TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Menyikapi Konten yang Viral di Media Sosial

Jangan lupa untuk cek kebenaran terlebih dahulu, ya!

ilustrasi orang dengan ponsel (unsplash.com/camilo jimenez)

Zaman teknologi seperti sekarang ini memudahkan manusia untuk mengakses berbagai macam informasi dengan cepat. Namun, sayangnya, tidak semua informasi yang didapatkan merupakan informasi yang benar sesuai fakta. Kerap kali informasi tersebut justru mengandung kebohongan.

Zaman semakin canggih, tetapi kita seolah sulit membedakan mana yang benar, mana yang bukan. Terlebih saat ini ada banyak konten yang dibuat memang untuk memberikan edukasi atau hanya sekadar untuk viral. Lantas, bagaimana cara kita menyikapi konten yang sedang viral di media sosial? Yuk, simak penjelasan berikut supaya kamu lebih berhati-hati!

1. Cek kebenaran terlebih dahulu 

ilustrasi muslim (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Ketika kamu melihat suatu konten, kamu tidak mengetahui kan sebelumnya apakah konten itu benar-benar nyata atau justru hoaks. Bisa saja konten atau berita yang tengah viral tersebut mengandung kebohongan. Oleh karena itu, ada baiknya kamu mengecek kebenaran konten tersebut terlebih dahulu.

Hal ini juga akan mencegah kamu langsung menyebarkannya kepada orang lain. Sebab, jika kamu buru-buru menyebarkannya padahal konten tersebut hanya hoaks, kamu sama saja mengumumkan informasi palsu, sehingga akan ada banyak pihak yang dirugikan, termasuk dirimu sendiri.

Untuk mengecek apakah konten atau berita yang kamu dapatkan itu benar atau hoaks, kamu bisa mengunjungi situs yang memerangi hoaks, seperti Kominfo. Kamu juga bisa mengeceknya melalui situs turnbackhoax.

Baca Juga: 7 Konten Viral Anak Sekolah Tahun 2019, Bikin Kita Terheran-heran

2. Melaporkan konten atau berita yang hoaks 

ilustrasi bermain media sosial (unsplash.com/ROBIN WORRALL)

Jika konten atau berita yang kamu dapatkan itu ternyata hanya hoaks, kamu bisa melaporkannya. Tindakan ini bisa mencegah orang-orang yang melihat konten itu semakin banyak dan semakin menimbulkan kesalahpahaman.

Lantas, bagaimana caranya? Untuk melaporkan konten yang berisi hoaks, ujaran kebencian, maupun radikalisme, kamu bisa mengirimkan data berupa screen capture disertai url link ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Aduan konten pun bisa kamu lihat di laman web trustpositif.kominfo.go.id. Melaporkan konten hoaks merupakan sikap positif yang dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri juga orang lain, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.

3. Jika benar, jangan buru-buru menyebarkan 

ilustrasi media sosial (unsplash.com/Jakob Owens)

Meskipun konten atau berita yang sedang viral itu benar, bukan berarti kamu bisa langsung menyebarluaskannya. Sebab, tidak semua yang viral itu bermanfaat. Beberapa di antaranya bisa saja mengandung banyak mudarat.

Jika konten yang sedang viral itu memang dapat memberikan banyak manfaat bagi siapa pun yang melihatnya, kamu bisa menyebarkannya ke publik. Ada baiknya kamu mempertimbangkan secara matang sebelum melakukan suatu tindakan, termasuk menyebarluaskan suatu hal.

4. Jangan ikut berkomentar jika tidak memahami 

ilustrasi orang bete (unsplash.com/Magnet.me)

Poin ini menekankan kamu untuk senantiasa berkomentar secara bijak, pun tidak sembarangan dalam bertindak. Jika kamu tidak memahami persoalan yang tengah viral, sebaiknya jangan ikut berkomentar.

Pernah mendengar petuah yang menyebutkan bahwa “memilih diam itu lebih baik dan selamat” bukan? Petuah itu bisa kamu terapkan saat menghadapi situasi ini. Alih-alih ikut berkomentar padahal tidak paham atau tidak memiliki ilmu mengenai perkara tersebut, kamu bisa menyerahkannya kepada para ahli atau sekadar menyimak pendapat mereka.

Baca Juga: 5 Tips Asah Kemampuan Critical Thinking, Bantu Cegah Hoax!

Verified Writer

Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya