Duh, Karyawan Google Sebut Bard Tak Berguna dan Pembohong!

Google diminta untuk tak terburu-buru merilis Bard

Google tengah bersaing dengan Microsoft dalam hal kecerdasan buatan. Selama ini Google kerap disebut sebagai pemimpin perusahaan teknologi dunia. Namun dalam urusan AI War, Google harus mengakui keunggulan Microsoft dan OpenAI dengan Bing AI dan ChatGPT-nya. Google pun langsung merespons dengan kode merah dan merilis Bard.

Meski begitu, beberapa karyawan Google justru tak suka dengan bard. Melansir The Verge, beberapa karyawan menyebut Bard sebagai produk AI yang tak berguna. Bahkan mereka menyebut Bard sebagai AI chatbot pembohong yang bisa membahayakan pengguna.

Minta Google tak terburu-buru rilis Bard

Duh, Karyawan Google Sebut Bard Tak Berguna dan Pembohong!CEO Google, Sundar Pichai. (Twitter.com/Sundar Pichai)

Melansir The Verge, karyawan Google sudah berulang kali mengkritik Bard melalui pesan internal. Mereka melabeli sistem Bard sebagai "pembohong patologis" dan meminta Google untuk tidak meluncurkannya karena bisa membahayakan pengguna.

Bloomberg melaporkan bahwa dalam sebuah diskusi internal ini, seorang karyawan mencatat bagaimana Bard sering memberikan saran berbahaya kepada pengguna, baik tentang topik seperti cara mendaratkan pesawat atau scuba diving. Laporan tersebut mengutip diskusi dengan 18 pekerja Google, baik yang saat ini masih bekerja atau ex-karyawan Google beserta screenshot pesan internal.

Beberapa karyawan berkata bahwa "Bard lebih jelek daripada tidak berguna: tolong jangan luncurkan." Bloomberg mengatakan Google bahkan "menolak evaluasi risiko" yang diajukan oleh tim keamanan internal yang mengatakan bahwa sistem tersebut belum siap untuk penggunaan umum. Perlu dicatat bahwa Google malah membuka akses ke pengujian umum untuk Bard pada Maret silam.

Risiko perusahaan sebesar Google

Duh, Karyawan Google Sebut Bard Tak Berguna dan Pembohong!ilustrasi Google (unsplash.com/Solen Feyissa)

Beberapa karyawan Google bahkan menyebut bahwa perusahaan tampaknya lebih fokus pada bisnis daripada keamanan. Melansir Bloomberg, karyawan dan mantan karyawan Google memberi kesaksian bahwa, “Bard memberikan informasi berkualitas rendah dalam perlombaan untuk mengikuti persaingan, sambil kurang memprioritaskan komitmen etisnya.” Sebuah tamparan keras bagi Google.

Meski begitu, kritik pedas yang diterima Google juga bisa dianggap sebagai risiko dari nama besar mereka. Baik OpenAI dan Microsoft juga melakukan pengujian terbuka dan hasil dari produk AI milik mereka juga tak 100% sempurna. Masih ada kesalahan informasi dari Bing dan ChatGPT. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari kedua produk AI tersebut. Namun masyarakat umum masih memberi mereka kepercayaan untuk merilis produk AI.

Hal yang tentu berbeda dari yang dirasakan oleh Google dan Bard. Jagat media sosial ramai ketika Bard memberikan kesalahan informasi dasar. Meski ChatGPT dan Bing juga melakukan kesalahan yang sama, yang paling dihujat ya Google dan Bard.

Terlepas dari semuanya, harus diakui juga bahwa hasil produk dari Bard memang masih kalah dari ChatGPT dan Bing AI. Beberapa media kenamaan luar seperti The Verge dan TechCrunch serta tech reviewer seperti MKBHD yang sudah berkesempatan menguji Bard mengatakan bahwa teknologi chatbot AI Google tersebut masih selevel GPT 2, dua level di bawah ChatGPT dan Bing AI yang menggunakan GPT 4.

Baca Juga: Beredar Isu Bard Dilatih dengan Data ChatGPT, Ini Tanggapan Google!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya