Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian (IDN Times/Fatkhur Rozi)
General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Intinya sih...

  • Kedaulatan AI menjadi sorotan utama dalam masa depan digital Indonesia

  • AI sebagai Mesin Pertumbuhan Bisnis dengan nilai nyata yang muncul ketika teknologi ini menjadi penggerak pertumbuhan

  • Tahun 2026 diprediksi akan menjadi era AI Agentik dan Interoperabilitas, namun masih menghadapi banyak tantangan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah derasnya perkembangan teknologi global, IBM menyebut bahwa masa depan digital Indonesia akan sangat ditentukan oleh bagaimana negara dan industri mampu mengendalikan teknologi, data, dan infrastruktur digitalnya sendiri. Pembahasan ini terasa semakin relevan ketika tensi geopolitik dunia ikut memengaruhi jalur adopsi teknologi di Asia Pasifik.

Dalam sesi media gathering yang digelar di kantor IBM di hari Kamis (11/12/2025), General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian, memaparkan lima tren AI utama yang akan membentuk lanskap bisnis pada 2026. Semuanya bermuara pada satu pesan: AI bukan lagi eksperimen, tapi fondasi bagi masa depan.

Kedaulatan AI: Tren yang Tak Bisa Lagi Ditunda

General Manager dan Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Kedaulatan AI atau sovereign AI menjadi sorotan utama. Istilah ini merujuk pada kemampuan sebuah negara atau organisasi untuk mengendalikan penuh teknologi, data, dan infrastruktur digitalnya. Bukan sekadar mematuhi regulasi, tetapi menciptakan sistem yang aman, transparan, dan sesuai kebutuhan lokal.

IBM memaparkan sejumlah data yang memperlihatkan betapa cepatnya kawasan Asia Pasifik bergerak ke arah ini:

  • Pada 2027, 80 persen organisasi multinasional di Asia Pasifik akan menerapkan strategi kedaulatan data.

  • Pasar sovereign cloud diprediksi tumbuh hampir 4,5 kali lipat dari 2023 hingga 2028.

  • Industri yang sangat teregulasi seperti perbankan diprediksi menghabiskan hingga US$66 miliar pada 2028 untuk teknologi cloud yang berdaulat.

Menurut IBM, negara dan industri harus memastikan kedaulatan digital ada di tingkat direksi, mulai membangun hybrid cloud yang fleksibel, hingga melatih talenta baru dalam teknologi yang berdaulat.

AI sebagai Mesin Pertumbuhan Bisnis

Dalam laporan “APAC AI Outlook 2026”, IBM menegaskan bahwa nilai nyata AI akan muncul ketika teknologi ini menjadi penggerak pertumbuhan, bukan sekadar alat bantu operasional. Beberapa temuan pentingnya meliputi:

  • 64 persen CEO global menekankan bahwa keberhasilan AI bergantung pada adopsi manusia, bukan teknologinya saja.

  • 72 persen CEO berkinerja terbaik menilai GenAI tingkat lanjut sebagai sumber keunggulan kompetitif.

  • 95 persen eksekutif global berharap AI dapat menghasilkan revenue baru bagi perusahaan.

IBM menyebut bahwa perusahaan perlu membuat roadmap transformasi AI yang terarah, mulai dari peningkatan produktivitas berbasis automasi hingga evaluasi ulang model bisnis untuk melihat apakah masih relevan di era AI.

2026 akan Jadi Era AI Agentik dan Interoperabilitas

IBM Think Singapore 2025 (IDN Times/Fatkhur Rozi)

IBM memprediksi bahwa tahun 2026 akan menjadi fase penting di mana agen AI (agentic AI) beroperasi dalam skala besar. Ini bukan hanya AI yang memberikan rekomendasi, tetapi AI yang bisa bertindak, mengambil keputusan, dan bekerja bersama manusia dalam alur kerja nyata.

Namun adopsi ini masih menghadapi banyak tantangan. Studi IBV mencatat:

  • 76 persen responden merasa butuh arsitektur teknologi yang terbuka dan aman, tapi hanya sepertiga yang sudah siap.

  • 64 persen perusahaan mengandalkan kolaborasi manusia dan agen AI, namun kurang dari separuh yang mengukur dampaknya.

  • 47 persen mulai beralih ke platform cloud untuk fleksibilitas dan skalabilitas.

IBM menekankan bahwa perusahaan harus mulai dari pilot kecil, memperkuat kerangka keamanan, dan menyiapkan data real-time yang bisa mendukung agen AI untuk belajar dan beradaptasi.

Transparansi dan Kepercayaan Jadi Kunci

Teknologi quantum computing IBM (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Satu hal menarik dari pemaparan IBM adalah penekanan besar pada kepercayaan. Etika AI kini menjadi indikator seberapa matang teknologi diadopsi dalam sebuah organisasi. Dalam riset terbaru, IBM menemukan bahwa:

  • 95 persen eksekutif percaya bahwa kepercayaan konsumen menjadi faktor penentu keberhasilan produk berbasis AI.

  • 89 persen konsumen ingin mengetahui kapan mereka sedang berinteraksi dengan AI.

  • Dua pertiga konsumen akan berpindah merek jika AI disembunyikan tanpa transparansi.

IBM menyebut bahwa perusahaan harus mengintegrasikan transparansi sejak proses desain, memberikan kontrol data bagi pelanggan, dan melibatkan pengguna loyal dalam pengujian fitur AI sebelum diluncurkan lebih luas.

Selain AI, IBM juga menyoroti peran komputasi kuantum yang semakin mendekati tahap “keunggulan kuantum”. Teknologi ini memungkinkan pelatihan model AI menjadi jauh lebih cepat dan lebih efisien dalam memproses data kompleks.

Bagi organisasi, langkah awal yang perlu dilakukan mencakup identifikasi peluang industri (big bets), memperkuat kolaborasi teknologi, dan memilih mitra ekosistem yang terbuka dan inovatif.

Dari seluruh paparan IBM, tampak jelas bahwa masa depan digital Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh cara negara dan industri membangun fondasi AI yang aman, transparan, dan berdaulat. Teknologi berkembang cepat, dan siapa pun yang tidak mempersiapkan arsitektur digitalnya sejak sekarang berisiko tertinggal.

Editorial Team