TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengembangan Large Language Model Bahasa Indonesia Sedang Direncanakan

Bisa meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian

ilustrasi Artificial Intelligence (freepik.com/rawpixel.com)

Di tengah kemajuan teknologi kecerdasan artifisial (AI), inovasi terbaru Large Language Model (LLM) menjadi sorotan utama. Kehadiran chatbot pintar, seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google, membuat pengembangan LLM semakin populer.

Meskipun Chat GPT dari OpenAI dan Bard dari Google menjadi contoh terkemuka dari LLM, sebagian besar penelitian dalam bidang ini masih terfokus pada bahasa Inggris.

Hal ini yang mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA), dan 2 portfolio GDP Venture (Glair.ai & Datasaur.ai) bersama dengan AI Singapore (AISG) menginisiasi proyek kolaboratif pengembangan LLM dalam Bahasa Indonesia.

1. Pengembangan LLM masih didominasi bahasa Inggris

ilustrasi ChatGPT (freepik.com/frimufilms)

Pengembangan LLM yang berfokus dalam bahasa Inggris menyisakan kekosongan di pasar bahasa lain, termasuk Bahasa Indonesia. Berdasarkan data Statista pada bulan Januari 2023, menunjukkan dominasi bahasa Inggris dengan 58,8% untuk konten web, sedangkan Bahasa Indonesia hanya memiliki porsi 0,6%.  

Data ini menjadi alasan perlunya penelitian dan pengembangan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan Bahasa Indonesia. 

"Kerja sama antara Indonesia dan Singapura dalam pertukaran informasi, pengalaman, dan pengetahuan diharapkan dapat mendorong pemanfaatan dan pengembangan AI yang lebih baik," ucap Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dalam konferensi pers kerja sama pengembangan LLM pada Kamis (30/11/2023).

2. Manfaat LLM Bahasa Indonesia bisa digunakan dalam berbagai sektor

ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/ Zac Wolff)

Lebih lanjut, Nezar menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI yang semakin berkembang menunjukkan potensinya dari berbagai sisi. Menurutnya, ada tiga aspek kunci yang perlu diperhatikan, yaitu aspek teknologi, human capital, dan governance.

Pemanfaatan AI yang tinggi terdapat pada sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan.

"Data menunjukkan bahwa AI telah membantu banyak pekerja di Indonesia, dan proyeksi untuk tahun 2030 menunjukkan kontribusi AI pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia," ucapnya.

Untuk menjawab tantangan yang dihadapi, pemerintah Indonesia juga terus berupaya menciptakan ekosistem AI yang positif dan sedang menyusun pedoman etika AI. 

Baca Juga: ChatGPT Vs Grok AI, Mana Chatbot yang Paling Canggih?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya