Evolusi Game Crash Bandicoot dari Pulau Wumpa hingga Mendunia

Jika kamu lahir pada tahun 90-an dan bermain Playstation pasti tidak asing dengan game Crash Bandicoot. Pada saat itu, pemilik studio game Naughty Dog, Andy Gavin dan Jason Rubin memiliki kesepakatan dengan Universal Studios dan bertekad untuk membuat game dengan genre platforming. Hal utama yang ada di benak mereka adalah untuk menyaingi game 2 dimensi seperti Sonic atau Mario, menjadi game 3 dimensi.
Mereka menginginkan sebuah karakter yang nyeleneh, dunia yang kontras, dan mekanisme permainan yang menyenangkan sekaligus menantang. Mari kita telusuri evolusi ikon PlayStation ini yang memulai bisnis waralaba mereka dengan penuh lompatan dan petualangan tak terduga, seperti Crash.
1. Masa keemasan yang dimulai oleh Naughty Dog, 1996-1999

Seri Crash Bandicoot membuat Playstation semakin melejit pada tahun 1996, membawa genre platforming yang cepat dan desain dunia yang kontras dan penuh warna. Crash Bandicoot juga menawarkan kesulitan, tetapi juga memberikan tantangan yang membuat ketagihan para pemainnya. Ide nama Crash muncul jauh kemudian hari ketika dalam proses pengembangan game ini, yang mungkin terinspirasi oleh mekanisme game yang secara literal mendorong pemain untuk menghancurkan peti dan menabrakkan karakter Crash pada objek di sekitarnya.
Lalu, mengapa desain karakter Crash tidak memiliki leher? Ide ini justru muncul dari untuk menyiasati keterbatasan grafis pada konsol dan teknologi televisi saat itu. Para pengembang juga sengaja membuat wajah Crash lebih besar dan tubuhnya berwarna oranye agar para gamer dapat melihat ekspresinya dan mudah untuk mengidentifikasi tubuh Crash di tengah latar hutan yang kompleks.
Setelah seri Crash Bandicoot pertama rilis, mereka melanjutkan proyek tersebut dan merilis Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back yang berhasil memperbaiki mekanisme permainan, membuat kontrol yang lebih halus, dan dunia yang lebih luas. Seri ini akhirnya ditutup oleh Crash Bandicoot: Warped yang menawarkan konsep time travel, Coco Bandicoot sebagai karakter yang dapat dimainkan, serta senjata bazooka berpeluru buah.
2. Setelah era Naughty Dog, 2000-2010

Setelah dilepas oleh Naughty Dog, seri Crash Bash memberikan kesan dan warna tersendiri bagi para penggemar game ini. Sementara itu The Wrath of Cortex gagal untuk mereplikasi formula yang dimiliki oleh Naughty Dog. Lalu, dirilis lah Crash Twinsanity yang melakukan pendekatan dengan menawarkan dunia yang lebih luas. Meski begitu, seri ini tetap gagal mengembalikan animo para pemain seperti ketika era emas mereka pada tahun 90-an.
Seri ini terus menghadapi tantangan dan rintangan berat, ketika seri Crash of The Titans dan Mind Over Mutant yang menawarkan gaya dan mekanisme permainan yang berbeda, justru tidak banyak disukai oleh basis penggemar mereka. Pada tahun 2006 pula, hak perilisan untuk Crash beralih ke Sierra Entertainment, yang saat itu dimiliki oleh Vivendi, yang kemudian bergabung dengan Activision.
3. Kembalinya masa kejayaan dan nostalgia, 2017 hingga hari ini

Sama seperti Crash dengan jurus berputar untuk menghantam musuhnya, seri Crash Bandicoot N. Sane Trilogy yang dirilis pada tahun 2017 berhasil menyalakan kembali animo para pemain. Remake dari 3 seri awal game ini menawarkan kembali platforming klasik kepada generasi baru dan memodifikasi seluruh elemen grafis menjadi relevan dengan konsol terkini pada masa itu, Playstation 4. Kesuksesan tersebut, diikuti oleh Crash Team Racing Nitro-Fueled yang kembali membangkitkan nostalgia Crash Team Racing, dan juga mendorong rilisnya Crash Bandicoot 4: It's About Time pada tahun 2020.
Dari maskot Playstation, sempat dilupakan, dan kembali ke pusaran pasar game, apa kamu lebih memilih setia dengan versi klasiknya atau lebih menyukai remake dari Crash? Namun, yang pasti bertahannya waralaba Crash hingga hari ini telah membuktikan bahwa Crash masih bisa terus berputar dan menawarkan ide-ide segar di masa depan.