Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret kucing di Aoshima Island (commons.wikimedia.org/暇・カキコ)
potret kucing di Aoshima Island (commons.wikimedia.org/暇・カキコ)

Bayangkan sebuah pulau kecil di mana kucing lebih banyak daripada manusia. Itulah yang terjadi di Aoshima, Jepang yang lebih dikenal sebagai Cat Island. Pulau ini jadi destinasi impian para pencinta kucing dari seluruh dunia.

Awalnya, Aoshima hanyalah desa nelayan sederhana dengan penduduk yang sedikit. Namun, kehadiran ratusan kucing menjadikannya pusat perhatian wisatawan. Kisah unik ini membuat pulau kecil tersebut semakin populer di media sosial. Ingin tahu lebih banyak tentang pulau ini? Berikut fakta unik dari Aoshima Cat Island di Jepang.

1. Populasi kucing lebih banyak daripada manusia

potret kucing di Aoshima Island (commons.wikimedia.org/暇・カキコ)

Di Aoshima, jumlah kucing pernah mencapai ratusan ekor, jauh lebih banyak daripada penduduknya. Dilansir dari Japan Daily, pada tahun 2018, tercatat ada sekitar 200 kucing dengan hanya 6 orang penduduk tetap. Kini jumlahnya menurun, tapi kucing tetap mendominasi pulau.

TravelWise menginformasikan bahwa populasi manusia di Aoshima bahkan tinggal hitungan jari, sebagian besar lansia. Rasio kucing terhadap manusia pernah mencapai 36 banding 1, menjadikannya pulau unik di dunia. Tidak heran media internasional menyebutnya sebagai pulau kucing paling terkenal di Jepang.

2. Awalnya dibawa nelayan

ilustrasi kucing (pexels.com/Mia X)

Kucing di Aoshima bukan muncul begitu saja, melainkan dibawa oleh para nelayan. Dahulu, kucing digunakan untuk mengendalikan tikus yang merusak perahu dan hasil tangkapan. Tanpa predator alami, populasi mereka berkembang pesat.

Seiring berjalannya waktu, nelayan semakin sedikit dan banyak penduduk pindah ke kota. Hal ini membuat kucing menjadi penghuni utama pulau. Mereka kini bukan hanya hewan peliharaan, tapi simbol hidup Aoshima yang dikenal di seluruh dunia.

3. Tidak ada fasilitas wisata modern

ilustrasi kucing (pexels.com/Maksim Mak)

Meskipun terkenal, Aoshima tidak dikembangkan menjadi tempat wisata besar. Dilansir dari Times of India, tidak ada hotel, restoran besar, atau pusat hiburan di pulau ini. Semua terasa sederhana, sesuai dengan kehidupan desa nelayan yang tenang.

Wisatawan biasanya hanya berkunjung seharian dan membawa bekal dari luar. Hal ini membuat pengalaman lebih autentik dan berbeda dari destinasi wisata populer lain di Jepang. Justru kesederhanaan inilah yang menjadi daya tariknya.

4. Surga bagi pencinta kucing

ilustrasi kucing (pexels.com/Nothing Ahead)

Bagi pencinta kucing, Aoshima terasa seperti dunia mimpi. Saat kapal merapat, puluhan kucing biasanya langsung menyambut turis. Mereka ramah dan terbiasa dengan kehadiran manusia.

Banyak pengunjung datang dengan membawa makanan untuk memberi makan kucing. Interaksi sederhana ini membuat pulau terasa sangat istimewa. Tidak heran Aoshima sering muncul dalam vlog dan unggahan media sosial pencinta kucing.

5. Jumlah penduduk terus menyusut

ilustrasi kucing (pexels.com/Shuxuan Cao)

Meski semakin populer, jumlah penduduk Aoshima terus berkurang. Dilansir dari The Guardian, kini hanya ada empat penduduk tetap yang semuanya sudah lanjut usia. Situasi ini membuat keberlangsungan hidup desa nelayan tersebut semakin rapuh.

Ironisnya, semakin sedikit manusia, semakin kuat citra Aoshima sebagai pulau kucing. Hewan-hewan berbulu ini seolah benar-benar menjadi raja pulau. Inilah yang membuat Aoshima berbeda dari pulau lain di Jepang.

Aoshima bukan sekadar destinasi, tapi juga simbol unik hubungan manusia dan hewan. Kucing-kucing di Aoshima berhasil mengubah pulau kecil menjadi tempat yang mendunia. Bagi pencinta kucing, berkunjung ke sini pasti jadi pengalaman tak terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team