potret Emirates Stadium, markas Arsenal (unsplash.com/Who’s Denilo ?)
Selain Manchester dan Tottenham Hotspur, Arsenal kembali menunjukkan kekuatan sebagai tim paling solid secara defensif. Dilansir The Athletic, tim asuhan Mikel Arteta mencatat rekor luar biasa dengan hanya kebobolan tiga gol sepanjang musim dan memiliki expected goals conceded (xGC) terbaik di liga. Pertahanan mereka tampil stabil selama delapan pertandingan berturut-turut dengan expected goals against (xGA) di bawah 1,0, yang menegaskan dominasi mereka di lini belakang.
Paket pertahanan Arsenal kini menjadi komoditas panas di FPL. Kombinasi Gabriel Magalhaes, Jurrien Timber, dan David Raya dianggap sebagai opsi double-up paling menjanjikan. Gabriel menawarkan ancaman dari situasi bola mati, Timber memberi keunggulan ofensif, sementara Raya menjadi jaminan menyumbang clean sheet.
Sebaliknya, aset dari Liverpool dan Chelsea mengalami penurunan nilai signifikan. Liverpool telah kebobolan 14 gol dari xGC 11,2, sementara Chelsea hanya mencatat xG 0,9 di kandang saat kalah dari Sunderland. Kedua tim tersebut kini dicap inkonsisten, yang membuat para manajer ragu untuk bertahan dengan aset mereka.
Secara keseluruhan, gameweek 9 dan menjelang gameweek 10 menunjukkan pergeseran strategi yang jelas. Manajer kini lebih fokus kepada efisiensi harga dan stabilitas performa ketimbang reputasi besar. Bek produktif seperti Micky Van de Ven, gelandang tajam seperti Bryan Mbeumo, serta tim dengan jadwal hijau seperti Arsenal dan MU menjadi kunci sukses. Dalam konteks ini, keseimbangan antara risiko diferensial dan keamanan poin menjadi prinsip utama dalam membangun skuad yang kompetitif.
Gameweek 9 menjadi pengingat, FPL merupakan permainan penuh kesabaran sekaligus keberanian mengambil keputusan. Manajer yang adaptif terhadap tren, bukan sekadar setia kepada nama besar, kini berada di jalur yang benar menuju kesuksesan musim 2025/2026.