Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Google menemukan kesuksesan untuk banyak produk mereka, namun kesuksesan itu jelas tidak terjadi di semua produk yang pernah mereka buat. Beberapa berakhir gagal, baik tidak jadi dipasarkan ke publik meski sudah diumumkan maupun dimatikan hanya beberapa tahun setelah diluncurkan. Berikut beberapa produk mati Google yang dirindukan banyak orang beserta alasannya.
1. Google Podcasts
Google Podcasts (dok. Google) Google Podcasts menjadi upaya Google untuk menghadirkan platform mendengarkan podcasts. Google Podcasts pertama kali diluncurkan secara gratis untuk Android dan iOS pada Agustus 2018 silam, sebelum pada akhir 2023 diumumkan bahwa aplikasinya bakal dimatikan pada April 2024. Banyak yang merindukan Google Podcasts karena aplikasi ini menjadi platform mendengarkan podcast yang mudah dan murah, karena pengguna tidak harus membayar uang sepeserpun untuk menggunakannya.
2. Stadia
Stadia diluncurkan pada November 2019 dan kini dianggap sebagai salah satu produk paling gagal dari Google. Stadia sendiri merupakan layanan streaming game via cloud yang memungkinkan pengguna untuk bermain game favorit mereka di TV atau HP. Pada September 2022, Google mengumumkan bahwa Stadia akan dimatikan di 2023. Meski mendapat segudang kritikan, Stadia menyajikan konsep yang sebenarnya menarik. Proyek seperti Stadia membutuhkan usaha lebih banyak dan sayangnya, Google tidak bisa memberi usaha itu.
Baca Juga: 5 Inovasi Baru Rilisan Google di MWC 2024
3. Google+
Pertama kali diluncurkan pada 2011, Google+ memiliki 500 juta pengguna per Desember 2012. Lewat Google+, pengguna bisa membagikan foto favorit mereka atau tautan eksternal dengan pengguna lain, di samping membuat komentar di postingan pengguna lain. Google+ dimatikan pada April 2019 namun kini tetap ‘hidup’ dalam bentuk Google Currents. Google+ memang membingungkan di awal, namun bisa digunakan untuk menemukan konten-konten menarik, sekaligus jadi alternatif yang tak kalah menarik dari Facebook.
4. iGoogle
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Pada 2005 silam, Google meluncurkan iGoogle yang memungkinkan pengguna memilih tema sendiri dari UI Google mereka, sembari menambahkan berbagai jenis widget. Pengguna bisa melihat informasi cuaca, kalender dan banyak lagi di homepage Google. Sayangnya, iGoogle resmi mati pada 2013. Homepage Google saat ini memang sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan berselancar di internet, namun bisa jadi lebih menarik apabila pengguna bisa mengkustomisasi penampilannya sesuai preferensi mereka.
5. Google Reader
Google Reader (dok. Google) Google Reader hadir untuk memberi pengguna cara mudah untuk mendapatkan cerita atau konten penting berdasarkan minat mereka. Setelah dirilis pada Oktober 2005 silam, Google Reader bertahan selama hampir 8 tahun sebelum akhirnya ditutup pada Juli 2013. Google Reader cukup dirindukan karena bisa sangat membantu di era internet modern seperti saat ini di aman jumlah informasi yang tersedia tidak terbatas. Google Reader bisa jadi solusi untuk mengkonsumsi bacaan tertentu tanpa harus mencarinya secara manual.
6. Picasa
Picasa merupakan salah satu platform pertama yang menyediakan pengelolaan foto secara online ketika diluncurkan pada 2002 silam. Selain itu, Picasa juga memungkinkan pengguna juga melakukan pengeditan foto. Picasa dimatikan pada 2016 dan fitur editing-nya diintegrasikan ke dalam Google Photos. Sayangnya, pengguna harus berlangganan terlebih dahulu jika ingin mengakses semua fitur-fitur editing di Google Photos, yang mana itu tidak diberlakukan Google pada Picasa bertahun-tahun yang lalu.