Cegah Serangan Siber dengan Basic Security Hygiene
Jangan asal klik link di email
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akselerasi penggunaan teknologi yang tinggi masih diiringi dengan tingkat ancaman serangan yang tinggi pula. Serangan siber bisa menargetkan individu, pelaku bisnis, pemerintah, maupun sebuah negara.
Menurut laporan Cybersecurity Ventures 2021, kejahatan siber tercatat sebagai penyebab kerugian ekonomi terbesar ketiga di dunia. Angka kerugian ini diprediksi mencapai 10,5 triliun dolar Amerika Serikat pada 2025 mendatang.
Menyadari gentingnya situasi ini, Microsoft merilis Microsoft Digital Defense Report (DDR) 2022 yang menyelami masalah keamanan siber paling mendesak saat ini.
Selain itu, Microsoft juga merilis Cyber Signals Desember 2022 yang menawarkan perspektif ahli tentang lanskap ancaman siber terkini.
Baca Juga: 5 Serangan Cyber Paling Terkenal dan Menghebohkan Sepanjang Sejarah
1. Jumlah password attack meningkat pesat
Menurut Microsoft DDR 2022, jumlah password attack diperkirakan mencapai 921 serangan per detik. Angka ini meningkat sebesar 74 persen dalam satu tahun. Banyak dari serangan ini memicu serangan ransomware yang berujung pada peningkatan permintaan uang tebusan hingga lebih dari dua kali lipat.
Dulunya, sebagian besar ransomware menargetkan individu. Akan tetapi, belakangan ini ransomware menargetkan organisasi, baik itu bisnis maupun institusi pemerintah. Dari serangan tersebut, para penjahat maya berhasil menyusupi sepertiga target organisasi dengan 5% di antaranya menghasilkan tebusan.
"Penjahat siber terus beraksi layaknya perusahaan. Mereka menemukan cara-cara baru untuk mengimplementasikan aksi mereka, meningkatkan kompleksitas serangan, sambil di saat bersamaan menciptakan sumber ekonomi kejahatan baru,” ujar Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia pada Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: 5 Prediksi tentang Tren Keamanan Siber 2023, Diimbau Lebih Waspada