Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kingdom Come: Deliverance II, Layak Jadi Standar Baru Genre RPG

20251207220011_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)
Intinya sih...
  • Grafis dan Atmosfer Abad ke-15 yang Memikat
  • Cerita dan Narasi berbumbu Konflik, Pengkhianatan, dan Moralitas
  • Elemen Menarik: Kebebasan Bermain dan Mekanisme Realistis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai pemain Kingdom Come: Deliverance (KCD) pertama, saya sangat bahagia saat Warhorse Studios merilis sekuelnya, Kingdom Come: Deliverance II (KCD2) pada Februari 2025 lalu. KCD2 jadi salah satu game yang saya pre-order dengan yakin lantaran game pertamanya yang benar-benar melekat di hati saya. Maklum, cerita di KCD pertama memang berakhir menggantung. Warhorse sendiri mengakui bahwa cerita KCD akan dilanjutkan pada KCD2 di mana mereka akan melanjutkan kisah perjalanan Henry of Skalitz, selaku protagonis di game pertama.

Ada beberapa hal yang membuat saya jatuh cinta pada KCD2. Dunia abad pertengahan yang detail, realisme yang brutal, dan kebebasan pilihan yang dihadirkan terasa seperti angin segar di dunia RPG modern. Saat dunia sedang dipenuhi game-game RPG dengan elemen repetitif dan membosankan seperti di dua game Assassin's Creed terakhir, KCD2 menawarkan kesegaran yang membuatnya layak didapuk sebagai game RPG terbaik sepanjang masa.

Setelah lebih dari 110 jam menjelajah, bertarung, dan ikut ambil bagian dalam intrik politik kehidupan Henry di Bohemia, berikut pendapat saya.

Grafis dan Atmosfer Abad ke-15 yang Memikat

20251207220900_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Dari detik pertama memasuki dunia KCD2, kesan visualnya yang immersif langsung menyergap. Lokasi seperti hutan, kota dengan bangunan yang terbuat dari batuan megah, desa-desa kecil, hingga rerimbunan pepohonan di area Trosky dan Kuttenberg tampil dengan detail menakjubkan, menawarkan nuansa era abad ke-15 yang terasa hidup. Dunia dalam game ini diklaim dua kali lebih besar dibanding seri pertama.

Teknologi grafis yang digunakan memungkinkan efek cahaya, bayangan, atmosfer malam, dan cuaca berubah dengan hasil halus. Hal tersebut menjadikan eksplorasi lingkungan terasa imersif dan mengesankan. Suasananya begitu tenang saat fajar menyingsing, lalu berubah dramatis saat hujan atau kondisi gelap malam, membuat suasana dunia KCD2 seakan bisa “bernapas” dan "hidup". Efek detail seperti debu jalan batu, canda NPC, atau riuh pasar abad pertengahan semakin menambah realisme.

Dukungan visual yang kuat ini menjadi fondasi dunia game, ketika grafis dan suasana sudah mampu menenggelamkanmu ke dalam abad pertengahan, maka rasa penasaran dan keinginan untuk menjelajah lebih jauh pun muncul secara alami.

Secara keseluruhan dunia di KCD2 ini dibagi menjadi dua wilayah besar. Saat menjelajahi keduanya, perbedaan kehidupan antara dua wilayah ini akan terlihat jelas. Trosky yang hidup dengan alamnya yang tenang serta Kuttenberg yang merupakan kota megah nan riuh. Bahkan di 110 jam permainan saya, masih ada beberapa spot yang belum sempat saya jelajahi di KCD2. Hal tersebut menunjukkan betapa imersif dan impresifnya dunia dari game ini.

Cerita dan Narasi berbumbu Konflik, Pengkhianatan, dan Moralitas

20251207220717_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

KCD2 membawa kita ke tahun 1403, dengan latar sejarah di Kerajaan Bohemia yang dilanda perang saudara antara pihak raja penguasa dan ancaman invasi. Alur kisah dibuka dengan situasi genting. Para penduduk terlibat dalam kekacauan politik, mulai dari rakyat biasa, pemuka agama, hingga bangsawan, terjebak di kekacauan politik Bohemia abad ke-15.

