Melancong ke Nusa Tenggara Timur rasanya tak melulu harus ke destinasi yang sudah sering dikunjungi orang, seperti ke Pulau Komodo. Sebab, melipir sedikit dari sana, ada sebuah daerah dengan bentang alam yang sangat indah.
Namanya Ruteng, lokasinya masih di Manggarai. Di sana, tersaji bentang alam yang tak pernah kita temui. Mata akan terbelalak dibuatnya. Selain Ruteng, wilayah di sekitarnya juga membuat lidah tak berhenti berdecak kagum.
Di kota beriklim sejuk itu, bisa dijumpai rumah ibadah umat Nasrani di berbagai sudut. Semua gedung menawarkan karakteristik yang berbeda.
Ada yang mirip bangunan masa Portugis, ada yang modern, ada pula yang menggambarkan akulturasi budaya Nusantara dan Portugis. Panorama yang demikian membuat atmosfer religi di sana terasa sangat kental.
“Kalau lonceng gereja berbunyi, seluruh kota seperti dipenuhi suara dentingan yang sangat merdu,” tutur Raynaldo Kamil P. Harum, warga Labuan Bajo yang pernah tinggal di Ruteng, kepada IDN Times beberapa waktu lalu.
Namun, bukan lantas dengan menjamurnya bangunan gereja lalu tak ada rumah ibadah lain. Terdapat masjid di tengah kota yang justru sangat dijaga oleh mayoritas penduduknya. Maklum, masyarakat di sana punya rasa toleransi yang tinggi.
Yusta Dou, alumni salah satu perguruan tinggi ternama di Ruteng, memberi rekomendasi lokasi wisata ini untuk disambangi pelancong kala bertandang ke kota tersebut. Di sana, orang-orang bisa menilik indahnya Kota Ruteng dari ketinggian.
Selain itu, cocok untuk berburu matahari terbit. Tentu harus sampai di lokasi sebelum pukul 06.00 WITA. Pengunjung bisa menyaksikan gumpalan awan menari-nari di atas kota atau kabut turun menyelimuti sawah dan atap-atap rumah.
Selain bukit yang menawan, di Golo Curu ada gua Maria yang bisa disambangi wisatawan. Di sekitarnya ada biara-biara yang cocok untuk tempat menepi atau introspeksi diri.
Bagi yang beragama lain, lokasi ini cocok untuk wisata sejarah dan budaya. Juga untuk spot berfoto.
Lokasinya berada di Rahong Utara, Kabupaten Manggarai. Lanskap berupa air terjun dua tingkat bakal memanjakan mata pengunjung yang bertandang ke sana. Ketinggiannya kurang lebih 25 meter dengan panorama hijau dan nuansa alam yang kental.
Wisata ini cocok buat pelancong yang doyan dengan aktivitas outdoor. Di sana, para tamu bisa menyaksikan lanskap karpet-karpet alam Nusa Tenggara Timur yang menakjubkan sambil berkeringat mencecap games yang menantang.
Café ini cukup punya nama di Ruteng. Bahkan, saking kesohornya, sang pemilik, Wenti Romas dan keluarga, membuka cabang di Labuan Bajo.
Di sini menjual kopi khas NTT, khususnya Manggarai, yang punya rasa sangat khas. Ada pula varian kopi yang cukup diandalkan, namanya kopi Juriah.
Kopi ini hanya dipanen dua tahun sekali. After taste-nya menawarkan rasa karamel, cokela, dan tembakau yang kuat. Pemilik juga bakal menyediakan menu kompyang, roti khas Manggarai, yang membuat lidah berselancar rasa.
Kalau pernah melihat gambar bentang sawah mirip sarang laba-laba yang tertata rapi nan indah, di sinilah tempatnya. Lokasinya di daerah Cancar.
Wilayah ini memang terkenal menjadi penghasil padi terbesar. Dijamin, kalau berfoto di sini, orang akan menyangka bahwa kamu sedang berada di luar negeri.
Yusta Dou berujar, sejatinya Wae Rebo bisa ditempuh sekitar tiga jam dari Ruteng. Di sini terdapat kampung adat yang masih erat mempertahankan budaya aslinya.
Orang-orang bilang, inilah surga tersembunyi yang berada di tanah NTT. Kalau sudah di sana, kita bakal merasa seperti di atas awan. Namun, untuk menjangkaunya, perlu perjuangan lumayan.
Trekking sekitar empat jam kudu ditempuh. Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipatuhi, seperti meminta izin kala hendak mengambil potret.
Sudah siap mengepak ransel? Cara menuju Ruteng bisa ditempuh melalui jalur darat dari Labuan Bajo atau Bajawa lho. Dijamin seru, deh!