5 Fakta Gunung Sepikul, Wisata yang Erat dengan Legenda Roro Jonggrang

Bagi pencinta wisata alam, Gunung Sepikul mungkin sudah tidak asing lagi. Meski  bernama gunung, nyatanya ketinggian tempat ini cukup rendah dibanding gunung pada umumnya, yakni hanya sekitar 350 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bahkan, kawasan gunung yang terdiri dari dua buah bukit batuan purba ini sering dijadikan ajang latihan para pendaki pemula. Sebelum mendaki gunung yang lebih tinggi, biasanya mereka akan melakukan pendakian terlebih dahulu di Gunung Sepikul.

Untuk tiba di puncaknya hanya dibutuhkan waktu pendakian selama 10-15 menit saja. Jalur pendakiannya pun cukup mudah. Meski menanjak, tapi tidak terlalu terjal.

Panorama alam yang disajikan Gunung sepikul memang sangat memukau. Pengunjung akan dibuat takjub karena setiap sisinya menampilkan keindahan yang berbeda-beda.

Di sisi selatan, pengunjung bisa menikmati pemandangan pegunungan memanjang yang tampak seperti tembok raksasa berwarna hijau. Pegunungan ini memiliki puncak tertinggi yang biasa disebut Gunung Gajah Mungkur, titik tertinggi di Kabupaten Sukoharjo. 

Sementara di sisi timur tersaji pemandangan Gunung Lawu yang gagah. Pada bagian barat, terdapat Gunung Merapi dan Merbabu yang berjajar dan membuat pemandangan semakin indah.

Pemandangan di bawah Gunung Sepikul pun tak kalah memesona. Ada deretan sawah yang siap menyegarkan mata.

Tak hanya indahnya pemandangan, Gunung Sepikul juga menyimpan legenda. Keberadaan gunung ini dipercaya berkaitan dengan kisah Bandung Bondowoso, yaitu cerita tentang pembangunan Candi Prambanan yang ada di perbatasan Klaten dan Yogyakarta.

Kala itu, Roro Jonggrang meminta syarat pembangunan 1.000 candi bila Bandung Bandowoso ingin menikahinya. Tiba pada candi ke-999 yang selesai dibangun, Roro Jonggrang meminta seluruh warga untuk beraktivitas seperti hari sudah fajar.

Singkat cerita, Bandung Bondowoso yang merasa ditipu akhirnya marah besar. Batuan yang kini dikenal Gunung Sepikul ini mulanya akan digunakan sebagai candi ke-1.000.

Dikarenakan Roro Jonggrang telah dijadikan sebagai candi ke-1.000, akhirnya batuan ini pun dibiarkan. Inilah mengapa gunung ini berbentuk seperti batuan yang siap dibawa dan diberi nama Gunung Sepikul yang dalam bahasa Jawa berbarti batuan siap "dipikul".

Salah satu pesona yang tidak bisa dilewatkan di Gunung Sepikul adalah momen matahari terbitnya. Banyak pengunjung yang rela datang sejak pukul 05.00 untuk menyaksikan momen ini.

Dari puncaknya, kamu bisa melihat warna keemasan yang muncul dari ufuk timur. Ditambah dengan suara burung dan angin yang berhembus, nuansanya terasa sangat menyegarkan. Pemandangan ini bisa terlihat saat cuaca sedang cerah.

Namun, tak perlu khawatir bila cuaca sedang mendung. Pengunjung juga bisa melihat pemandangan yang tak kalah menakjubkan. Seluruh area di bawah Gunung Sepikul akan tertutup oleh kabut, sehingga tampak seperti negeri di atas awan.

Dari pusat Kota Sukoharjo, Gunung Sepikul berjarak kurang lebih 20 km. Perjalanan bisa ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam dengan kendaraan bermotor.

Rute paling mudah untuk dilalui yakni melalui jalan utama Sukoharjo-Wonogiri. Saat tiba di lampu merah Tugu Pusaka Selogiri, belokkan kendaraan ke kanan menuju Kecamatan Bulu Sukoharjo. Terus saja ikuti jalan utama yang terbuat dari cor.

Setelah menemukan perempatan Lapangan Desa Pule, lurus sejauh sekitar 2,5 km ke arah barat dan masuk ke Jalan Wonogiri-Klaten. Kamu akan melihat petunjuk arah menuju Gunung Sepikul dan tempat wisata lain, seperti Batu Seribu.

Dari petunjuk arah tersebut, belok kanan meninggalkan jalan utama Wonogiri-Klaten. Setelahnya akan ada pertigaan tepat sebelum areal persawahan. Belok kiri di pertigaan tersebut, lalu lurus mengikuti jalan desa dan kamu akan tiba di lokasi parkir Gunung Sepikul.

Panorama indah yang disajikan Gunung Sepikul berhasil memikat siapa pun yang datang. Bila kamu sedang berada di Jawa Tengah, khususnya Sukoharjo, jangan lewatkan mampir ke tempat wisata ini, ya!