TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Aplikasi yang Sering Disalahgunakan untuk Hal Negatif

Termasuk Tinder yang rentan terhadap penipuan

aplikasi Telegram (pexels.com/@viralyft)

Kemajuan teknologi memang memudahkan berbagai aktivitas manusia, seperti untuk bekerja, hiburan, dan lain sebagainya. Sayangnya, kemajuan teknologi juga seperti pisau bermata dua. Teknologi dapat digunakan untuk berbagai hal negatif, termasuk berbuat kejahatan yang merugikan orang lain. 

Semenjak smartphone semakin canggih, berbagai aplikasi pun bermunculan. Mulai dari aplikasi yang sekedar untuk berkomunikasi, sampai menyediakan jasa tertentu. Beberapa aplikasi di smartphone juga kerap disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti kegiatan asusila atau sesuatu yang ilegal lainnya. Setidaknya, ada lima aplikasi yang sering disalahgunakan untuk hal negatif. Apa saja? Berikut adalah daftar lengkapnya!

1. MiChat kerap disalahgunakan untuk prostitusi online

logo MiChat (apps.apple.com)

Rasanya sudah menjadi rahasia umum jika MiChat seringkali dijadikan sebagai sarana prostitusi online. Kita mungkin pernah mendengar berita tentang ditangkapnya pelaku prostitusi lewat aplikasi MiChat. Bisnis ilegal ini memanfaatkan teknologi berbasis lokasi yang merupakan salah satu fitur MiChat. Kegiatan ilegal seperti ini tentu saja sangat beresiko bagi para penggunanya. Selain melanggar hukum, kegiatan ini juga rentan terhadap penipuan. Pengguna jasa ilegal di MiChat beresiko ditipu hingga berujung pemerasan. MiChat sebenarnya adalah aplikasi pesan instan biasa untuk mempermudah komunikasi dan mendapatkan teman baru. Namun image-nya terlanjur negatif karena penyalahgunaan tersebut. 

Baca Juga: 4 Manfaat Mode Brawl di Mobile Legends, Bisa Eksplorasi Hero

2. Telegram disalahgunakan untuk pembajakan film

aplikasi Telegram (unsplash.com/@christianw)

Fitur Telegram yang seabrek membuatnya sangat disukai banyak orang. Sayangnya, aplikasi asal Rusia ini sering disalahgunakan untuk pembajakan film dan serial televiai. Para pembajak film memanfaatkan fitur Channel untuk mengunggah konten bajakan agar bisa ditonton oleh para pengguna yang bergabung ke channel-nya. Para pembajak film di Telegram melakukan ini untuk mendapatkan keuntungan seperti mempromosikan situs judi, meminta donasi, atau menyebarkan link afiliasi. 

3. Twitter (X) disalahgunakan untuk mengunggah video asusila

logo X (unsplash.com/@shutter_speed_)

Twitter atau yang sekarang sudah berubah nama menjadi X, adalah platform yang memberikan kebijakan berupa kelonggaran aturan dalam mengunggah konten. Inilah yang seringkali dimanfaatkan oknum tertentu untuk mengunggah konten negatif, seperti video asusila atau konten yang mengandung muatan kekerasan. Sebagian orang memang menganggap X terlalu bebas, sehingga diperlukan pembatasan usia untuk menggunakan platform milik Elon Musk ini. 

4. Tinder dimanfaatkan untuk penipuan oleh oknum tidak bertanggung jawab

aplikasi Tinder (pexels.com/@cottonbro)

Tinder dikenal sebagai aplikasi kencan online. Namun, aplikasi ini rentan dengan berbagai aksi kejahatan di dalamnya. Penyalahgunaan dan kejahatan di Tinder dapat mencakup hal-hal seperti penipuan online, pelecehan seksual, perampokan, dan kejahatan terkait pertemuan fisik. 

Pengguna harus berhati-hati dengan tidak memberikan informasi pribadi yang sensitif. Jika kamu menggunakan Tinder, waspadai tanda-tanda potensial penipuan atau perilaku mencurigakan. Kasus penipuan di Tinder bahkan difilmkan lewat film dokumenter Netflix berjudul Tinder Swindler. Penyalahgunaan sejenis ini juga terjadi di berbagai aplikasi kencan lainnya, bukan hanya Tinder.

Verified Writer

Hilman Azis

I love tech, game, and...movie

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya