Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi prosesor MediaTek Dimensity 6400 (mediatek.com)

Intinya sih...

  • MediaTek meluncurkan chipset terbaru, Dimensity 6400, untuk smartphone kelas menengah
  • Chipset ini memiliki konfigurasi delapan inti yang sama dengan pendahulunya, dengan peningkatan minimal pada clock speed inti utama
  • Grafis masih di level yang sama dengan pendahulunya, tanpa peningkatan arsitektur GPU atau fitur baru yang menonjol

MediaTek baru saja meluncurkan Dimensity 6400, chipset terbaru yang ditujukan untuk smartphone kelas menengah. Namun, alih-alih menghadirkan lompatan teknologi, SoC ini lebih terasa seperti penyegaran dari pendahulunya, yaitu Dimensity 6300.

Dengan peningkatan yang minim (hanya berupa overclock pada prime core) Dimensity 6400 tetap menggunakan fabrikasi 6nm dari TSMC, konfigurasi octa-core yang sama, dan GPU yang tak berubah dari generasi sebelumnya. 

Yang lebih membingungkan, chipset ini nyaris identik dengan Dimensity 6100+ yang dirilis pada 2023. Dengan spesifikasi inti yang serupa, lantas apakah Dimensity 6400 benar-benar menawarkan sesuatu yang baru, atau sekadar rebranding dari lini chipset tahun lalu?

1. Peningkatan performa yang kecil

ilustrasi chip (freepik.com/xb100)

MediaTek Dimensity 6400 masih mempertahankan konfigurasi delapan inti yang sama dengan pendahulunya, Dimensity 6300. Chip ini mengandalkan dua inti Cortex-A76 untuk tugas berat dan enam inti Cortex-A55 yang lebih hemat daya untuk efisiensi.

Perbedaan utama hanya terletak pada peningkatan clock speed dari 2.4GHz menjadi 2.5GHz pada inti utama. Ini merupakan sebuah perubahan yang kemungkinan besar tidak akan memberikan peningkatan performa yang signifikan dalam penggunaan sehari-hari.

Seperti kebanyakan chipset modern, Dimensity 6400 mendukung heterogeneous multi-processing. Ini memungkinkan pembagian tugas secara optimal antar inti CPU. Namun, tanpa perubahan arsitektur atau tambahan teknologi baru, peningkatan ini lebih terasa sebagai penyegaran kecil ketimbang lonjakan performa yang nyata.

2. Grafis dan tampilan

Di sektor grafis, MediaTek tetap menggunakan GPU Arm Mali-G57 MC2, yang juga dipakai pada Dimensity 6300. GPU ini memang cukup untuk menangani tugas sehari-hari seperti browsing, streaming, dan gaming ringan. Sayangnya ini tidak menawarkan peningkatan berarti dibanding pendahulunya.

Dukungan resolusi layar hingga 2520 x 1080 piksel dengan refresh rate 120Hz memastikan pengalaman visual yang tetap tajam dan responsif. Namun, tanpa peningkatan arsitektur GPU atau fitur baru yang menonjol, Dimensity 6400 tampaknya masih berada di level yang sama dengan pendahulunya dalam hal kemampuan grafis. 

3. Konektivitas 5G

ilustrasi koneksi internet (pexels.com/Brett Jordan)

Dimensity 6400 hadir dengan dukungan 5G yang mencakup mode Standalone (SA) dan Non-Standalone (NSA). Dengan kecepatan unduh puncak mencapai 3.3Gbps, chipset ini setara dengan kompetitor lain di kelas menengah.

MediaTek juga menyertakan teknologi 5G carrier aggregation (CA) dan dual Voice over NR (VoNR) untuk memastikan koneksi tetap stabil, bahkan di area dengan sinyal lemah.

Selain itu, chipset ini mendukung Wi-Fi 5 (802.11ac), Bluetooth 5.2, serta berbagai sistem navigasi global, termasuk GPS, BeiDou, Glonass, Galileo, QZSS, dan NavIC. Sayangnya, tidak adanya dukungan Wi-Fi 6 membuat Dimensity 6400 terasa kurang future-proof dibandingkan chipset lain yang mulai mengadopsi standar jaringan lebih baru.

Dilansir GizmoChina, Realme P3x 5G dikonfirmasi sebagai smartphone pertama yang akan menggunakan chipset ini dan dijadwalkan rilis di India pada 18 Februari.

 

 

Secara keseluruhan, MediaTek Dimensity 6400 tidak menawarkan banyak hal baru dibandingkan pendahulunya. Dengan peningkatan yang terbatas, chipset ini lebih terasa sebagai penyegaran kecil ketimbang inovasi nyata. 

Editorial Team