Teknologi quantum computing IBM (IDN Times/Fatkhur Rozi)
Satu hal menarik dari pemaparan IBM adalah penekanan besar pada kepercayaan. Etika AI kini menjadi indikator seberapa matang teknologi diadopsi dalam sebuah organisasi. Dalam riset terbaru, IBM menemukan bahwa:
95 persen eksekutif percaya bahwa kepercayaan konsumen menjadi faktor penentu keberhasilan produk berbasis AI.
89 persen konsumen ingin mengetahui kapan mereka sedang berinteraksi dengan AI.
Dua pertiga konsumen akan berpindah merek jika AI disembunyikan tanpa transparansi.
IBM menyebut bahwa perusahaan harus mengintegrasikan transparansi sejak proses desain, memberikan kontrol data bagi pelanggan, dan melibatkan pengguna loyal dalam pengujian fitur AI sebelum diluncurkan lebih luas.
Selain AI, IBM juga menyoroti peran komputasi kuantum yang semakin mendekati tahap “keunggulan kuantum”. Teknologi ini memungkinkan pelatihan model AI menjadi jauh lebih cepat dan lebih efisien dalam memproses data kompleks.
Bagi organisasi, langkah awal yang perlu dilakukan mencakup identifikasi peluang industri (big bets), memperkuat kolaborasi teknologi, dan memilih mitra ekosistem yang terbuka dan inovatif.
Dari seluruh paparan IBM, tampak jelas bahwa masa depan digital Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh cara negara dan industri membangun fondasi AI yang aman, transparan, dan berdaulat. Teknologi berkembang cepat, dan siapa pun yang tidak mempersiapkan arsitektur digitalnya sejak sekarang berisiko tertinggal.