Virtual Reality Bisa Bikin Kamu Jalani Operasi, Tanpa Dibius Total

Dalam sebuah video yang diunggah oleh BBC, rumah sakit memasangkan teknologi VR kepada pasiennya di dalam ruang operasi. Ketika operasi berlangsung, sang pasien akan terbawa ke dalam dunianya sendiri di mana VR tersebut menampilkan tempat-tempat berbau alam seperti hutan dan pantai. Seru banget gak tuh?

Selain visual, pendengaran dari pasien juga akan dibawa pergi selama operasi berlangsung. Hal ini dilakukan agar pasien tidak bisa mendengar suara-suara aktivitas dari operasi tersebut.

Jika mereka mendengarnya, besar kemungkinan mereka akan stres karena mendengarkan bagian tubuh mereka sedang dibedah. Untuk itu, headset yang digunakan diproyeksikan agar pasien hanya bisa mendengar suara dari tempat mereka sedang 'berjalan-jalan' itu.

Pasien yang melakukan operasi di St George's Hospital London mengaku senang ketika ditawarkan untuk menggunakan metode lain alih-alih mengaplikasikan pembiusan. Menurutnya, penggunaan VR sangat efektif sehingga patut untuk diterapkan di seluruh rumah sakit.

Pasalnya, ketika sedang dioperasi, dia hanya merasakan sedang duduk di atas gunung dan menikmati pemandangannya. Sesekali dia merasakan ada tangan yang menyentuh tubuhnya namun si pasien tidak merasa terganggu sama sekali.

Supaya bisa diaplikasikan ke seluruh rumah sakit di dunia, tentu teknologi VR ini membutuhkan pengakuan di dunia kesehatan. Statnews melaporkan bahwa para peneliti di Amerika kini sedang mengusahakan VR dapat diterima dengan cara memberikan pelatihan. Jadi, para peneliti ini berharap para dokter mau menerima VR setelah tidak asing lagi dengan VR.

Teknologi yang semakin berkembang memang harus secepatnya diterapkan ke dalam bidangnya masing-masing. Termasuk VR, teknologi yang segera menggantikan obat bius tidur ini dianggap sebagai pertanda bahwa dunia medis semakin berkembang.

Harga VR sendiri memang masih mahal. Kendati begitu, banyak pula VR yang lebih murah, mudah digunakan, dan efektif.

Selain VR dalam bentuk membuat pasien relaks, ada pula VR yang bisa dijadikan alat untuk membantu dokter, terutama saat melakukan operasi. Contohnya adalah ketika dokter ingin memisahkan bayi yang terlahir kembar siam.

Kala itu, bayi yang kembar itu terlahir dengan memiliki jantung dan hati yang bergabung. Maka dari itu, operasi harus dilakukan dengan sangat berhati-hati karena risikonya besar. Berbekal VR, dokter mampu melihat gambar tubuh dari si kembar sangat terperinci sehingga memudahkan proses operasi.

Tidak hanya untuk operasi, VR juga acap kali digunakan saat mengobati pasien yang mengalami kanker. Ketika kemoterapi sedang berlangsung, di situlah peran VR dengan memberikan nuansa yang menyenangkan untuk mengurangi kecemasan.

Bahkan, ketika anak-anak disuntik pun, VR juga bisa digunakan. Dengan begitu, anak-anak yang takut terhadap jarum suntik jadi tidak takut dan bisa menikmati selingan yang disediakan oleh VR.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar virtual reality di dunia medis. Semoga penerapan VR ini bisa segera menyebar di seluruh rumah sakit Indonesia ya.