5 Objek Wisata Tidak Jauh dari Alun-alun Surabaya, Menambah Wawasan!

Menjadi monumen kapal selam terbesar di Asia, sayang banget pastinya sudah sampai Surabaya tidak mampir ke Monkasel. Monkasel adalah singkatan dari Monumen Kapal Selam di Surabaya.

Monumen Kapal Selam yang berada di Jalan Pemuda-Surabaya ini jadi destinasi wisata edukasi tentang pentingnya peran dari kapal selam di Indonesia dalam berbagai hal mulai dari perang laut hingga mewujudkan kemerdekaan.

Daya tarik monumen kapal selam yaitu bentuk asli dari kapal KRI Pasopati 410. Monumen dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk pengunjung yang di antaranya adalah isi kapal KRI Pasopati 410, videorama, hingga kolam renang.

Museum yang berdiri di Jalan Genteng Kali No.10 ini dulunya adalah gedung Sekolah Taman Siswa, lho. Daya tarik dari Museum Pendidikan Surabaya yaitu masih menyimpan bukti materiil pendidikan dari masa pra-aksara, kolonial, hingga kemerdekaan Republik Indonesia.

Walaupun tema museum ini tentang dunia pendidikan di Indonesia, dijamin tidak bikin bosan lantaran Museum Pendidikan Surabaya konsepnya vintage dan estetik, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Mulai dari perpustakaan, diorama kelas, public space, hingga kantin, lho.

Bangunannya berwarna merah bata dan mencolok di tengah kota, Surabaya Museum atau dikenal juga dengan Museum Siola adalah objek wisata menarik yang lokasinya pun tidak jauh dari Alun-Alun Surabaya. Tepatnya berada di Jalan Tunjungan No.1, Surabaya.

Apa yang menarik dari museum ini? Hal pertama tentu bangunannya yang bergaya Eropa. Dari luar nampak klasik, namun di dalam museum minimalis modern, lho. Koleksi museum Siola terdiri dari foto walikota yang pernah menjabat di Surabaya, wayang, baju adat, dan masih banyak lagi. Konon, koleksi Museum Surabaya diperkirakan jumlahnya lebih dari 1.000, lho.

Siapa yang tidak tahu dengan Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau dikenal dengan H.O.S. Tjokroaminoto? Meskipun lahir di Yogyakarta, H.O.S. Tjokroaminoto memiliki museum biografinya di Jalan Peneleh Gang Vll No.29-31.

Museum ini bukan dari bangunan modern, melainkan rumah dari H.O.S. Tjokroaminoto yang kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah Kota Surabaya sebagai destinasi wisata. Bangunan museum yang kental adat Jawa ini menyimpan koleksi benda-benda penting dan bersejarah milik H.O.S Tjokroaminoto.

Benda-benda tersebut meliputi perabotan, meja kursi, dokumen penting, hingga pajangan foto para tokoh nasional Indonesia.

Menikmati panorama Surabaya tidak harus dari jalur darat saja, lho. Menjelang senja hingga malam, kamu bisa menikmati keindahan Surabaya dari atas perahu yang menyusuri Sungai Kalimas.

Sungai yang kini membuka diri di sektor pariwisata ini menyuguhkan pemandangan bangunan serta lanskap Kota Surabaya pada petang atau malam hari yang berhiaskan cahaya lampu.

Tidak hanya sebatas sungai biasa. Menilik dari riwayatnya, Kalimas dulu merupakan pintu menuju Ibu kota di Trowulan, pada masa Kerajaan Majapahit. Ketika masa penjajahan, Sungai Kalimas dimanfaatkan oleh Hindia Belanda sebagai prasarana transportasi air.

Selain lima wisata tadi, di sekitar Alun-alun Surabaya berdiri tempat penting serta banyak taman dengan lanskap memukau, lho. Ada Taman Prestasi Surabaya, Monumen Gubernur Suryo, Masjid Muhammad Cheng Hoo, hingga Monumen Bambu Runcing.

Belum tahu harus ke mana begitu tiba di Alun-alun Surabaya? Melipir saja ke objek wisata sekitar Alun-Alun Surabaya yang seru, kaya sejarah, serta budaya tadi, ya.