10 Fakta Penting Nintendo Switch, Penebus Kegagalan Konsol Wii U

Nintendo Switch adalah konsol game pertama yang bisa dimainkan sebagai konsol rumahan sekaligus handheld portable. Pemain bisa melanjutkan permainan dari TV ke mode genggam hanya dengan melepas konsol dari dock. Fleksibilitas ini menjadi salah satu alasan utama popularitasnya.

Kontroler Joy-Con yang digunakan di Switch dapat dilepas dan digunakan secara terpisah. Satu set Joy-Con bahkan bisa langsung dipakai untuk dua pemain tanpa aksesori tambahan. Fitur ini membuat Switch sangat ramah untuk permainan bersama teman atau keluarga. Ini juga menjadi pembeda Switch dari konsol lain yang membuatnya sukses besar.

Switch memiliki fitur getaran canggih bernama HD Rumble. Teknologi ini memungkinkan Joy-Con menirukan sensasi nyata, misalnya es batu berguling dalam gelas atau bola yang jatuh. Hal ini menambah imersi dan pengalaman bermain lebih realistis.

Nintendo Switch menggunakan Game Card yang mirip kartu SD alih-alih kepingan cakram. Uniknya, kartu game ini dilapisi zat pahit bernama denatonium benzoate agar tidak tertelan anak kecil. Walau aman, banyak gamer penasaran dan mencoba mencicipinya.

Berbeda dari konsol Nintendo sebelumnya, Switch bersifat region-free. Artinya, game dari Jepang, Amerika, atau Eropa tetap bisa dimainkan di konsol mana pun. Hal ini memudahkan pemain untuk mengakses lebih banyak koleksi game.

Selain handheld dan docked, Switch juga bisa dipakai dalam mode tabletop. Konsol cukup diletakkan di atas meja dengan kickstand bawaan, lalu Joy-Con digunakan secara wireless. Mode ini cocok untuk bermain bersama tanpa perlu layar TV besar.

Nintendo Switch terjual sangat cepat di seluruh dunia setelah perilisannya. Dalam waktu kurang dari setahun, penjualannya berhasil melampaui Wii U yang gagal di pasaran. Hingga kini, Switch menjadi salah satu konsol tersukses sepanjang masa. Menariknya, kualitas grafis Switch jelas kalah dari PS4, namun, ia mampu bersaing dalam hal angka penjualan.

Nintendo sempat menghadirkan aksesori unik bernama Nintendo Labo yang terbuat dari kardus. Labo bisa dirakit menjadi berbagai bentuk seperti setir mobil, pancingan, hingga robot. Kreativitas ini menunjukkan betapa inovatifnya Nintendo dalam memanfaatkan Switch. Akan tetapi, inovasi ini juga menuai kritik, karena Nintendo menjual alat berbahan kardus dengan harga cukup majal.

Model Switch generasi pertama memiliki baterai dengan daya tahan 2,5–6,5 jam. Pada revisi 2019, daya tahan meningkat menjadi 4,5–9 jam. Sementara Switch Lite mampu bertahan sekitar 3–7 jam.

Selain Switch Lite, Nintendo juga merilis Switch OLED dengan layar 7 inci yang lebih tajam dan jernih. Versi ini memiliki kickstand lebih lebar, suara speaker lebih baik, serta penyimpanan internal lebih besar. Kehadiran edisi OLED menambah pilihan menarik bagi para penggemar, sehingga angka penjualannya pun semakin meningkat..

Nintendo Switch bukan hanya sekadar konsol yang sukses secara penjualan, tetapi juga simbol kebangkitan Nintendo setelah kegagalan Wii U. Pertanyaannya, mampukah Nintendo Switch 2 mengulangi kesuksesan luar biasa ini?