Pengembangan Large Language Model Bahasa Indonesia Sedang Direncanakan
Bisa meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah kemajuan teknologi kecerdasan artifisial (AI), inovasi terbaru Large Language Model (LLM) menjadi sorotan utama. Kehadiran chatbot pintar, seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google, membuat pengembangan LLM semakin populer.
Meskipun Chat GPT dari OpenAI dan Bard dari Google menjadi contoh terkemuka dari LLM, sebagian besar penelitian dalam bidang ini masih terfokus pada bahasa Inggris.
Hal ini yang mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), dan 2 portfolio GDP Venture (Glair.ai & Datasaur.ai) bersama dengan AI Singapore (AISG) menginisiasi proyek kolaboratif pengembangan LLM dalam Bahasa Indonesia.
1. Pengembangan LLM masih didominasi bahasa Inggris
Pengembangan LLM yang berfokus dalam bahasa Inggris menyisakan kekosongan di pasar bahasa lain, termasuk Bahasa Indonesia. Berdasarkan data Statista pada bulan Januari 2023, menunjukkan dominasi bahasa Inggris dengan 58,8% untuk konten web, sedangkan Bahasa Indonesia hanya memiliki porsi 0,6%.
Data ini menjadi alasan perlunya penelitian dan pengembangan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan Bahasa Indonesia.
"Kerja sama antara Indonesia dan Singapura dalam pertukaran informasi, pengalaman, dan pengetahuan diharapkan dapat mendorong pemanfaatan dan pengembangan AI yang lebih baik," ucap Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dalam konferensi pers kerja sama pengembangan LLM pada Kamis (30/11/2023).