ilustrasi dashboard performa website di Google Search Console (unsplash.com/@justin_morgan)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sebaiknya jangan hanya berpaku pada keyword populer yang punya search volume tinggi. Sebab, persaingannya juga akan sengit sehingga probabilitas website muncul di halaman pertama Google cukup rendah.
Setelah melihat search volume, coba proyeksikan potensi traffic pada keyword. Kamu bisa melakukannya dengan dua cara. Pertama, coba lihat traffic kompetitor yang menduduki peringkat teratas halaman pertama mesin pencarian. Ini bisa dilihat melalui tools seperti Ahrefs. Kamu bisa mengestimasikan traffic website dari data kompetitor.
Namun, cara ini dinilai kurang bisa diandalkan. Terlebih, cara ini tak dimungkinkan bagi mereka yang belum punya akses premium untuk tools berbayar. Kabar baiknya, proyeksi potensi traffic pada keyword juga bisa dilakukan secara manual dengan mengalikan search volume dengan estimasi click-through-rate atau CTR website.
CTR merupakan persentase orang yang mengklik website setelah melihatnya. Formulasinya ialah jumlah klik dibagi dengan impresi. Jika website masih belum memiliki data brenchmark CTR, maka kamu bisa menggunakan data yang tersedia di internet, seperti yang dibagikan oleh Smartinsight.
Sebagai contoh, jumlah search volume untuk keyword yang kamu pilih ialah 1500 dan CTR-nya diestimasikan sebesar 34 persen. Maka, potensi traffic yang kamu dapatkan sebanyak 510 setiap bulannya.