[REVIEW] Story of Seasons: A Wonderful Life—Remake yang Tak Memuaskan

Terasa kuno meski ada pembaruan

Seri game Harvest Moon telah melegenda sejak 1990-an. Namun, fans dibuat bingung karena pengembangnya berpisah jalan. Harvest Moon kini menjadi dua game berbeda. Natsume yang memegang hak atas nama Harvest Moon berjalan dengan nama yang sama. Sementara, Marvelous yang kini menggandeng XSEED mengembangkan Harvest Moon di bawah nama Story of Seasons.

Story of Seasons baru-baru ini merilis remake salah satu seri game Harvest Moon terbaik. Marvelous/XSEED mengenalkan Story of Seasons: A Wonderful Life—yang dahulunya Harvest Moon: A Wonderful Life—pada 27 Juni 2023. Gamer di seluruh dunia sudah bisa memainkannya lewat berbagai konsol generasi terbaru, termasuk Nintendo Switch, Xbox Series X/S, PlayStation 5, dan PC.

Penulis sendiri memainkannya di Xbox Series S. Harga game digitalnya bervariasi sesuai region dan konsolnya. Sayangnya, remake salah satu serial Harvest Moon ini rupanya tidak memuaskan jika dibandingkan dengan Story of Seasons: Pioneers of Olive Town dan Doraemon Story of Seasons: Friends of the Great Kingdom yang sebelumnya sudah rilis. Lebih jelasnya, begini review Story of Seasons: A Wonderful Life.

1. Jalan cerita yang sama dengan 20 tahun yang lalu

https://www.youtube.com/embed/-uauDjUlbmg

Harvest Moon: A Wonderful Life rilis pertama kali di GameCube pada 2003 silam. Setelah 20 tahun, game ini akhirnya direka ulang. Namun, jalan ceritanya secara umum masih sama.

Gamer memainkan seorang karakter muda dari kota. Dia pergi ke sebuah desa bernama Forgotten Valley—versi baru Forget-Me-Not Valley—untuk mengurus pertanian mendiang ayahnya. Gamer lalu bertemu Takakura, seorang sahabat ayahnya, yang ikut mengurus pertanian sejak masa muda.

Takakura mengenalkan gamer kepada pertanian yang mulai lesu. Dia juga menyampaikan segala mimpi ayahnya untuk membangun pertanian yang megah. Takakura berharap gamer bisa membesarkannya dengan serius, bahkan meminta gamer untuk secepat mungkin menikah pada tahun pertama.

Seperti game lamanya, jalan cerita Story of Seasons: A Wonderful Life sendiri terbagi menjadi enam babak. Tiap babak berlangsung dalam rentang tahun dalam game yang berbeda-beda. Totalnya mencapai 30 tahun. Mereka juga punya cerita yang beragam—mengikuti alur maju kehidupan pada umumnya, seperti menikahi pasangan, membesarkan anak, dan menua bersama.

2. Gameplay standar saja seperti kebanyakan game farming simulation besutan Marvelous

[REVIEW] Story of Seasons: A Wonderful Life—Remake yang Tak MemuaskanStory of Seasons: A Wonderful Life (dok. Marvelous/Story of Seasons: A Wonderful Life)

Sewajarnya remake, fans pasti menunggu pembaruan. Namun, gameplay pada Story of Seasons: A Wonderful Life tidak berbeda dengan versi orisinalnya. Tugas-tugas mengurus kebun dan ternak bekerja seperti yang sudah-sudah.

Gamer mendapat dua lahan tanam pada awal permainan: satu dengan tanah subur dan satu lagi dengan tanah yang kurang subur. Lahan ini bisa berkembang menjadi tiga seiring perjalanan dalam game. Cara mengurus tanaman tidak jauh dari menyiramnya tiap hari dan memberinya pupuk.

Gamer juga mendapatkan seekor sapi pada awal permainan. Cara merawatnya seperti cara merawat ternak dalam Harvest Moon: A Wonderful Life. Bahkan, mekanisme mengeluarkan ternak dari kandang sama persis: tinggal membunyikan lonceng agar mereka bisa keluar masuk secara otomatis.

Bedanya mungkin terasa saat mengembangkan pertanian. Rasanya sulit sekali untuk sekadar membangun fasilitas baru. Harganya mahal, sedangkan kemampuan mengisi pundi-pundi sulitnya minta ampun.

Fasilitas-fasilitas yang tadinya terjangkau—bahkan bisa dibangun pada tahun pertama dengan kerja keras— jadi tidak terjangkau lagi. Processing Room, ruangan untuk mengubah susu menjadi keju, misalnya, mengalami kenaikan harga. Tadinya seharga 30 ribu G, kini ia menjadi 150 ribu G.

Di sisi lain, berkat perubahan ini, gamer dituntut untuk menjalankan strategi lain dari yang pernah dijalankan 20 tahun lalu. Ini seperti meraba kembali cara-cara terbaik dalam mencapai tujuan. Gamer disadarkan kalau kita tengah menghadapi kompleksitas yang berbeda.

