5 Julukan Kota Bojonegoro yang Unik dan Beraneka Ragam, Sudah Tahu? 

Ledre merupakan salah satu makanan khas Bojonegoro. Uniknya penamaan ledre tersebut berasal dari proses melembutkan dengan membentuk lembaran-lembaran pipih yang disebut "Ngeledre". Bahan utama yang digunakan, yaitu Pisang Raja. Terdapat beberapa varian rasa dari ledre, antara lain rasa original, rasa cokelat, rasa durian, dan rasa stroberi. Oleh-oleh khas Bojonegoro dapat dibeli dengan harga yang relatif terjangkau dan ramah di kantong, lho!

Bojonegoro menyimpan jutaan fosil, tak heran jika banyak ditemukan sumber minyak dan gas bumi. Ladang minyak bertempat di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu Bojonegoro, Jawa Timur menjadi salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 210 ribu barel per hari.

Selain minyak yang berada di Lapangan Minyak Banyu Urip, juga ada pengelolaan minyak di Lapangan Minyak Sukowati, dan Lapangan Minyak yang dikelola warga di sumur tua Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan. Desa Wonocolo juga dijadikan destinasi wisata migas di Bojonegoro yang dikenal dengan “Teksas Wonocolo”.

Bojonegoro merupakan penghasil jati yang berkualitas dan memiliki industri mebel yang tersebar di beberapa daerah di Bojonegoro. Kayu jati ini kemudian dijadikan bahan utama pembuatan furniture, seperti lemari, meja, kursi tamu, dan lain sebagainya yang di desain mengikuti selera zaman.

Perbedaan yang tampak dari furniture di Bojonegoro dengan yang lainnya, yaitu diolah menggunakan kayu jati asli yang sudah tua. Jati tua yang diperoleh mampu menghasilkan furniture yang kuat dan ukiran yang indah.

Tayub dikenal sejak 1975 yang dipentaskan dalam berbagai kegiatan, seperti acara bersih desa, khitanan, ataupun perkawinan. Kesenian tayub ini menjadi akar kebudayaan yang masih ada hingga saat ini. Kesenian ini termasuk ke dalam jenis tarian. Dalam tarian ini kunci utamanya berada pada norma kesopanan. Di mana setiap pementasan, penari dan para tamu yang ikut menari selalu memberikan jarak.  

Sejarahnya Bojonegoro merupakan salah satu tempat di mana Prabu Angling Dharma bersinggah untuk menjalani masa hukuman, tepatnya di Kecamatan Kalitidu. Tempat tersebut dikenal sebagai Petilasan Angling Dharma. Petilasan ini memiliki arsitektur yang menjadi ciri khas dan suasana di kawasan ini juga terasa sunyi.

Nah, itulah beberapa julukan dari Kota Bojonegoro yang unik dan beraneka ragam. Semoga tidak asing lagi dengan julukan Bojonegoro ini ya.