Tangkapan layar perkenalan mode desktop Android 16 (Dok.youtube.com/Google for Developers)
Melalui mode desktop, Android 16 tidak lagi sekadar sistem operasi mobile. Google membidik dua hal utama, yaitu produktivitas dan konsistensi antar perangkat. Misalnya, kamu bisa menyambungkan smartphone ke monitor eksternal untuk bekerja dengan layar lebih luas via wireless display. Bahkan, mode ini kompatibel dengan Android automotive dan XR (extended reality) sehingga memungkinkan integrasi tanpa batas di berbagai skenario penggunaan.
Bagi pengembang, ini adalah kabar gembira. Mereka hanya perlu membuat satu aplikasi yang bisa beradaptasi di semua platform Android, mulai dari smartphone, desktop, hingga headset AR/VR. Hal ini tentunya bisa memangkas waktu pengembangan sekaligus memastikan pengalaman pengguna tetap optimal di segala perangkat.
Bagi pengguna biasa, mode desktop Android 16 membuka pintu lebih praktis untuk bekerja on the go. Bayangkan, kamu bisa edit presentasi di Google Slides langsung dari smartphone atau mengatur schedule meeting sambil mencatat ide di Notes. Tak hanya itu, mode desktop juga bisa menghemat anggaran. Sebab, kamu tidak perlu membeli laptop mahal untuk tugas sederhana, seperti menulis email atau membuat desain dasar.
Kapan bisa menikmati mode desktop Android 16? Saat ini, fitur tersebut masih diuji coba pada Android 16 Beta. Meski tanggal pastinya belum diumumkan, Google berencana merilisnya bersamaan dengan peluncuran versi stabil Android 16 pada akhir 2025. Kabarnya, Google Pixel 9 Pro akan menjadi salah satu perangkat pertama dengan mode desktop ini dan produsen lain, seperti Samsung, Xiaomi, serta Oppo juga diperkirakan akan segera menyertakannya.
Mode desktop Android 16 bukan sekadar fitur tambahan, melainkan lompatan besar dalam evolusi sistem operasi mobile. Berkat adanya dukungan native, kolaborasi teknologi DeX, dan antarmuka intuitif, Google membuktikan bahwa smartphone bisa menjadi pusat produktivitas tanpa batas.