Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tren Wisata 2023 yang Sudah Gak Dilakukan pada 2024

ilustrasi wisatawan (unsplash.com/Aleks Marinkovic)

Kamu tentu pernah merasakan kegembiraan menjelajahi destinasi yang populer. Nah tahukah kamu bahwa tren wisata selalu berubah seiring berjalannya waktu? Dari destinasi eksotis yang ramai hingga pengalaman terencana yang matang, tahun 2023 memang memberikan warna baru dalam industri pariwisata. Namun, mari kita buka mata pada perubahan signifikan yang terjadi di tahun 2024.

Apa yang menjadi tren pada tahun lalu mungkin sudah tidak relevan hari ini. Dalam artikel ini, mari bersama-sama menjelajahi enam tren wisata 2023 yang sudah tidak dilakukan pada 2024. Kira-kira tren apa saja yang dimaksud? Cari tahu sama-sama, yuk!

1. Virtual Reality (VR) tourism

ilustrasi VR tourism (unsplash.com/Hamer and Tusk)

Pada tahun 2023, VR tourism menjadi salah satu tren yang sangat diminati. Kamu bisa menjelajahi destinasi impian tanpa meninggalkan rumah.

Traveling melalui virtual reality memberikan pengalaman tak terlupakan, memungkinkan kamu untuk merasakan keindahan dan keunikan suatu tempat tanpa benar-benar berada di sana secara fisik. Namun pada tahun 2024, pandemi yang makin terkendali membuat orang lebih nyaman untuk berkeliling secara langsung.

Meskipun teknologi VR masih digunakan untuk pengalaman wisata, tetapi seiring dengan pemulihan situasi kesehatan global, traveling secara langsung kembali menjadi prioritas. Meski masih ada keinginan untuk menjelajahi dunia melalui layar, kehadiran fisik di destinasi wisata memberikan pengalaman yang lebih otentik dan mendalam.

Penggunaan VR Tourism tidak lagi mendominasi, melainkan menjadi tambahan menarik untuk merencanakan perjalanan yang lebih baik.

2. Over-tourism

ilustrasi over tourism (unsplash.com/Jisun Han)

Fenomena over-tourism pada tahun 2023 membuat beberapa destinasi populer kelebihan beban, merugikan lingkungan dan memberikan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi wisatawan.

Di tahun 2024, kesadaran akan kelestarian lingkungan semakin meningkat. Traveler tidak hanya mencari destinasi populer, tetapi juga mencoba menjelajahi tempat-tempat yang lebih terpencil dan lestari secara ekologis.

Pemerintah dan komunitas lokal bekerja sama untuk mengelola aliran wisatawan, menjaga keaslian budaya, dan melindungi lingkungan. Traveler juga lebih cenderung memilih destinasi yang mempromosikan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

Perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa wisatawan tidak hanya menjadi penikmat, tetapi juga pemelihara kelestarian lingkungan dan kekayaan budaya setempat.

3. Mass tourism event

ilustrasi mass tourism event (unsplash.com/Dibakar Roy)

Traveling dalam skala massal seperti festival besar dan pertunjukan internasional, yang meramaikan tahun 2023, kini dilihat dengan sikap lebih kritis pada tahun 2024. Keamanan dan kesehatan menjadi prioritas utama, membuat traveler lebih memilih pengalaman yang lebih intim dan pribadi. Meskipun acara-acara besar masih ada, traveler lebih cenderung memilih destinasi yang menawarkan pengalaman khusus, seperti festival lokal yang lebih autentik dan kecil.

Pergeseran ini menciptakan ruang untuk mendukung ekonomi lokal dan memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam. Traveler tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor dalam mendukung dan merasakan budaya lokal. Interaksi yang lebih dekat dengan komunitas setempat menjadi daya tarik utama, menciptakan kenangan yang berbeda dari perjalanan masa lalu.

4. Standard hotel accommodations

ilustrasi standard hotel accomodations (unsplash.com/Vojtech Bruzek)

Pada 2023, menginap di hotel berbintang dengan fasilitas standar mungkin menjadi pilihan utama. Namun di tahun 2024, traveler lebih suka menginap di akomodasi yang menawarkan pengalaman unik dan personal. Menginap di homestay lokal, vila tradisional, atau bahkan di tengah alam menjadi pilihan yang lebih menarik.

Konsep menginap yang tidak hanya nyaman tetapi juga menghadirkan suasana lokal menjadi dorongan utama dalam pemilihan akomodasi. Dari pertemuan dengan tuan rumah yang ramah hingga menikmati sarapan tradisional setempat, setiap momen di akomodasi menjadi bagian integral dari pengalaman traveling. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih erat antara traveler dan destinasi yang mereka kunjungi, menjadikan setiap perjalanan tak terlupakan.

5. Tourist hotspots

ilustrasi tourist hotspot (unsplash.com/Il Vagabiondo)

Destinasi pariwisata yang paling populer pada tahun 2023 mungkin sudah tidak seunik seperti dulu. Kebanyakan traveler sekarang mencari petualangan yang lebih mendalam, menjauh dari kerumunan besar, dan merasakan keindahan yang belum banyak orang alami.

Tren ini mencerminkan keinginan untuk menjelajahi tempat-tempat yang masih terjaga alamnya dan belum terlalu terjamah oleh wisatawan. Dalam perjalanan traveling-nya, sekarang traveler cenderung memilih destinasi yang lebih eksotis, tempat-tempat yang masih tersembunyi, dan belum terpengaruh oleh industri pariwisata massal.

Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih intim, di mana mereka dapat merasakan keunikan budaya lokal dan keindahan alam yang autentik.Terlebih lagi, banyak destinasi luar jalur utama yang menawarkan petualangan luar biasa, mulai dari menjelajahi hutan belantara, menyusuri pantai terpencil, hingga merasakan kehidupan masyarakat lokal yang jarang terpapar oleh modernitas.

Pergeseran ini menunjukkan bahwa traveling tidak hanya tentang destinasi terkenal, tetapi juga tentang menemukan keajaiban di tempat-tempat yang masih tersembunyi dari sorotan dunia.

6. Glamping

ilustrasi glamping (commons.wikimedia.org/Rezenkov-novookatovo)

Dulu, tren glamping alias glamorous camping begitu digemari. Para wisatawan mencari pengalaman yang tak hanya nyaman tetapi juga terhubung erat dengan alam. Namun, seiring berjalannya waktu, tren ini mulai meredup.

Banyak orang kini mencari pengalaman yang lebih autentik. Mereka ingin merasakan kehidupan seperti lokal dan terlibat langsung dengan keindahan alam sekitar. Oleh karena itu, konsep camping tradisional mulai mendapatkan daya tarik kembali.

Selain itu, perubahan ini juga didorong oleh kesadaran akan ekologi. Tren ekowisata semakin meningkat, dan wisatawan lebih memilih opsi yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, meskipun glamping masih memiliki pangsa pasar, tetapi kini lebih diarahkan pada pengalaman camping yang lebih sederhana dan terintegrasi dengan kealamian sekitar.

Melihat tren-tren di atas, jelas terlihat bahwa preferensi wisatawan terus berkembang. Dengan perubahan tren ini, kita dapat menyimpulkan bahwa wisatawan kini lebih fokus pada pengalaman dan keberlanjutan, mencari keseimbangan antara kenyamanan modern dan keindahan alam.

Apa yang populer tahun 2023 kemarin, mungkin sudah menjadi kenangan di tahun 2024 dan yang baru selalu menarik untuk dijelajahi. Selamat menjelajahi tren wisata terbaru, ya!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us