Baca Juga: 3 Alasan Kamu Harus Coba Story of Seasons: A Wonderful Life

3. Grafik modern dengan fitur yang terkesan kuno

[REVIEW] Story of Seasons: A Wonderful Life—Remake yang Tak MemuaskanStory of Seasons: A Wonderful Life (dok. Marvelous/Story of Seasons: A Wonderful Life)

Grafik boleh jadi yang paling kentara. Story of Seasons: A Wonderful Life menyajikan gambar dengan kualitas mumpuni. Maklum, jaraknya dengan versi orisinal terbentang hingga 20 tahun. Pemutakhiran dari segi grafik harus dikejar.

Grafik game barunya memang terasa mulus dan berbinar. Hampir tidak ada lekuk kasar, terutama di antara subjek dan foreground/background. Visual karakter-karakternya juga jadi tampak lebih manis.

Sayangnya, pemutakhiran ini tidak dibarengi dengan fitur-fitur modern yang memuaskan. Paling kamu cuma bisa kustomisasi karakter, termasuk gender, agar lebih cocok dengan gamer. Selebihnya, terasanya seperti memainkan game hari ini dengan fitur 20 tahun lalu. Jatuhnya jadi seperti game kuno.

Padahal, Marvelous telah menelurkan serial modern, seperti Story of Seasons: Pioneers of Olive Town (2021) dan Doraemon Story of Seasons: Friends of the Great Kingdom (2022). Beragam game farming simulation juga telah banyak berkembang. Stardew Valley, misalnya, menarik dimainkan meski dalam balutan grafik piksel. Seharusnya, mereka bisa mengadopsi beberapa fitur dari yang sudah ada agar tidak sekadar hadir dengan grafik yang dimutakhirkan. Sebab, mereka yang dimainkan dalam grafik piksel yang dianggap tua saja jadi menarik karena fitur-fitur yang menggugah.

4. Audio terbilang aman meski musiknya bukan sesuatu yang bisa diingat

https://www.youtube.com/embed/GJdTETsH1yo

Audio, terutama musik, boleh disebut sebagai bagian yang tidak bisa banyak dikomentari dalam review Story of Seasons: A Wonderful Life ini. Suara-suaranya terbilang aman sepanjang permainan. Hanya saja musiknya tidak ikonis. Ia bukan sesuatu yang bisa diingat.

Gamer sebenarnya punya dua pilihan musik pada awal permainan. Ini bisa diakses melalui gramofon di rumah. Musiknya mungkin juga bisa bertambah jika membeli piringan hitam. Namun, musik ini tidak begitu berpengaruh dalam permainan. Mau seperti apa pun alunannya, suasananya terasa begitu-begitu saja dalam keseharian, kecuali—mungkin—dalam cutscene.

5. Jadi remake yang tidak memuaskan

[REVIEW] Story of Seasons: A Wonderful Life—Remake yang Tak MemuaskanStory of Seasons: A Wonderful Life (dok. Marvelous/Story of Seasons: A Wonderful Life)

Review Story of Seasons: A Wonderful Life ini bermuara pada satu simpulan: tidak memuaskan. Game ini tidak jelek, tetapi juga tidak bagus-bagus amat untuk zaman sekarang. Nilainya totalnya bolehlah berada di angka 3/5, di tengah-tengah antara bagus dan tidak alias biasa saja.

Game ini sebenarnya bisa dikembangkan lagi karena zaman sudah berubah. Yang paling menarik tentu jika developer bisa menghadirkan fitur-fitur tertentu yang menarik. Contohnya developer bisa memperpanjang waktu dalam semusim, dari yang tadinya 10 hari dalam 1 musim menjadi 30 hari dalam 1 musim, seperti kebanyakan game Story of Seasons.

Ini bisa dibarengi dengan menghadirkan perkembangan karakter yang mendalam. Beri sentuhan dengan mengeksplorasi latar belakang masing-masing karakter. Sajikan detail yang mampu membuat gamer terikat dengan game itu sendiri. Apalagi, Story of Seasons: A Wonderful Life tidak hanya menawarkan kehidupan bertetangga, tetapi juga romansa di sebuah desa yang berujung kepada pernikahan pada tahun pertama.

Bagi pembaca yang memang fans Story of Seasons, game ini mungkin boleh masuk sebagai koleksi. Namun, bagi yang tidak begitu menggandrungi Story of Seasons—apalagi baru akan bermain—game ini tidak penting-penting amat untuk hadir di perpustakaan game kamu. Dengan harga ratusan ribu, kamu bisa membeli game farming simulation lain yang lebih seru. Silakan saja coba Story of Seasons: Friends of Mineral Town yang direka ulang 3 tahun lalu. Harga game digitalnya cuma Rp67.999 di Steam Summer Sale 2023.

Baca Juga: 3 Fitur Karakter Story of Seasons: A Wonderful Life yang Menarik

G.N. Putra Photo Verified Writer G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya