Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adopsi Teknologi Tambah Nilai Ekonomi, Luhut: Kita Harus Kompak

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya adopsi teknologi dan inovasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, dengan perkiraan penambahan nilai ekonomi Indonesia hingga USD2,8 triliun pada 2040.
  • Inovasi yang tengah dikembangkan meliputi photonics, biotech, nanotech, advanced materials, energy tech, IoT, big data, AI/kecerdasan buatan, dan machine learning.
  • Indonesia memiliki modal dasar yang besar untuk transformasi digital dengan total populasi mencapai 278,7 juta, usia produktif 190 juta, kalangan milenial dan gen-Z 128 juta, serta pengguna ponsel mencapai 353,3 juta.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa negara maju tidak suka negara berkembang menjadi maju. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk kompak.

Luhut mengatakannya dalam acara "Peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot" di Jakarta, pada Senin (02/06/2025).

Inovasi dikembangkan anak muda

Teknologi dan inovasi secara historis telah menjadi pendorong utama perubahan struktural dan pertumbuhan ekonomi. Adopsi teknologi diestimasi menambah nilai ekonomi Indonesia hingga USD2,8 triliun pada 2040.

Adapun inovasi yang tengah mereka kembangkan, meliputi:

  • Photonics.
  • Biotech.
  • Nanotech.
  • Advanced materials.
  • Energy tech.
  • Internet of Things (IoT).
  • Big data.
  • Artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan).
  • Machine learning.

"Semua inovasi dilakukan oleh anak-anak muda Indonesia. Kita harus bangga juga bahwa anak-anak Indonesia bisa melakukan ini. Menjadi pemahaman nilai bisnis dan teknologi baru," ujar Luhut.

Luhut minta supaya kompak

Ilustrasi ekonomi negara dunia (Pixabay.com)

Untuk bisa mencapai nilai ekonomi yang sangat tinggi, kita harus kompak, tidak saling menyalahkan satu sama lain akan kekurangan.

"Karena kalau kita terus-terusan saling menyalahkan, kurang ini, kurang itu, akan capek. Orang negara-negara maju itu, tidak suka negara berkembang menjadi negara maju," lanjutnya.

Klaim ini berdasarkan pengalamannya selama 10 tahun menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di periode pertama Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di periode kedua. Hal ini termasuk kemungkinan menjadi negara dengan pendapatan yang tinggi.

"Tidak akan pernah negara maju itu ingin negara berkembang menjadi negara maju atau high income country, gak akan. Dia mau kita tetap budaknya, kalau saya katakan," imbuh Luhut.

Transformasi digital

Indonesia memiliki modal dasar yang besar untuk transformasi digital, di antaranya:

  • Total populasi masyarakat yang mencapai 278,7 juta.
  • Usia produktif 190 juta.
  • Kalangan milenial dan gen-Z 128 juta.
  • Pengguna ponsel mencapai 353,3 juta.

Dikatakan juga Indonesia termasuk negara teratas yang meyakini produk dan layanan yang didukung AI lebih banyak manfaatnya dibandingkan kerugiannya, menurut Ipsos AI Monitor 2024, berada di bawah China yang berada di posisi nomor pertama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us