Fenomena Streamer Ngamen Online, Sekadar Tren Musiman?

Belakangan ini media sosial ramai dengan fenomena streamer yang melakukan "ngamen online" di kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta. Tampak sejumlah pengamen bernyanyi sambil menghadap smartphone yang ia miliki ditemani dengan ringlight sebagai alat bantu pencahayaan dan didukung pula dengan suasana malam yang teduh di Kota Yogyakarta. Kondisi ini pun membuat gusar pihak aparat, khususnya Satpol PP setempat.
Tak lama setelah fenomena ini menjadi viral, Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta langsung mengambil tindakan penertiban. Kini, kawasan Titik Nol Kilometer mulai sepi dari para pengamen online.
Fenomena ini menjadi perbincangan menarik karena menunjukkan bagaimana para streamer memanfaatkan panggung digital sebagai ladang mengais rezeki dan mendapatkan keuntungan dari gift yang diberikan penonton. Pertanyaannya, apakah fenomena ini akan terus berkembang dan terus bertahan lama sebagai bagian dari hiburan atau jangan-jangan hanya jadi tren sesaat?
1. Fenomena ngamen online jadi hiburan variatif di Titik Nol Yogyakarta

Dewasa ini, fenomena ngamen online semakin digandrungi seniman jalanan seperti pengamen untuk menampilkan beragam jenis hiburan. Mulai dari menyanyi, bermain alat musik, hingga melakukan atraksi lainnya. Beberapa streamer bahkan membuat konten interaktif, seperti menerima request lagu dari penonton atau mengadakan mini-games selama siaran langsung. Kreativitas ini menjadi daya tarik utama bagi audiens yang mungkin tidak dapat menyaksikan langsung tetapi tetap bisa ikut berpartisipasi utamanya melalui aplikasi TikTok. Dengan begitu, mereka tidak hanya sekadar ngamen, tetapi juga menciptakan hiburan yang berkesan dan dapat dinikmati oleh penonton melalui layar virtual.
TikTok Live menawarkan fitur interaktif yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan penonton dalam bentuk komentar, like, hingga gift digital yang dapat dikonversi menjadi uang. Bagi para pengamen, fitur ini menjadi cara baru untuk mendapatkan apresiasi langsung dari audiens tanpa harus mengandalkan uang fisik seperti dalam ngamen tradisional. Selain itu, TikTok Live memungkinkan mereka untuk menjangkau audiens yang lebih luas, bahkan hingga penonton di luar Indonesia. Fenomena ini menggabungkan konsep ngamen klasik dengan teknologi modern sehingga menciptakan bentuk hiburan jalanan yang berbeda dan menarik.
2. Para pengamen yang melakukan streamer dengan ngamen secara online dapat meraup penghasilan dari gift digital

Para pengamen di Titik Nol Yogyakarta kini dapat meraup penghasilan dari gift digital yang diberikan oleh penonton di TikTok Live. Gift ini dapat berupa sticker yang mewakili berbagai apresiasi, seperti mawar, cincin, atau bahkan kado virtual yang memiliki nilai finansial tertentu. Meski tak selalu besar, gift digital ini menjadi sumber pendapatan tambahan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga menginspirasi lebih banyak kreator untuk mencoba fenomena ngamen online ini. Bagi sebagian pengamen, pendapatan dari gift TikTok Live bahkan bisa menjadi tambahan penghasilan yang cukup menggiurkan.
Fenomena ngamen online juga membawa dampak positif bagi pariwisata Yogyakarta. Banyak penonton yang mungkin tidak pernah mengunjungi Yogyakarta sebelumnya bisa mengenal lebih dekat kota ini melalui layar smartphone mereka. Bahkan, beberapa penonton yang terkesan dengan konten para pengamen digital tersebut bisa terdorong untuk mengunjungi Yogyakarta secara langsung. Dengan demikian, fenomena ngamen online memiliki potensi besar untuk memperkenalkan Titik Nol Yogyakarta serta budaya lokalnya ke khalayak yang lebih luas.
3. Walaupun terlihat menarik, tentu ada tantangan dan batasan yang harus diketahui saat berada di ruang publik

