Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[REVIEW] Road 96: Mile 0—Gameplay Unik di Tengah Narasi yang Ringan

Road 96: Mile 0 (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)
Road 96: Mile 0 (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Konsep story rich yang digabungkan ke dalam mekanisme rhythm runner mungkin jarang dan tidak semua gamer bisa menyukainya, apalagi ketika game tersebut digarap di atas basis visual bergaya stylized yang tentu saja lebih condong ke arah kartun atau coretan bergaya autentik. Apakah tidak ada game modern yang mengakomodasi itu semua? Well, ternyata ada.

Judulnya adalah Road 96: Mile 0, sebuah game buatan Digixart yang dirilis pada 5 April 2023 untuk platform Microsoft Windows (PC), PS4, Xbox One, PS5, Xbox Series X/S, dan Nintendo Switch. Uniknya, ukuran file dari game ini termasuk kecil, yakni 10 GB. Hal ini agak berbeda dengan game sejenis berukuran lebih besar, misalnya Tiny Tina's Wonderlands.

Nah, kalau berencana membeli dan memainkannya, kamu bisa simak terlebih dahulu ulasan atau review Road 96: Mile 0 berikut ini. Disimak, ya!

1. Sudut pandang dari dua orang yang berbeda

Road 96: Mile 0 memiliki narasi ringan yang diterjemahkan dengan konsep unik. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)
Road 96: Mile 0 memiliki narasi ringan yang diterjemahkan dengan konsep unik. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Narasi dan plot cerita yang disuguhkan oleh pengembang sebetulnya cukup ringkas dan ringan. Uniknya, mereka bisa mengemas keseluruhan plot cerita tersebut ke dalam sebuah kisah yang saling bertolak belakang. Ya, itu artinya kamu akan memiliki dua sudut pandang dalam premis yang sama.

Dalam Road 96: Mile 0, gamer akan mendalami kisah dari Joe dan Kaito. Mereka berada di wilayah fiksi bernama White Sands yang tentunya juga memiliki berbagai macam kompleksitas di dalamnya. Oh, ya, kalau pernah memainkan seri sebelumnya yang berjudul Road 96 rilisan 2021, kamu bakal paham jika Road 96: Mile 0 merupakan prekuel dari game tersebut.

Dalam prekuel ini, gamer akan berada di tengah narasi unik dari dua orang berbeda. Joe adalah anak orang kaya yang tinggal di pemukiman elite dan tidak pernah kekurangan untuk memenuhi hidupnya. Di sisi lain, Kaito merupakan remaja yang tinggal di pemukiman kumuh yang tentu hidupnya bertolak belakang dengan Joe.

Bukan hanya latar belakang perekonomiannya saja yang berbeda, Joe dan Kaito pun memiliki perbedaan mendasar lainnya, seperti cara berpikir, pengalaman hidup, keyakinan, dan karakter. Nah, dalam game ini, kita akan ditunjukkan bahwa perbedaan besar tersebut bisa menjadi dua sisi mata uang, yakni merekatkan persahabatan atau sebaliknya mengandaskan mimpi dua orang sahabat di tengah kejamnya dunia.

Semua perjalanan dan petualangan yang kita alami dalam Road 96: Mile 0 akan membentuk karakter dan kisah yang lebih mengerucut. Artinya, sebagai game berbasis story-driven, ia mampu membawa pemain pada berbagai tantangan yang ujungnya tetap bakal mengizinkan kita untuk memilih berbagai macam opsi. Terkesan klise, tapi Digixart sudah mampu melakukan tugasnya dengan cukup baik.

Sayangnya, sebagian besar pilihan dan opsi yang ada malah terkesan tidak penting. Bahkan, jika kamu memilih hal berbeda dalam sebuah adegan, itu tidak lantas membuat kondisi berubah secara intens. Potensi yang ada dalam semua narasi pada game ini hanya berakhir pada sesuatu yang dipaksakan. Yup, ada banyak hal yang ingin kita ketahui justru tak terjawab dalam game ini.

2. Gameplay unik dan cukup menyenangkan

Gameplay yang ada dalam game Road 96: Mile 0 terbilang unik dan menyenangkan. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Road 96: Mile 0 membawa hal unik pada sisi gameplay-nya. Ketika memainkannya, penulis malah gak merasakan bahwa game ini juga berjuang untuk menonjolkan sisi ceritanya. Ya, di sini, kamu akan melakukan petualangan dan eksplorasi di seluruh White Sands dari dua perspektif yang berbeda.

Di satu sisi, ada keindahan yang ditawarkan dalam White Sands. Namun, di sisi lain, terdapat banyak hal bobrok dan kumuh di dalamnya. Sebetulnya, berbagai macam pilihan yang kita pilih bisa berdampak pada alur cerita. Sayangnya, itu terkesan minimalis dan hampir gak ada dampaknya secara keseluruhan.

Selain itu, ada berbagai macam minigames yang bisa dicoba di sini. Meskipun terkesan sepele, kegiatan sampingan dalam game ini malah bisa dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan. Ada juga cara unik yang disampaikan oleh developer berkenaan dengan sisi karakter dan level, yakni dengan cara rhythm runner.

