Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Clove
Clove (dok. Riot Games/Valorant)

Sama seperti game kompetitif pada umumnya, VALORANT juga terbilang cukup rajin dalam melakukan buff dan nerf pada Agent mereka. Tentunya, hal ini dilakukan guna menciptakan rotasi, agar Agent yang digunakan tidak itu-itu saja. Meski begitu, ada satu Agent yang tetap laris di Competitive, padahal sudah kena nerf habis-habisan oleh Riot Games.

Yup, siapa lagi kalau bukan Clove. Sejak dirilis pada Maret 2024 lalu, Clove selalu menjadi Controller andalan para pemain Competitive. Berdasarkan laman Tracker Network, Clove bahkan setia menduduki urutan pertama sebagai Agent dengan pick rate tertinggi, yaitu sebesar 52,6 persen.

Meski Clove kerap mendapatkan nerf besar-besaran, tetapi Controller yang satu ini tetap menjadi primadona bagi para pemain VALORANT. Kira-kira kenapa Clove tetap laku padahal sering kena nerf di VALORANT? Yuk, simak penjelasan berikut!

1. Clove merupakan Agent yang mudah digunakan

Clove (dok. Riot Games/Valorant)

Clove memang tidak bisa berteleportasi seperti Omen atau memberikan smoke yang tebal seperti Brimstone. Meski begitu, Clove tetap menjadi Controller andalan bagi hampir semua orang. Alasannya karena Clove tidak memiliki skill yang rumit, tetapi tetap berguna.

Cara Clove menaruh smoke tidak sekompleks Controller lain, seperti Omen atau Astra. Clove juga tidak membutuhkan line up yang rumit, seperti Viper. Meski cara Clove menaruh smoke mirip dengan Brimstone, tetapi Brimstone tetap merupakan Agent yang penuh perhitungan. Pasalnya, smoke Brimstone tidak memiliki cooldown.

Karena skill milik Clove yang mudah digunakan, Clove bisa menjadi opsi bagi para pemain yang tidak terlalu paham dalam menggunakan Controller. Siapa saja bisa menguasai Agent ini hanya dengan sekali mencobanya. Yang perlu kamu pahami hanyalah mencari titik yang tepat untuk membatasi visi musuh.

2. Duelist berkedok Controller

Clove (dok. Riot Games/Valorant)

Salah satu alasan kenapa Clove sangat jarang digunakan oleh pro player ialah karena Clove bukan tipe Controller yang begitu menguasai seluruh map. Kebanyakan skill Clove lebih mirip seperti Duelist ketimbang seorang Controller. Clove memang tidak memiliki mobilitas tinggi yang memungkinkannya untuk melakukan entry secara instan.

Meski begitu, beberapa skill Clove bisa mengubah perannya dari Controller menjadi Duelist. Meddle milik Clove memungkinkannya untuk memberikan efek Decay yang dapat mengurangi HP musuh untuk sementara. Skill ini bisa digunakan untuk membersihkan site, karena musuh yang terkena Meddle pasti akan langsung mundur atau bersembunyi.

Selain itu, Clove juga memiliki Pick-Me-Up dan Not Dead Yet yang memungkinkannya untuk bertahan lebih lama dalam sebuah ronde. Pick-Me-Up milik Clove sangat mirip dengan Devour milik Reyna. Ketika Clove mendapatkan kill atau assist, Pick-Me-Up memberikan Clove Overheal untuk sementara. Meski hanya sementara, tetapi skill ini bisa memperpanjang usia Clove karena efek Overheal memberikan Clove darah tambahan.

Selain itu, ultimate Clove, Not Dead Yet, memungkinkan Clove untuk bangkit dari kematian. Setelah mati, kamu hanya perlu mendapatkan kill atau assist untuk bangkit kembali. Hal ini membuat Clove menjadi Agent yang mandiri, karena dirinya tidak membutuhkan Sage untuk bangkit dari kematian.

Ketiga skill tersebut tentunya menjadi salah satu alasan kenapa Clove sangat diminati. Pasalnya, Duelist merupakan role yang sering menjadi rebutan dalam Competitive. Itu karenanya, Clove bisa menjadi opsi ketika tim kamu membutuhkan Controller, tetapi kamu ingin bermain Duelist.

3. Bisa memberikan smoke setelah mati

Clove mengaktifkan Not Dead Yet. (dok. Riot Games/VALORANT)

Salah satu kelebihan Clove yang tidak dimiliki oleh Controller lain ialah dirinya tetap bisa memberikan smoke meskipun sudah mati. Dalam lore VALORANT sendiri diceritakan bahwa Clove memang makhluk abadi. Itu alasannya, Clove bisa bangkit dari kematian dan tetap memberikan smoke meskipun sudah mati.

Controller kerap menjadi incaran karena mereka sangat berperan penting dalam membatasi visi musuh. Namun, ketika menggunakan Clove, kamu tidak perlu takut untuk mati. Selain karena Clove dibekali oleh skill yang membuatnya bisa bertahan lebih lama, Clove juga tetap bisa membatasi visi musuh meskipun sudah mati.

Tentunya ini merupakan keunggulan yang tidak dimiliki oleh Controller lain. Ketika Controller mati, maka tim harus lebih berhati-hati, karena tidak ada orang yang bisa membatasi visi musuh. Namun, hal tersebut sama sekali tidak berlaku bagi Clove.

Tampaknya, upaya Riot untuk menyingkirkan Clove dari META selalu berakhir sia-sia. Buktinya, Clove tetap laku padahal sering kena nerf di VALORANT. Jadi, bagaimana pendapatmu tentang Agent asal Skotlandia yang satu ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team