Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Game Aksi Petualangan Terbaik yang Terlupakan oleh Waktu

279018.jpg
Enslaved: Odyssey to the West (dok. Ninja Theory)
Intinya sih...
  • Remember Me: Debut Dontnod yang underrated dengan alur cerita kompleks dan dunia sci-fi unik.
  • Enslaved: Odyssey to the West: Pengalaman singkat tapi berkesan dengan desain level yang berbeda.
  • Prototype: Cerita gelap dan brutal, pemain merasa seperti supervillain daripada superhero.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nasib setiap game yang lahir bisa berbeda-beda. Ada yang ketika dirilis meraih sambutan meriah dari para pemain dan bertahan selama bertahun-tahun dengan banyak penggemar loyal, namun ada juga yang perilisannya cenderung sepi dan bertahun-tahun kemudian hilang bak ditelan waktu. Beberapa game seperti itu adalah game aksi petualangan yang karena berbagai alasan, menjadi cepat terlupakan padahal secara kualitas masih jauh dari kata buruk. Game apa saja itu? Berikut daftarnya.

1. Remember Me

Sebelum dikenal lewat Vampyr dan Life is Strange, Don’t Nod sebenarnya memulai debut lewat Remember Me, sebuah game aksi petualangan yang cukup underrated. Kualitasnya memang naik-turun di mana sistem combat terlihat spektakuler tapi sering membuat frustasi dan puzzle-nya terkadang juga terasa kurang intuitif. Akan tetapi, jika bisa memaklumi kekurangan gameplay dan alur ceritanya yang kompleks, ada dunia sci-fi unik yang menunggu untuk dijelajahi dengan konsep yang memicu rasa penasaran. Untuk sebuah proyek perdana, Remember Me bisa dibilang langkah yang cukup menjanjikan.

2. Enslaved: Odyssey to the West

Sejak adegan pembuka ketika pemain kabur sebagai karakter mirip Sun Go Kong yang bertarung melawan robot dengan sistem combat yang koreografinya rapi dan sinematik, langsung terasa jika Enslaved: Odyssey to the West berbeda. Begitu dilepas ke dunia luar, pemain langsung disuguhi pemandangan kiamat yang indah, parkour di reruntuhan peradaban lama dan menyadari bahwa game ini harusnya lebih dilirik. Bagi penggemar game aksi petualangan yang sudah terbiasa dengan desain level yang cenderung linear, Enslaved: Odyssey to the West jadi pengalaman singkat tapi berkesan.

3. Prototype

Cerita yang diusung Prototype cenderung gelap dan “edgy”, dengan aspek kekerasan yang super brutal. Game ini mungkin kurang sesuai dengan selera modern, tapi justru di situlah daya tariknya di mana pemain lebih merasa seperti supervillain daripada superhero. Secara teknis, pemain belum tentu karakter jahat, tapi tindakan seperti melahap tentara musuh, melempar kendaraan sembarangan di kota, menghancurkan bangunan hingga menyebar senjata biologis untuk menghabisi apa pun di depan jelas jauh dari sifat superhero. Terlepas dari itu semua, game ini tetap sangat layak dicoba.

4. Dante’s Inferno

Bagi para penggemar God of War yang dulu tidak memiliki konsol PlayStation, Dante’s Inferno terasa seperti anugerah karena game ini juga tersedia di Xbox 360. Sayangnya, EA tidak melanjutkannya sehingga kini, game ini lebih banyak hidup di ingatan orang-orang yang sempat memainkannya. Paruh kedua game ini memang terasa repetitif, tapi paruh pertamanya sangat kuat lewat cerita, adegan sinematik, combat, puzzle dan elemen platforming yang benar-benar mengesankan. Bagian akhirnya masih tergolong oke untuk ukuran game aksi sehingga masih cukup direkomendasikan.

5. Asura’s Wrath

Asura’s Wrath memiliki sistem combat yang sebenarnya sangat sederhana dan cenderung kaku, tapi tetap jadi salah satu game paling berkesan berkat cerita, karakter dan soundtrack yang luar biasa megah. Secara visual, game ini tampak spektakuler terutama ketika pertarungan bos melawan dewa Buddha raksasa yang disajikan dengan dengan beberapa QTE. Format episodik dan ending yang dijual lewat DLC menjadi beberapa alasan mengapa game ini pada masanya kurang begitu dilirik. Kendati demikian, suasana game ini begitu kuat sampai-sampai kelemahannya bisa termaafkan.

6. Mirror’s Edge

Dengan genre puzzle platformer dari perspektif first-person yang sudah langka, kesempatan mengendalikan ahli parkour yang kabur dari rezim totaliter membuat Mirror’s Edge terasa sangat spesial. Gunplay-nya memang payah, namun pergerakan karakternya begitu mulus sehingga pemain nyaris tidak pernah tergoda untuk menggunakan senjata. Meski sudah mendapatkan sekuel pada 2016, hingga kini, tidak banyak yang mengetahui betapa spesialnya game ini. Mirror’s Edge bukan hanya sekadar game bagus, tapi juga sebuah mahakarya yang sampai sekarang belum tertandingi di genrenya.

7. Castlevania: Lords of Shadow

MercurySteam merupakan studio yang terbilang hebat karena berhasil mengemas Castlevania: Lords of Shadow menjadi game Metroidvania modern dengan sistem combat hack-and-slash yang brutal dan memuaskan. Game ini adalah contoh dari bagaimana berbagai elemen seperti sistem combat, progress karakter, puzzle, platforming, pertarungan melawan bos, cerita, visual, desain level hingga soundtrack dirajut jadi pengalaman aksi petualangan yang sempurna. Sayangnya, terlepas dari fakta bahwa sudah melahirkan sekuel, game ini sampai sekarang cukup jarang dibicarakan.

Itulah tadi ulasan mengenai beberapa game aksi petualangan terbaik yang terlupakan oleh waktu. Pernah memainkan game-game di atas?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

7 Game Aksi Petualangan Terbaik yang Terlupakan oleh Waktu

17 Des 2025, 07:10 WIBTech