Game yang berbasis rhythm runner ini sudah banyak dirilis untuk platform smartphone, seperti Android dan iOS. Beruntung cara ini masih bisa ditoleransi melalui pergerakan yang dilakukan di PC. Jadi, seharusnya kamu gak mudah bosan dengan cara developer dalam menyampaikan berbagai pesan di sini. Pasalnya, tiap-tiap jalur seluncur yang dilakukan Joe dan Kaito cukup asyik untuk dilakukan.

3. Kualitas grafik dan audio tidak spesial

Kualitas visual dan audio dalam game Road 96: Mile 0 terkesan biasa saja. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)
Kualitas visual dan audio dalam game Road 96: Mile 0 terkesan biasa saja. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Tentu saja penulis tidak akan membandingkan game bergaya stylized dengan game modern lain yang memiliki visual realistis. Namun, kendati sudah dirilis untuk konsol PS5 dan Xbox Series X, Road 96: Mile 0 masih memiliki banyak hal yang seharusnya bisa ditingkatkan lagi.

Memainkan game ini malah terlihat mirip dengan game kekinian yang ada di Android atau iOS. Wajar saja, apa yang dikejar oleh developer adalah narasi dan mekanisme permainan yang diharapkan bisa mengambil hati gamer, entah itu dari kubu PC atau konsol. Uniknya, penulis merasa bahwa Road 96: Mile 0 akan lebih indah dan mengasyikkan ketika dimainkan di konsol handheld Nintendo Switch.

Audionya terdengar cukup bagus dan bisa dikatakan lebih baik kalau dibandingkan dengan gaya visualnya. Namun, di telinga penulis, tetap saja tidak ada yang spesial di sana. Beruntung kita masih bisa mendengarkan alunan musik yang sesuai dengan narasi cerita dalam game ini. Setidaknya, alunan musik, lagu, dan suara di sini gak melenceng dan bisa mengobati rasa hambar visualnya.

Nah, untuk PC, developer meminta spesifikasi RAM 16 GB, VGA setara GTX 1650 Super, prosesor Intel Core i5-6600 atau di atasnya, dan kapasitas HDD atau SSD sebesar 10 GB. Jangan lupa, game ini berjalan di atas DirectX 12 yang tentunya membutuhkan VGA atau GPU yang sudah mendukungnya.

4. Beberapa hal minor yang bisa mengganggu jalannya permainan

Road 96: Mile 0 masih membawa beberapa bug kecil yang bisa saja mengganggu. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Untuk versi PC, masih ada beberapa bug dan glitch yang mungkin bisa dirasa mengganggu. Ambil contoh, penurunan angka fps kadang cukup masif, padahal game dijalankan menggunakan PC yang memiliki VGA RTX 3060 Ti dan prosesor Intel Core i7 generasi baru. Sebagian orang mungkin tidak ada masalah dengan hal ini. Namun, dalam beberapa adegan, kita cukup sering dihadapkan pada jebloknya angka fps.

Selain itu, ada glitch minor yang mungkin bisa dirasa memengaruhi intensitas bermain kita, seperti waktu jeda yang agak lama ketika berpindah adegan. Sepertinya memang ini adalah eror kecil yang terjadi pada software mengingat seharusnya waktu jeda tersebut tidak ada. Akan tetapi, penulis tidak tahu apakah hal ini hanya terjadi di PC penulis atau juga dialami oleh gamer lainnya.

5. Game yang mengasyikkan, tapi banyak potensi besar terbuang

Road 96: Mile 0 hadir dengan caranya yang unik dan mengasyikkan untuk dimainkan. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)
Road 96: Mile 0 hadir dengan caranya yang unik dan mengasyikkan untuk dimainkan. (dok. Digixart/Road 96: Mile 0)

Oke, ada beberapa poin yang bisa dijadikan kesimpulan dalam review kali ini. Road 96: Mile 0 adalah game ringan yang memiliki kelebihan:

  • narasi ringan sudah dibangun dengan cukup solid dan membawa kita pada perspektif berbeda;
  • mekanisme gameplay yang mengasyikkan untuk dimainkan;
  • audio dan musik yang padu dengan keseluruhan jalan cerita.

Akan tetapi, game ini juga gak lepas dari berbagai macam kelemahan yang membuat skornya tidak bisa tinggi:

  • pilihan yang ada dirasa percuma karena sebagian besar tidak akan memiliki dampak apa pun;
  • kualitas visual yang terlalu apa adanya, bahkan game sejenis dari Android dan iOS masih memiliki grafik lebih bagus;
  • masih ada beberapa bug dan glitch yang menyita perhatian meski minor.

So, dengan beberapa hal teknis yang sudah dijabarkan, penulis memberikan skor 3,5/5 untuk Road 96: Mile 0. Steam menjualnya di harga Rp150 ribuan untuk versi standar. Nah, bagaimana menurutmu, nih? Kalau suka dengan game sederhana dengan narasi dan gameplay unik, game terbitan Ravenscourt ini bisa kamu beli dan mainkan kala libur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us