potret Penari Gambyong Langenkusuma di Prangwedanan, Istana Mangkunegaran (commons.wikimedia.org/Kembangraps)
Sebagai pusat kebudayaan Jawa, keluarga Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran tentu mengenakan busana tradisional Jawa untuk acara tertentu. Salah satu yang tidak lepas dari unsur busana mereka adalah batik. Kendati keduanya berada di Solo dan berdekatan, ternyata motif batik yang digunakan berbeda.
Batik di lingkungan istana Kasunanan Surakarta didominasi warna gelap, seperti cokelat dan hitam. Motifnya cenderung menunjukkan unsur kerajaan dan alam. Beberapa motif yang cukup terkenal antara lain, sawat (sayap atau ekor garuda) yang melambang mahkota raja dan meru (gunung dalam mitologi Hindu) untuk mewakili kebesaran atau keagungan.
Berbeda dengan batik di lingkungan istana Pura Mangkunegaran yang menggunakan warna cerah dan berani seperti cokelat sogan, kuning keemasan, hijau, dan biru. Warna tersebut akan memberikan kesan lebih dinamis dan bersemangat. Demikian pula dengan coraknya yang lebih beragam, kompleks, dan rumit, seperti buketan pakis, sapanti nata, parang kesit barong, dan wahyu tumurun.
Ternyata perbedaan antara Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran tidak hanya terletak pada komplek bangunannya secara fisik. Asal mula didirikan hingga seni budaya yang berkembang di dalam lingkungan keduanya pun berbeda. Agar lebih tahu mendalam, yuk kunjungi keduanya!