Plotnya memadukan elemen drama, pengkhianatan, politik feodal, dan pilihan moral yang tak selalu mudah. Sama seperti seri pertama, keputusan pemain memiliki konsekuensi nyata terhadap alur cerita. Sistem narasi bercabang dan pilihan dialog yang terasa “berdampak” membuat ceritanya bukan sekadar linear, tapi hidup, bergerak seiring pilihan pemain.

Yang membuatnya menarik adalah KCD2 memiliki plot yang lebih dalam dibandingkan KCD pertama. Perkembangan karakter Henry dan Hans terasa lebih natural. Layaknya sahabat sejati yang tentu punya intrik dan masalah pribadi antar keduanya.

Selain itu, skripnya menunjukkan ambisi naratif besar dari pengembang. Hal ini membuat dunia dan karakter terasa lebih kompleks, penuh dengan motivasi, konflik internal, ambisi pribadi, dan intrik politik. Elemen-elemen cerita tersebut membuat setiap keputusan terasa bermakna.

Sebagai protagonis, Henry of Skalitz sekali lagi jadi pusat kisah. Patut dicatat bahwa Henry tetaplah seorang manusia pada umumnya. Ia bukan pahlawan dengan kekuatan luar biasa, bukan pula seorang mesias dengan pengikut yang setia. Jika di KCD pertama Henry adalah remaja tanggung yang mengedepankan emosinya, Henry di KCD2 sedikit lebih dewasa. Ia bukan lagi bocah kemarin sore. Ia tumbuh, berevolusi, dan dihadapkan pada dilema moral, identitas, kesetiaan, dan kekuasaan. Interaksinya dengan karakter lain seperti Hans, Dry Devil, Katherine, hingga Mutt memberi warna dalam cerita.

Karakter pendukung pun dirancang matang: ada sekutu setia, teman dengan moral abu-abu, musuh licik, hingga karakter dengan agenda tersembunyi. Karakter-karakter ini tak hanya lewat sebagai latar. Mereka punya motivasi, ambisi, kelemahan, dan konflik yang membuat dinamika sosial dalam dunia game terasa hidup.

Pilihan dialog, sikap sosial, dan reputasi membuat hubungan dengan mereka fleksibel. Pemain bisa dipercaya, dibenci, atau ditakuti. Ini mendukung eksplorasi naratif yang kaya, dan memberi rasa bahwa setiap karakter adalah manusia, bukan NPC statis, dalam dunia ini.

Elemen Menarik: Kebebasan Bermain dan Mekanisme Realistis

20251207220500_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Salah satu kekuatan besar KCD2 adalah kebebasan bermain. Selayaknya role-playing game sejati, kamu bisa menyelesaikan quest melalui berbagai cara sesuai dengan gaya bermainmu. Bisa dengan cara diplomasi, intrik, kekerasan, atau strategi. Dunia terbuka besar memberi ruang untuk mencuri, bertransaksi, memperdagangkan barang, maupun sekadar menjelajah pedesaan atau kota.

Sistem pertarungannya juga lebih matang. Senjata yang ada seperti pedang, busur, bahkan senjata api khas era awal tersedia, dan mekanisme perang disesuaikan dengan realisme abad pertengahan. Ini memberi rasa otentik sekaligus menantang. Tidak seperti RPG aksi modern yang bisa asal tembak alias button-mashing, tetapi lebih ke strategi, timing, dan pemahaman konteks.

Ekspansi seperti Legacy of the Forge menambahkan elemen baru seperti membangun dan mengelola bengkel sendiri, membuat aspek sandbox dan role-playing makin dalam. Pemain bisa mengatur ruang pribadi, crafting, dan kehidupan baru sebagai pandai besi, membuka pintu untuk pengalaman berbeda setelah cerita utama selesai.

Replayability yang Jadi Daya Tarik

20251207221216_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Setiap keputusan dalam KCD2 menjalin jalur cerita berbeda, membuat pengalaman tiap playthrough bisa sangat berbeda. Karena ada banyak cara menyelesaikan quest, banyak karakter untuk diajak berinteraksi, serta ekspansi dan aktivitas sampingan, game ini menjanjikan jam bermain yang panjang bagi mereka yang mau mengeksplorasi.

Jika di game pertama kamu mengatasi quest dan masalah dengan powerplay, kamu bisa mencoba meningkatkan intelligence atau speech untuk mengatasi masalah dengan cara yang berbeda. Overall, tak ada rasa bosan atau repetitif saat saya memainkan game ini lebih dari 110 jam.

Belum lagi lewat tambahan DLC yang ada, pemain bisa membangun bengkel guna meningkatkan skill crafting dan forging. Lalu ada pula peningkatan konten cerita baru yang membuatnya lebih menarik, terutama di DLC Legacy of Forge yang menambahkan 5 side quest menarik tiap harinya. Hal tersebut memberi alasan kuat untuk kembali memainkan game ini setelah cerita utama berakhir. Dunia yang luas, quest alternatif, dan kebebasan eksplorasi membuat KCD2 tetap menarik meski sudah selesai satu kali.

Yang Perlu Diperhatikan

20251207215802_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Meski menawarkan banyak hal menarik, KCD2 tetap bukan game sempurna bagi semua orang. Untuk beberapa pemain, tingkat realisme yang tinggi bisa terasa berat, sistem pertarungan yang realistis membutuhkan kesabaran dan adaptasi, bukan sekadar “klik tombol = menang”. Bagi yang lebih terbiasa dengan RPG cepat, ini bisa terasa lambat atau melelahkan. Selain itu, dunia besar dan banyak pilihan bisa membuat sebagian pemain kewalahan memilih jalur mana dulu, terkadang membuat progres terasa lambat.

Beberapa momen cerita atau quest butuh ketelitian dalam dialog dan pilihan. Salah pilih bisa berakibat pada reputasi atau nasib karakter. Ini yang membaut KCD2 kurang cocok bagi mereka yang ingin “main santai tanpa berpikir”. Bagi pemain yang lebih menyukai pengalaman linear dan mudah, KCD2 memang menantang, tetapi pada saat yang sama inilah yang membuatnya terasa menunggu bagi mereka yang mendambakan kualitas narasi dan kebebasan dalam RPG.

Kesimpulan

20251207220505_1.jpg
hasil tangkapan layar game Kingdom Come: Deliverance II (IDN Times/Fatkhur Rozi)

CD Projekt RED menyatakan bahwa KCD2 jadi salah satu inspirasi mereka dalam mengembangkan The Witcher 4 yang saat ini masih dalam tahap pengembangan. Secara spesifik mereka menyatakan bahwa mekanisme RPG dan realisme dari KCD2 adalah "super great". Klaim dari studio game yang memproduksi salah satu game RPG terbaik, The Witcher 3, tersebut seharusnya sudah layak jadi jaminan kualitas KCD2.

Kingdom Come: Deliverance II adalah bukti bahwa RPG berbasis narasi dan dunia terbuka masih punya ruang besar di industri game modern, asalkan dibuat dengan hati dan visi yang kuat. Ia layak jadi standar baru untuk game dengan genre RPG. Game ini tidak sekadar menawarkan dunia medieval yang indah, tetapi juga cerita yang kompleks, karakter yang hidup, dan kebebasan bermain yang jarang ditemui di banyak game saat ini.

Bagi kamu yang menginginkan pengalaman RPG dengan kedalaman cerita, moralitas berat, pilihan nyata, dan dunia yang terasa “hidup”, KCD2 adalah salah satu kandidat terbaik saat ini. Tapi bagi yang mencari sensasi cepat dan aksi nonstop, game ini mungkin terasa lambat dan memerlukan komitmen. Dengan semua kelebihan dan tantangan itu, KCD2 lebih dari sekadar game. Ia adalah pengalaman, undangan untuk “hidup” di dunia abad pertengahan, dan kesempatan untuk menulis kisah sendiri di dunia yang penuh konflik, pilihan, dan konsekuensi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

INDOFILM Ilegal, Ini 3 Platform Nonton Film India Terbaru

08 Des 2025, 18:45 WIBTech