TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Terbaik untuk Menghindari Jebakan Phising

Mulai dari memblokir pesan hingga memasang antivirus

ilustrasi phishing (dok. Panda Security)

Phising merupakan salah satu jenis scam atau penipuan paling terkenal dan banyak terjadi, bahkan hingga saat ini. Ribuan orang menjadi korban phishing setiap bulannya, dengan beberapa kehilangan banyak data atau bahkan uang karena ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Meski sangat merugikan, phising masih bisa dicegah lewat cara-cara tertentu. Mulai dari memblokir pengirim pesan tidak dikenal hingga memasang antivirus, berikut 7 cara terbaik untuk menghindari jebakan phising.

1. Mengaktifkan fitur anti-spam

ilustrasi email (Unsplash/Stephen Phillips)

Ada alasan mengapa penyedia layanan email menawarkan fitur anti-spam kepada pengguna mereka. Spam pada email terbilang normal, namun sayangnya sering dimanfaatkan untuk melakukan phising. Jadi, untuk menghindari email spam berbahaya, ada baiknya untuk mengaktifkan fitur anti-spam. Umumnya, fitur semacam itu akan menyaring pesan spam yang diduga berbahaya dan memindahnya ke folder terpisah. Dengan begitu, pengguna jadi bisa lebih mengetahui seperti apa karakteristik dari email spam berbahaya itu sendiri.

2. Memblokir pengirim pesan tidak dikenal

ilustrasi email (Unsplash/Yogas Design)

Salah satu cara paling mudah untuk menyingkirkan atau menghindar dari jebakan phising adalah dengan memblokir pengirim pesan tidak dikenal. Jika tiba-tiba ada pesan baik dari SMS, email atau aplikasi perpesanan seperti WhatsApp dan Telegram, namun berasal dari akun email/nomor tidak dikenal dan berisi link mencurigakan, ada baiknya untuk tidak meng-klik link tersebut dan memblokir akun email/nomor tersebut. Dengan begitu, akun email/nomor tersebut jadi tidak bisa “meneror” pengguna lagi.

Baca Juga: Awas, Ini Sejumlah Risiko Serius jika Data Pribadimu Bocor

3. Mengecek terlebih dahulu link yang akan di-klik

ilustrasi laptop (Pexels/Caio)

Selanjutnya adalah cara tercepat dan termudah untuk memastikan apakah sebuah link aman untuk di-klik atau tidak. Link atau tautan menjadi salah satu cara jalur paling umum untuk melancarkan aksi phising, sehingga sangat disarankan untuk mengecek suatu link, terlebih jika link tersebut nampak mencurigakan. Di luar sana, ada situs-situs dengan reputasi tinggi untuk mengecek keamanan sebuah link yang bisa digunakan dengan mudah dan gratis. Beberapa di antaranya seperti Norton Safe Web, ScanURL, PhishTank, dan URLVoid.

4. Melihat usia domain dari sebuah link

ilustrasi laptop (Pexels/Pixabay)

Perusahaan-perusahaan besar umumnya telah memiliki situs selama bertahun-tahun, dengan domain yang sangat jelas. Situs scam di sisi lain, biasanya hanya berumur beberapa minggu atau bulan saja. Jika pengguna tiba-tiba mendapati pesan berisi link dari perusahaan terkenal seperti YouTube, Facebook atau Amazon namun dirasa mencurigakan, maka disarankan untuk melihat usia domain dari link tersebut. Jika domain dari link itu hanya berusia beberapa hari, minggu atau bulan, maka besar kemungkinan jika itu adalah phising.

5. Membuat akun email sekali pakai

ilustrasi email (Unsplash/Brett Jordan)

Akun email sekali pakai menjadi salah satu cara terbaik bagi mereka yang ingin login atau mendaftar pada sebuah situs, namun tidak sepenuhnya percaya dengan situs tersebut. Sebab, beberapa situs berbahaya akan meminta alamat email pengguna untuk kemudian digunakan melakukan aksi phising. Selain itu menghindari jebakan phising, penggunaan akun email sekali pakai juga bisa diaplikasikan sebagai tindakan preventif terhadap banyaknya kasus kebocoran data yang membahayakan data pribadi pengguna. Sekali lagi, kamu bisa memakai cara ini kalau kamu memang benar-benar ingin melihat laman dari link tersebut. Kalau tidak, lebih baik tak perlu di-klik.

6. Memasang antivirus

ilustrasi antivirus (Unsplash/Ed Hardie)

Memasang antivirus menjadi keharusan, terutama jika ingin keamanan ekstra dalam menghindari phising. Sebab, para scammer sering menggunakan phising untuk menyebarkan malware berbahaya ke perangkat pengguna. Setelahnya, malware tersebut akan memungkinkan para scammer untuk mengontrol perangkat pengguna dari jauh dan mencuri data-data yang ada di dalamnya. Hanya dengan meng-klik sebuah dokumen atau link, perangkat pengguna bisa dengan mudah terjangkit sebuah virus atau malware.

Baca Juga: 7 Hacker Paling Terkenal Sepanjang Masa, Aksinya Bikin Merinding Abis!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya