Semua Orang Bisa Memulai E-commerce, Ini 6 Caranya Menurut CEO SIRCLO

Banyak yang berpikiran e-commerce hanyalah sebuah jasa untuk memberikan tempat orang-orang untuk berjualan. Namun sebelum semua itu, kamu harus tahu terlebih dahulu apa tujuanmu membuat e-commerce.

Untuk apakah kamu membuat e-commerce? Apakah hanya sekedar mencari keuntungan? Ataukah ada yang lain? Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menentukan produk yang akan kamu buat.

E-commerce lebih dari sekedar platform berjualan di dunia maya. Perlu diketahui terdapat dua elemen di dalam e-commerce: fasilitator dan praktisi. Fasilitator adalah yang menyediakan jasa, praktisi adalah yang menggunakan jasa. Keduanya sama-sama berjualan, tetapi terdapat perbedaan yang jelas.

Jika kamu memiliki produk yang berbentuk fisik, seperti pakaian dan makanan, maka bisa diarahkan kamu adalah praktisi. Jika kamu memiliki produk yang dapat mendukung mereka berjualan tersebut, maka dipastikan kamu adalah fasilitator. “Dua ini memiliki tantangan yang berbeda,” jelas Brian. Menentukan hal tersebut merupakan hal kedua dalam langkah memulai bisnis di bidang e-commerce.

Perlu diketahui bahwa cara bermain di dunia offline dan online itu berbeda. Di offline pertimbangan seperti lokasi sangat menentukan kesuksesan dari produkmu. Berbeda dengan permainan online yang mana sosial media menjadi alat utama. Contoh paling nyata saat ini adalah instagram.

“Orang paling banyak melihat banyak barang dari Instagram. Oleh karena itu anda harus mengerti cara kerja Instagram dengan sangat baik.” Hashtag, waktu posting adalah contoh-contoh metadata yang harus dipelajari. Intinya adalah kamu harus paham seperti apakah platform yang kamu gunakan untuk mendukung e-commerce. “Setelah itu kamu haru mengerti konsep-konsep digital marketing,” tambahnya.

Hal ini bisa dilakukan melalui riset sambil menjalankan e-commerce-mu. Lakukan pengamatan apakah produkmu dicari dan dibutuhkan oleh banyak orang. Jika tidak, maka diperlukan evaluasi “apa yang menjadi alasan produkmu tidak dicari?” Brian mengatakan bahwa hal ini harus dibicarakan bersama kepada internal untuk dilakukan brainstorming mengenai produk seperti apa yang cocok untuk pasar.

“Baik kecil ataupun besar, harus berpikir marketnya seperti apa di online? Karena hal itu jauh berbeda dengan kondisi di offline. Mulai dari situ, barulah menyentuh problem yang lain, seperti bagaimana produksi untuk seterusnya dan lain-lain hal,” ujar pria yang telah membangun bisnis SIRCLO kurang lebih selama lima tahun tersebut. Jika produkmu dalam bentuk jasa, maka mengerti apa yang diinginkan oleh pasar dan klien adalah kunci utama memenangkan bisnis ini.

Selanjutnya hanyalah tinggal permasalahan konsistensi untuk mengembangkan branding. Entah itu melakukan pemasaran lewat influencer-influencer. Lakukan pula yang terbaik. “Jika anda membuat baju, buatlah baju sebagus mungkin, se-trend mungkin. Jika membuat makanan, buatlah makanan seenak mungkin.”

Tentu dalam menjalankan e-commerce ke depannya yang semakin besar, kamu akan menemui lebih banyak tantangan. Entah itu klien yang datang dari perusahaan besar atau produksi produk yang harus menjadi lebih banyak dan lebih cepat. Pada tahap ini perusahaanmu memerlukan kemampuan adaptasi yang cepat untuk berkembang dan pengembangan itu harus dekat dengan produk awal.

“Untuk sekarang SIRCLO sudah tidak hanya menangani pembuatan website saja, namun juga membantu operasional perusahaan-perusahaan itu. Itu karena banyak permintaan ke arah sana yang mana masih dekat dengan produk dan tujuan awal SIRCLO, membantu perusahaan-perusahaan untuk berkembang,” terang Brian.

Paling tidak itu adalah tips-tips yang bisa kamu dapatkan dari seorang CEO e-commerce yang terus berkembang. Apakah kamu sendiri memiliki keinginan untuk menggarap e-commerce? Kalau iya, semoga sukses deh.