Meski terlihat sebagai inovasi yang menarik, ngamen online di ruang publik seperti Titik Nol Yogyakarta juga menghadapi tantangan dan kendala tersendiri. Kehadiran pengamen digital ini berpotensi mengganggu sebagian orang, termasuk warga lokal dan wisatawan yang mungkin merasa terganggu oleh suara atau keramaian yang berlebihan. Selain itu, ada peraturan terkait izin atau batasan yang mungkin diberlakukan oleh pemerintah kota untuk menjaga ketertiban di area publik. Para streamer perlu berhati-hati agar tidak melanggar aturan atau mengganggu kenyamanan sekitar sekaligus tetap mampu menarik perhatian penonton daring mereka.
Secara hukum, sebenarnya aktivitas ngamen online oleh streamer ini melanggar Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2024. Peraturan ini menyebutkan bahwa tiap individu atau badan dilarang meminta bantuan atau sumbangan, baik sendiri maupun bersama-sama di tempat umum tanpa izin dari pihak berwenang. Larangan ini juga mencakup memberi uang atau barang kepada pengemis di tempat umum, mendorong orang lain untuk mengemis, membeli barang dari pedagang asongan di tempat yang dilarang, serta aktivitas lain yang dapat mengganggu ketertiban umum di fasilitas umum, seperti trotoar, badan jalan, kendaraan umum, dan area publik lainnya.
Selain itu, banyak pejalan kaki yang ingin menikmati suasana kota tanpa terganggu oleh suara pengamen yang terlalu ramai. Kehadiran pengamen online di ruang publik seperti Titik Nol Yogyakarta sebaiknya menjadi bagian dari daya tarik budaya yang unik, bukan sumber kebisingan atau ketidaknyamanan bagi masyarakat dan wisatawan. Boleh saja memiliki rasa ingin terlibat dalam tren ini, seperti fenomena ngamen online di Chongqing, China. Namun, perlu diingat bahwa ini terjadi di Indonesia, di mana aturan dan norma setempat tetap harus diperhatikan. Terutama di ruang publik yang memiliki nilai sejarah atau budaya seperti Titik Nol Yogyakarta, aktivitas semacam ini harus sesuai dengan peraturan lokal dan mempertimbangkan kenyamanan masyarakat sekitar.
4. Fenomena ngamen online jadi penanda era baru bagi seni jalanan di tengah digitalisasi teknologi

Fenomena ngamen online di Titik Nol Yogyakarta menandai era baru bagi seni jalanan yang memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak orang dan menciptakan sumber pendapatan baru. TikTok Live yang awalnya hanya sebuah aplikasi sosial kini berfungsi sebagai media yang mengubah cara orang berekspresi, mencari rezeki, dan menjangkau audiens lebih luas. Fenomena ini menunjukkan bahwa seni dapat berevolusi dan berkembang seiring waktu sekaligus menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi tanpa kehilangan esensi atau nilainya. Dengan demikian, tentu aplikasi ini bisa menjadi jembatan antara seniman jalanan dan audiens yang lebih luas, tidak hanya di Yogyakarta tetapi juga di berbagai penjuru dunia. Di tengah kemajuan teknologi, fenomena ini menjadi bukti bahwa seni tradisional pun bisa beradaptasi dan menemukan tempatnya di dunia digital, memberikan peluang baru bagi kreativitas anak bangsa.
Namun, yang menjadi catatan adalah jangan sampai merusak wajah ruang publik dan kenyamanan masyarakat setempat. Kehadiran pengamen online di titik-titik ramai, seperti Titik Nol Yogyakarta, tetap perlu memperhatikan etika dan peraturan yang ada agar harmoni antara kreativitas dan ketertiban umum tetap terjaga. Meski fenomena ini membuka peluang bagi seniman jalanan untuk memperluas audiens, penting bagi mereka untuk tidak mengganggu aktivitas dan lingkungan sekitar.
Agar harmoni terus terpelihara, para streamer perlu memahami batasan yang ada dan mengikuti aturan setempat. Mungkin dibutuhkan area khusus atau jam pertunjukan tertentu agar mereka dapat berkarya tanpa mengganggu ketertiban. Selain itu, karena Titik Nol Yogyakarta termasuk dalam sumbu filosofi kota, kegiatan di area ini harus sesuai izin dari UPT PKCB Yogyakarta. Dengan begitu, tiap kegiatan di sekitar sumbu filosofi ini harus terpantau dan memiliki izin resmi, termasuk aktivitas ekonomi.
Dengan pengelolaan yang bijaksana, fenomena ngamen online ini bisa menjadi daya tarik wisata yang menambah keunikan kota. Keberhasilan ini hanya bisa dicapai jika semua pihak yang terlibat memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi digital dan ketertiban ruang publik.