Ilustrasi ekonomi digital
Bicara Indonesia 2045 secara keseluruhan, Roy ingin kita melihatnya dari pandangan makro terlebih dahulu. Artinya kita harus membangun masyarakat Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi, di mana pada 2045 nanti harus mencapai posisi ke-4 terbesar di dunia.
Saat ini ekonominya di sekitaran 4,8 hingga 5,2 persen, masih turun-naik. Bahkan jika melihat selama periode 1980-2000, hanya 2 kali ekonomi kita pernah mencapai pertumbuhan di atas kisaran 5 hingga 8 persen.
"Kalau kita mau mencapai Indonesia emas 2045, ini pertumbuhannya harus sedikit melompat. Kalau perkiraan kami adalah di sekitaran 8 sampai 10 persen. Sedangkan dari 4,8-5,2 persen untuk ke 8-10 persen itu perlu peningkatan yang luar biasa," ujar Roy.
IBM yakin lompatan itu harus berasal dari digital ekonomi. Teknologi harus mulai merangkak di banyak pertumbuhan masyarakat Indonesia, yang berarti pemerintah harus melakukan spending, membuat suatu keadaan supaya banyak pelaku bisnis maupun pelaku ekonomi tertarik untuk mulai berinvestasi di bidang digital teknologi.
Salah satu yang tentunya berkontribusi besar dalam bidang ini adalah AI. Saat ini teknologi tersebut dilihat bisa membantu produktivitas setiap orang, setiap pekerjaan atau bahkan setiap individu manusia.
"Jadi, ini pasti akan memainkan peran sangat penting. Dari pemerintah sendiri kalau kami lihat sudah mulai mengantisipasi hal itu, yaitu mulai menerapkan beberapa kebijakan. Karena kalau kita lihat minat dari masyarakat atau dari pelaku bisnis untuk mulai menerapkan AI atau bahkan mengaplikasikannya sangat tinggi," lanjutnya.
Tren ini membuat pemerintah harus membuat regulasi. Dia melihat pemerintah cukup konsisten, cepat tanggap akan perubahan yang bertujuan sangat positif.
Selain itu, untuk menerapkan digital teknologi guna menerapkan AI, diperlukan juga infrastruktur digital yang memadai. Menurutnya pemerintah sudah mulai memberikan beberapa insentif supaya ada pembangunan atau investasi di bidang arsitektur digital yang nantinya akan menunjang pertumbuhan di digital teknologi tersebut.
IBM juga menyoroti sisi manusia atau talenta. Saat 2045 nanti, kita membutuhkan individu yang mumpuni untuk menerapkan digital teknologi, khususnya AI.
Dalam hal ini, pemerintah juga sudah mulai membuat beberapa kebijaksanaan, termasuk salah satunya program kampus merdeka di mana mereka memberikan beasiswa untuk mahasiswa mengikuti program pembelajaran yang kemudian diselenggarakan oleh banyak pihak swasta.
"Kami ikut terlibat dalam program ini, bagaimana kita memberikan pengajaran mengenai AI, hybrid cloud dan cybersecurity, yang tentunya ini sangat menunjang sekali untuk keperluan di bidang pembangunan digital teknologi, terutama kalau memang tadi ada pengajaran khusus mengenai AI bagaimana setiap individu bisa menjadi talenta yang luar biasa untuk setiap perusahaan yang mau membangun ataupun menerapkan AI tersebut," jelasnya.