9 Controller Video Game untuk Difabel, karena Ngegame Hak Semua Orang!

Controller ini diluncurkan pada September 2018 lalu oleh Microsoft. Fitur yang dimiliki oleh Xbox Adaptive Controller memungkinkan sistem untuk menggabungkan dua gamepad.

Ini sangat membantu untuk mereka yang kesulitan memegang controller dengan kedua tangan. Microsoft ingin mewujudkan visinya, yaitu “gaming for everyone”.

Controller ini diinspirasi oleh teman pembuatnya, Julio Vazquez yang kehilangan tangan kanannya. Setelah beberapa kali percobaan yang gagal, Vazquez akhirnya berhasil menggabungkan dua bagian Joy-Con menjadi satu.

Seorang mahasiswa bernama Peter Byrne mengirimkan email ke Sony mengenai desain DualShock 4 Controller. Ia mengatakan bahwa touchpadnya terlalu sensitif sehingga ia yang menderita penyakit cerebral palsy tidak bisa menggunakannya. Sehari setelahnya, Nawabi, seorang pegawai Sony merespon emailnya dan memberikan controller custom agar dapat digunakan oleh Byrne.

LP Pad berbentuk seperti controller Xbox tapi memiliki ukuran yang besar. Walaupun besar, beratnya tidak sampai setengah kilogram. Ini karena LP Pad didesain untuk dipangku oleh penggunanya.

Setiap tombolnya sensitif sehingga tidak memerlukan banyak tenaga untuk mengoperasikannya. Selain itu, pengguna juga bisa menancapkan “chin stick” jika tidak bisa menekan tombol.

Controller yang dikembangkan oleh Valve ini sangat mudah dimodifikasi. Seorang pengguna bernama Chris Hepburn mengatur ulang letak tombol di game Skyrim untuk bisa dimainkan hanya dengan satu tangan. Selain itu, Hepburn juga telah merancangnya untuk bisa digunakan orang-orang kidal.

Controller ini dapat dioperasikan dengan menggerakkan pantat. Gimana caranya? Pengguna tinggal duduk di atas pad yang sudah dimodifikasi, kemudian memindahkan berat badan ke sisi yang diinginkan. Ben Krasnow merancang controller ini untuk memudahkan para tunadaksa.

Jika normalnya controller Guitar Hero berbentuk seperti gitar, controller yang satu ini berbentuk pedal. Ben Heck adalah orang yang pertama kali menggagasnya.

Ia menambahkan pedal untuk menggerakkan controller gitar. Temuan tersebut kini bisa dibuat oleh siapa saja yang menginginkannya karena Heck membagikan cara-caranya.

Jouse3 bukan sekadar controller. Pengguna bisa memakai Jouse3 sebagai mouse. Mereka tinggal menggerakkannya dengan bibir, pipi, atau hidung.

Ini membuat orang-orang yang memiliki keterbatasan bergerak bisa mengakses game, internet, dan lainnya. Aksesori lain seperti webcam dan mikrofon bisa ditambahkan untuk meningkatkan keakuratannya.

Quadstick didesain untuk orang yang lumpuh atau memiliki keterbatasan gerak. Controller ini dapat dioperasikan menggunakan mulut dan suara.

Terdapat sensor isapan, tiupan, dan sensor bibir yang akan diubah ke gerakan di dalam game menggunakan software spesial. Selain itu, QuadStick juga memiliki jangkauan yang luas. Pengguna bisa menggunakannya di PlayStation 3, PC, Xbox 360, dan Xbox One.

Inovatif sekali ya para perancang controller tersebut. Mereka memiliki harapan yang sama, yaitu untuk membuat game bisa dinikmati semua orang tanpa pengecualian.