberikan konsekuensi nyata terlepas dari peringatan yang muncul tiap kali ada karakter NPC yang terbunuh.

Itu hanya ilusi konsekuensi yang tidak memiliki arah tujuan diakhir. Mekanisme stealth yang dibawa memang sangat menarik, namun digabungkan dengan cerita yang terlalu berat dan gameplay kurang menyenangkan? Dishonored 2 terasa kurang begitu pantas untuk menyandang skor 93 persen dari PC Gamer.

4. Dragon Age: Inquisition

bioware.com

Dragon Age: Inquisition merupakan RPG penuh warna, yang dipenuhi dengan quest tidak berarti, pengembangan karakter biasa dan battle-system yang melelahkan. Dengan skor 89 persen di Rotten Tomatoes, itu terasa tidak adil terlebih jika melihat bagaimana dunia yang ditawarkan Inquisition.

Besar dan beragam memang, namun itu tidak pernah terasa terbuka. Pilihan yang bisa dilakukan juga terasa dangkal dan tidak menciptakan hasil apapun kedepannya. Pujian memang dilontarkan ketika Inquisition pertama kali dirilis pada tahun 2014 silam. Namun, ketika The Witcher 3 dirilis setahun setelahnya dan menunjukkan seberapa hebatnya itu, apa yang buruk dari Inquisition akhirnya perlahan terlihat.

Baca Juga: 5 Video Game yang Sebenarnya Layak Dapatkan Perhatian Lebih di 2018

Verified Writer

Arif Gunawan

Noob Tech Writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya