TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Lini Bisnis yang Dulu Berjaya, Kini makin Tergerus Teknologi

Ada rental PlayStation yang kini makin sedikit

ilustrasi rental PS, dibuat oleh AI (dok. bing.com)

Medio 20 tahun lalu, manusia mungkin tidak membayangkan bagaimana memesan makanan dan berbelanja jarak jauh bisa dilakukan dengan mudah. Begitu juga dengan komunikasi yang bisa dilakukan dengan video call atau rapat dan sekolah yang dapat dilakukan dengan jarak jauh menggunakan aplikasi online meeting. Semua itu tidak bisa kamu temukan sekitar belasan tahun yang lalu.

Teknologi terus berkembang semakin canggih. Siapa yang tidak ikut memanfaatkannya akan tergerus. Saking majunya teknologi, bahkan sampai ada beberapa bisnis yang dulunya sempat berjaya tetapi sekarang sudah tergilas oleh roda zaman. Setidaknya, ada lima bisnis yang sudah tergerus oleh majunya teknologi. Bahkan, ada yang sudah tidak ada sama sekali. Apa saja?

1. Bisnis layar tancap yang sudah lama punah karena majunya teknologi digital

ilustrasi layar tancap, dibuat oleh AI (dok. bing.com)

Bisnis layar tancap sempat mencapai kejayaannya di Indonesia pada era 1980-an. Pengusaha layar tancap menyediakan peralatan berupa proyektor dan roll film untuk diputar di tempat yang sudah ditentukan oleh pelanggan. Umumnya, layar tancap digelar di kampung-kampung untuk ditonton bersama warga. Bisnis layar tancap mulai memudar karena kehadiran teknologi seperti VCD. Bisnis ini kemudian tenggelam saat mulai memasuki akhir tahun 90-an. Penyebabnya adalah orang-orang sudah punya pemutar video seperti DVD di rumah. 

Baca Juga: 9 Potret Konsol Game KW Tiruan PlayStation, Malah Jadi PolyStation?

2. Rental PlayStation tergantikan oleh smartphone yang semakin canggih

ilustrasi rental PS2, dibuat oleh AI (dok. bing.com)

Rental PlayStation mulai berkembang di Indonesia pada akhir dekade 90-an. Ia mencapai puncaknya saat era PS2. Rental PlayStation sempat menjamur di berbagai wilayah di Indonesia hingga menjadi bisnis yang menjanjikan. Namun, bisnis ini perlahan mengalami penurunan ketika memasuki era PS3. 

Mahalnya harga game PS3 menjadi penyebabnya. Belum lagi bisnis warnet yang berjaya pada akhir 2000-an membuat bisnis rental PlayStation makin menurun popularitasnya. Meski begitu, saat ini masih ada segelintir rental PlayStation di kota-kota besar.

3. Warnet sempat mencicipi masa kejayaan dengan game online dan media sosial

ilustrasi warnet, dibuat oleh AI (dok. bing.com)

Warnet sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak internet mulai berkembang di tanah air. Namun, warnet baru benar-benar populer ketika memasuki pertengahan 2000-an. Bisnis ini mengalami puncak kejayaannya pada akhir 2000-an hingga awal 2010-an. 

Warnet memberikan banyak cerita bagi para pengunjungnya, mulai dari pertama kali membuat akun media sosial seperti Facebook sampai dengan memori memainkan game online seperti Ragnarok atau Point Blank. Bisnis warnet mulai meredup ketika smartphone semakin canggih. Sebab, orang-orang kini bisa internetan dan bermain game hanya dengan bermodal smartphone. 

4. Wartel adalah tempat telekomunikasi yang ramai sebelum kemunculan HP

pesawat telepon (unsplash.com/@anniespratt)

Jauh sebelum smartphone Android dan iPhone hadir, HP biasa atau feature phone juga pernah membuat salah satu bisnis telekomunikasi meredup dan akhirnya punah. Bisnis tersebut adalah warung telekomunikasi (wartel). Dulu, pesawat telepon adalah benda yang mahal sehingga tidak semua kalangan masyarakat memilikinya. Wartel menjadi solusi bagi orang yang tak punya telepon rumah. Kemunculan HP murah pada tahun 2000-an menjadi awal kepunahan warnet. Dengan adanya HP, saat itu orang-orang bahkan bisa mengirim pesan teks dengan harga yang jauh lebih murah daripada tarif wartel. 

Verified Writer

Hilman Azis

I love tech, game, and...movie

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya