Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
RRQ Hoshi dieliminasi dari MSC x EWC 2025 (instagram.com/mlbbesports_official)
RRQ Hoshi dieliminasi dari MSC x EWC 2025 (instagram.com/mlbbesports_official)

Intinya sih...

  • Eksekusi game plan yang kurang maksimal, terutama pada game penentuan di ronde kelima.

  • Draft SRG.OG lebih memperhatikan kenyamanan pemain daripada META, sementara RRQ cukup kesusahan dalam koordinasi dan team fight.

  • Terbebani ekspektasi dan hype 'balas dendam', laga melawan SRG.OG juga mengundang hype luar biasa serta RRQ masih kesusahan dalam mempertahankan keunggulan.

Kamis (31/7/2025) menjadi hari suram untuk skena MLBB Indonesia. Pasalnya, pada hari kedua Knockout Stage MSC x EWC 2025 tersebut, salah satu perwakilan Indonesia, RRQ Hoshi (RRQ) harus tersingkir. Mereka dikalahkan oleh Selangor Red Giants OG Esports (SRG.OG) pada perempat final.

Sang Raja berjuang sekuat tenaga. Bahkan, mereka dapat memaksa SRG.OG untuk bertanding hingga ronde terakhir. Lantas, apa penyebab utama kekalahan RRQ dari SRG.OG di MSC x EWC 2025? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1. Eksekusi game plan yang kurang maksimal

Khezcute menjelaskan faktor utama kekalahan game ke-5 (youtube.com/MPL Indonesia)

Salah satu faktor utama penyebab kekalahan RRQ adalah eksekusi game plan yang kurang maksimal. Terutama pada game penentuan di ronde kelima. Hal ini diakui sendiri oleh sang coach, Khezcute, pada sesi wawancara dengan caster Indonesia sehabis pertandingan RRQ vs SRG.OG. Khezcute mengatakan bahwa RRQ tidak terlalu berkomitmen pada game plan dan lebih fokus react atau memberikan respons pada serangan-serangan dari SRG.OG. Oleh sebab itu, ritme pertandingan mereka akhirnya dikuasai SRG.OG. Ini terlihat jelas pada game 3 dan 5.

Padahal, mereka sebenarnya cukup bisa mengimbangi SRG.OG dalam laning dan team fight. RRQ diharapkan harus lebih disiplin dalam menjaga mental dan emosi mereka untuk bisa lebih tenang mengeksekusi game plan. Jangan sampai terbawa hype atau terprovokasi.

2. Draft SRG.OG lebih memperhatikan kenyamanan pemain daripada META

Sutsujin bermain lebih baik dengan hero assassin (youtube.com/MPL Indonesia)

Meskipun META sangat penting, draft juga harus mempertimbangkan kenyamanan pemain. Meskipun hero pool mereka banyak, pemilihan hero power pastinya akan membuat pemain lebih percaya diri. Ini yang membuat SRG.OG tampil hebat kemarin malam.

Sementara, RRQ cukup kesusahan dalam koordinasi dan team fight. Misalnya, Sutsujin yang bermain lebih baik pakai jungler assassin dibandingkan jungler utility. Ini terlihat dalam dua ronde saat RRQ menggunakan jungler utility mereka benar-benar kewalahan.

Begitu juga Idok. Ia dikenal sebagai roamer dengan hero inisiator seperti Franco, Kalea, dan Badang. Namun, pada game terakhir, ia malah diberikan Gatotkaca bukan merupakan hero inisiator. Untuk komposisi hero dalam draft, SRG.OG juga sepertinya selalu menjawab strategi RRQ.

3. Terbebani ekspektasi dan hype 'balas dendam'

antusiasme para Kingdom yang mendukung sampai Riyadh, Arab Saudi (youtube.com/MPL Indonesia)

Memiliki fanbase terbanyak bagaikan pedang bermata dua bagi RRQ. Meskipun dukungan yang mereka dapatkan sangat luar biasa, tapi itu terkadang juga membebani para pemain dan manajemen yang harus memenuhi ekspektasi penggemar. Sepertinya, itu yang membuat RRQ selalu tumbang di pertandingan puncak.

Laga melawan SRG.OG ini juga mengundang hype luar biasa. Pasalnya, ia dipromosikan sebagai pertandingan balas dendam RRQ yang dulu ditumbangkan SRG.OG pada M6 World Championship 2024. Itu semua mungkin memberikan tekanan yang luar biasa. Kita juga bisa melihat dalam beberapa cuplikan bahwa RRQ tampak tegang saat bermain. Beda dengan SRG.OG yang santai. Bahkan, Yums sempat tertawa ketika skor mereka disamakan 2-2.

4. RRQ masih kesusahan dalam mempertahankan keunggulan

momen kekalahan RRQ di MSC x EWC 2025 (youtube.com/MPL Indonesia)

Penyebab utama kekalahan RRQ dari SRG.OG di MSC x EWC 2025 yang terakhir adalah mereka kesusahan mempertahankan keunggulan. Kalau diperhatikan, sebenarnya RRQ dan SRG.OG selalu imbang pada early game. Poin mereka selalu kejar-kejaran. Bahkan, banyak momen saat RRQ cukup unggul. Namun, RRQ akhirnya didominasi memasuki mid dan late game.

Mereka selalu kesusahan mempertahankan keunggulan. Ini bukan kali pertama, pada final MPL Indonesia Season 15 (MPL ID S15), keunggulan mereka juga dibalik ONIC Esports. Shot caller RRQ harus lebih bijak membuat keputusan, sih. Hindari team fight yang tidak perlu.

Kekalahan RRQ ini memang menyakitkan, terutama untuk Kingdom–sebutan untuk penggemar setia RRQ. Namun, RRQ selalu bangkit dan menjadi lebih kuat, kok! Semoga mereka kiat berbenah dan improve sehingga musim depan, Sang Raja bisa membawa piala MSC x EWC ke Indonesia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team