Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/ThisIsEngineering)
Ilustrasi pelatihan tentang literasi digital (pexels.com/ThisIsEngineering)

Intinya sih...

  • Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggandeng 35 organisasi dan asosiasi untuk memperluas upaya literasi digital di Indonesia.

  • Meutya Hafid menegaskan perlunya mitra strategis yang dekat dengan masyarakat untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam melakukan edukasi digital.

  • Komdigi memberikan tugas resmi kepada 35 organisasi tersebut, bukan sekadar kepercayaan, untuk menularkan cara memanfaatkan internet secara sehat dan produktif kepada komunitas masing-masing.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital (BPSDM) resmi menggandeng 35 organisasi dan asosiasi untuk memperluas upaya literasi digital di Indonesia. Langkah ini dilakukan sebagai strategi memperkuat ketahanan masyarakat di ruang digital yang semakin kompleks, terutama di tengah pesatnya pertumbuhan pengguna internet nasional.

Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan bahwa tantangan literasi digital di Indonesia tidak ringan, mengingat luasnya wilayah dan banyaknya penduduk yang kini terhubung ke internet.

“Indonesia negara yang luas, mengedukasi 220 juta pengguna internet tidak mudah, dan pemerintah tidak mungkin berjalan sendiri,” ujar Meutya dalam sambutannya di Jakarta, pada Jumat (21/11/2025).

Ia menegaskan perlunya mitra strategis yang dekat dengan masyarakat untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam melakukan edukasi digital.

Ancaman di dunia maya

Meutya menyampaikan bahwa internet menawarkan banyak manfaat, namun juga membawa risiko yang serius jika digunakan tidak bijak.

“Ada kekhawatiran penggunaan internet yang tidak bijak bisa menggiring kepada kekerasan, eksploitasi seksual kepada anak-anak maupun perempuan, bahkan laki-laki,” katanya.

Ia juga menyoroti maraknya judi online yang menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto, serta meningkatnya kasus kejahatan digital yang menimpa kelompok rentan, terutama perempuan dan anak.

Karena itu, literasi digital bukan lagi sekadar anjuran, tetapi kebutuhan mendesak untuk mendorong masyarakat mampu memilah informasi, menjaga keamanan diri, serta memanfaatkan teknologi secara positif.

Kekuatan organisasi

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (IDN Times/Misrohatun)

Menkomdigi menekankan bahwa organisasi masyarakat hingga pemimpin daerah menjadi pihak yang paling dekat dengan warga. Mereka memiliki jaringan, komunitas, dan kedekatan emosional yang tidak dimiliki pemerintah.

Jadi kita serahkan kepada teman-teman, aktivis-aktivis muda kita, untuk kemudian juga kita berikan tugas, dan ini kita berikan tugas ya, bukan cuma kepercayaan, tapi ini juga tanggung jawab untuk kemudian dalam organisasi tempat berkumpulnya masing-masing bisa menularkan bagaimana cara kita mendapat manfaat dari internet.

“Yang paling dekat dengan masyarakat justru organisasi dan kepala daerah. Kita berikan tugas juga tanggung jawab dalam organisasi tempat berkumpulnya masing-masing untuk menularkan bagaimana kita mendapat manfaat dari internet," Meutya mengatakan.

Khusus untuk edukasi anak muda, Meutya menilai peran komunitas dan aktivis muda sangat penting.

“Masuk ke anak muda itu ada seni-seninya, dan biasanya yang bisa mendengar adalah yang umurnya kurang lebih sama,” tambahnya.

Komdigi memberikan tugas resmi kepada 35 organisasi tersebut, bukan sekadar kepercayaan. Tugas ini sekaligus menjadi tanggung jawab untuk menularkan cara memanfaatkan internet secara sehat dan produktif kepada komunitas masing-masing.

Talenta digital

Dalam sambutannya, Ia menegaskan bahwa pembangunan teknologi tidak hanya soal perangkat keras atau jaringan internet, tetapi juga sumber daya manusianya atau SDM.

“PR kita bukan hanya infrastruktur teknologinya, tapi infrastruktur manusia. Talenta digital ini bagian dari infrastruktur utama,” tegasnya.

Literasi digital menjadi elemen penting dalam membentuk masyarakat yang cakap digital dan mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan teknologi.

Berikut daftar 35 organisasi:

  1. Kemendukbangga

  2. Pemprov Gorontalo

  3. Huawei Indonesia

  4. Tiktok Pte. Ltd

  5. PT Educa Sisfomedia Indonesia (Gamelab)

  6. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)

  7. Digital Momi Indonesia (DIGIMOM)

  8. Fatayat Nadhlatul Ulama (FATAYAT NU)

  9. Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)

  10. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)

  11. Sarinah DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

  12. Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR)

  13. Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD Siberkreasi)

  14. Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMABUDHI)

  15. Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMIPERSIS)

  16. Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI)

  17. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMMAWATI)

  18. Ikatan Pelajar Putri Nadhlatul Ulama (IPPNU)

  19. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

  20. Korps HMI-WATI PB Himpunan Mahasiswa Islam (KOHATI PB HMI)

  21. Kumpulan Emak Blogger (KEB)

  22. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)

  23. Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND)

  24. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)

  25. Muslimat Nadhlatul Ulama (MUSLIMAT NU)

  26. Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (PB KOPRI)

  27. Perkumpulan Mitra Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia

  28. Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)

  29. Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII)

  30. Relawan TIK (RTIK)

  31. Yayasan Dunia Informasi Digital

  32. Himpunan Mahasiswa Persatuan Indonesia (HIMAPERSIS)

  33. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)

  34. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI)

  35. ID Cop

Editorial Team