Kenapa RCS Masih Kurang Populer Dibanding WhatsApp?

- Kurangnya standarisasi dan dukungan global
- Tidak terpasang secara default di banyak perangkat
- Tidak sepenuhnya end-to-end encrypted
Rich Communication Services (RCS) digadang-gadang sebagai penerus SMS yang mampu menyaingi aplikasi pesan instan modern seperti WhatsApp. Lewat fitur seperti kirim foto beresolusi tinggi, video, dan chatting berbasis internet, RCS sebenarnya menawarkan pengalaman komunikasi jauh lebih canggih dari SMS biasa. Namun, meski teknologinya menjanjikan, kenyataannya RCS masih belum berhasil menandingi popularitas WhatsApp di banyak negara.
Di sisi lain, WhatsApp justru semakin mengukuhkan dominasinya sebagai aplikasi pesan utama di berbagai lapisan masyarakat. Hampir semua orang mengandalkan WhatsApp untuk keperluan pribadi hingga bisnis karena kemudahannya dan ekosistem yang sudah terbentuk. Lalu, kenapa RCS masih jarang digunakan? Mari cari tahu alasan RCS masih kurang populer dibanding WhatsApp.
1. Kurangnya standarisasi dan dukungan global

RCS awalnya dikembangkan oleh berbagai operator besar dunia tanpa kesepakatan teknis yang seragam. Akibatnya, fitur RCS bisa berbeda-beda tergantung operator dan negara, bahkan terkadang tidak saling kompatibel. Google akhirnya mengambil alih dengan menerapkannya lewat aplikasi Google Messages, tapi fragmentasi masih terasa. Ini berbeda dengan WhatsApp yang hanya butuh satu aplikasi dan satu nomor telepon untuk langsung digunakan di seluruh dunia.
2. Tidak terpasang secara default di banyak perangkat

RCS hanya aktif jika pengguna memakai aplikasi Google Messages, kemudian mengaktifkan fitur chat-nya secara manual. Tidak semua ponsel, terutama dari merek tertentu, langsung menyertakan aplikasi ini sebagai default. Hal ini menyulitkan pengguna awam yang tidak tahu cara mengaktifkannya. Sebaliknya, WhatsApp bisa langsung diunduh dan digunakan oleh siapa saja dengan sangat mudah.
3. Tidak sepenuhnya end-to-end encrypted

Salah satu daya tarik WhatsApp adalah fitur enkripsi penuh(end-to-end encryption) yang langsung aktif secara default untuk semua pesan. RCS baru menerapkan enkripsi E2E untuk percakapan pribadi, itu pun hanya di aplikasi Google Messages. Untuk percakapan grup, enkripsi masih terbatas dan belum sekuat WhatsApp. Ini membuat sebagian pengguna ragu akan keamanan data mereka jika menggunakan RCS.
4. Ekosistem WhatsApp sudah terbentuk kuat

WhatsApp sudah menjadi bagian dari kebiasaan digital masyarakat, sehingga digunakan untuk komunikasi keluarga, pekerjaan, hingga layanan pelanggan bisnis. Keberadaan grup, komunitas, dan channel membuat pengguna semakin terikat dalam ekosistem WhatsApp. Migrasi ke platform baru seperti RCS dianggap merepotkan karena tidak semua orang menggunakannya. Akibatnya, meskipun RCS lebih canggih dari SMS, tapi tetap kalah karena efek jaringan WhatsApp terlalu kuat.
5. Fitur WhatsApp lebih lengkap dan terintegrasi

WhatsApp menawarkan lebih dari sekadar pesan teks. Aplikasi ini mendukung panggilan video, voice note, status, channel, bahkan fitur pembayaran di beberapa negara. RCS fokus pada fitur perpesanan dasar dan masih belum mendukung fitur komunikasi lebih kompleks. Hal ini membuat WhatsApp jauh lebih menarik dan serbaguna untuk berbagai kebutuhan. Pengguna cenderung memilih platform yang lebih lengkap dan praktis dalam satu aplikasi.
6. Kurangnya promosi dan branding yang kuat

Sebagian besar orang bahkan tidak tahu apa itu RCS karena minimnya promosi yang dilakukan oleh operator maupun Google. Sementara itu, WhatsApp dikenal luas berkat strategi promosi, efek viral, dan kehadirannya sejak era awal smartphone. Ketidaktahuan publik soal keberadaan dan manfaat RCS menjadi hambatan besar. Tanpa branding yang kuat, sulit bagi RCS untuk bersaing dengan nama besar seperti WhatsApp.
Meskipun memiliki potensi sebagai standar komunikasi masa depan, kenyataannya RCS masih kurang populer dibanding WhatsApp yang sudah lebih dulu menguasai pasar. Fragmentasi teknologi, minimnya promosi, dan dominasi ekosistem WhatsApp menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan RCS. Meski dikembangkan oleh operator seluler global, sebagian pengguna Android justru belum menyadari bahwa fitur RCS telah aktif di HP mereka.