7 Game JRPG yang Lahir dari Kampanye Kickstarter

- Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes, suksesor spiritual Suikoden, meledak di Kickstarter dan memungkinkan skala game ini diperluas.
- Armed Fantasia, suksesor spiritual Wild Arms dengan visual menarik dan sistem combat berbasis giliran yang menantang.
- Sea of Stars, game RPG indie terbaik dengan soundtrack dari Yasunori Mitsuda dan gaya visual 16-bit yang memukau.
Crowdfunding menjadi salah satu inovasi paling penting di industri gaming beberapa tahun terakhir, karena tidak semua studio bisa mendapat dukungan finansial dari publisher. Tanpa crowdfunding, banyak pengembangan game akan terhenti sebelum selesai. Platform crowdfunding ternama seperti Kickstarter sudah melahirkan banyak game JRPG spektakuler dan fakta bahwa game-game tersebut bisa terealisasi berkat dukungan dana dari para komunitas pemain membuat pengalaman ketika memainkannya terasa jauh lebih istimewa. Berikut 7 game JRPG yang lahir dari Kickstarter.
1. Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes
Diperkenalkan pada Juli 2020 sebagai suksesor spiritual Suikoden, kampanye crowdfunding Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes di Kickstarter langsung meledak. Target awal US$350 ribu tembus puluhan kali lipat dan memungkinkan skala game ini diperluas sekaligus melahirkan game spin-off berjudul Eiyuden Chronicle: Rising. Antusiasme setinggi itu masuk akal mengingat pengembangan game ini dipimpin mendiang Yoshitaka Murayama (kreator Suikoden) bersama Junko Kawano sebagai penulis. Menariknya, tak lama setelah game ini berhasil mencapai target crowdfunding, Konami langsung mengumumkan versi remaster dari Suikoden I dan II.
2. Armed Fantasia
Bertahun-tahun kemudian, produser utama seri Wild Arms yaitu Akifumi Kaneko, mencoba menghidupkannya kembali seri tersebut lewat Armed Fantasia, sebuah suksesor spiritual yang mempertahankan tema Wild West, karakter bersenjata, perburuan harta karun di dungeon yang sangat menantang. Trailer perdananya di Kickstarter menampilkan visual yang memikat dan sistem combat berbasis giliran yang disebut Cross Order Tactics. Sayangnya, meski telah mencapai target crowdfunding, game ini sampai sekarang masih belum dirilis karena masih kesulitan menemukan publisher.
3. Sea of Stars
Setelah mengejutkan industri gaming dengan memadukan genre platformer dan metroidvania di The Messenger, Sabotage Studio mengejar mimpi lama mereka yaitu merilis game RPG. Mereka melibatkan komunitas pemain lewat kampanye Kickstarter untuk game berjudul Sea of Stars dengan target US$100 ribu. Targetnya tentu saja tercapai, bahkan mencapai US$1,2 juta. Janji bahwa game ini akan menghadirkan soundtrack dari Yasunori Mitsuda (Chrono Trigger) dan gaya visual 16-bit langsung memicu antusiasme pemain dan hasil akhirnya tidak mengecewakan. Ketika dirilis pada 2023, game ini dianggap sebagai game JRPG indie terbaik.
4. Chained Echoes
Chained Echoes merupakan proyek ambisius garapan satu orang yaitu Matthias Linda. Setelah tujuh tahun mengerjakan sendirian, ia membuka kampanye di Kickstarter pada Februari 2019 dengan target US$65 ribu untuk membantu biaya pembuatan soundtrack dan aspek lain di luar keahliannya. Dana yang terkumpul justru menembus US$140 ribu dan menarik perhatian publisher indie yaitu Deck13 yang kemudian membantu perilisan game ini. Hasilnya memenuhi ekspektasi di mana game ini hadir dengan sistem combat berbasis giliran dengan mekanisme Overdrive yang unik, karakter berbeda-beda dan konten post-game yang seru.
5. Kingdoms of the Dump
Meski judulnya agak aneh, Kingdoms of the Dump justru jadi game indie yang menarik, terlebih karena game ini diciptakan oleh dua orang benar-benar bekerja sebagai petugas kebersihan. Terinspirasi dari game JRPG era SNES, game ini sukses mengumpulkan lebih dari US$76 ribu dari target awal US$60 ribu di Kickstarter. Ceritanya mengikuti perjalanan Dustin Bisnley, seorang pengawal muda yang dituduh menculik King Garbagia dan harus membuktikan dirinya tidak bersalah sembari melawan organisasi jahat yang mengancam kerajaan. Gameplay-nya memadukan eksplorasi melintasi darat, laut dan udara dengan sistem combat berbasis giliran.
6. Quartet
Quartet kemungkinan terinspirasi dari Octopath Traveler karena kemiripan konsepnya di mana pemain bisa memilih urutan empat chapter pertama dengan karakter utama berbeda sebelum akhirnya delapan karakter bergabung dan menghadapi konflik besar untuk mengakhiri perang. Sistem combat-nya klasik berbasis giliran dengan elemen strategi, di mana pemain bisa berganti anggota party dengan seamless dan memanfaatkan kemampuan unik tiap karakter, alih-alih sekadar menekan tombol serang. Ceritanya memang berkembang perlahan, tapi ketika mulai berjalan, plotnya terasa matang dan menarik untuk terus diikuti.
7. SacriFire
Pixelated Milk yang sebelumnya sukses lewat kampanye crowdfunding Regalia: Of Men and Monarchs, kembali ke Kickstarter dengan game yang lebih ambisius berjudul SacriFire, sebuah game JRPG terinspirasi dari Vagrant Story dan Xenogears. Game ini dijadwalkan rilis pada kuartal pertama 2026 dan mengisahkan perjalanan Ezekiel di kota bawah tanah bernama Antioch. Sistem combat-nya menarik karena mirip seperti yang ada di Vagrant Story, sementara developer-nya menjanjikan kehadiran rekan satu tim sebagai bagian dari gameplay. Selain itu, game ini juga adopsi visual 2.5D yang tampak klasik dan modern di saat yang bersamaan.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game JRPG yang lahir dari kampanye Kickstarter. Pernah memainkan salah satu game di atas?


















