Armenia, sebuah negara yang punya sejarah panjang nan pilu ini memang punya letak yang dilematis. Ia berbatasan langsung dengan empat negara yang sama sekali bukan sobat karibnya, Turki, Azerbaijan, Iran, dan Georgia.
Beruntung di masa modern ini, Armenia mulai bangkit. Negara ini punya banyak kisah menarik yang bisa ditelusuri lewat delapan lokasi berikut.
Terlihat seperti sebuah pemakaman bawah tanah, bangunan ini sebenarnya adalah gudang penyimpanan bahan makanan yang digali sendiri oleh seorang pria paruh baya bernama Levon untuk istrinya.
Saat akhirnya Levon sudah meninggal pada tahun 2008, tempat ini justru menarik banyak orang yang penasaran dengan karyanya. Sang istri pun menyambut baik dan mengizinkan wisatawan untuk menengok sendiri gudang bawah tanah yang unik itu.
Meski berbatasan dengan negara-negara Islam, mayoritas warga Armenia adalah penganut agama Kristen. Itulah mengapa mereka memiliki banyak gereja dan biara. Biara biasanya terletak di pinggiran kota atau pedesaaan, bersebelahan langsung dengan lanskap alam yang mempesona. Salah satu yang terindah adalah Biara Sevanavank yang terletak di seberang Danau Sevan.
Ada yang unik di Armenia, yaitu peninggalan penganut Zoroastria yang berupa kuil Garni. Kuil ini serupa dengan kuil-kuil yang biasanya ditemui orang di Yunani. Hanya saja, batuannya yang berbeda dengan warna lebih keabu-abuan. Di komplek kuil ini, pengunjung juga bisa menemukan sebuah tebing yang terukir simetris.
Armenia memiliki sebuah monumen unik yang melambangkan laki-laki dan perempuan, warga lokal menyebutnya tatik-papik yang artinya nenek-kakek. Dengan warna jingganya yang mencolok dan pondasinya yang kokoh, monumen ini selalu ramai pengunjung.
Apalagi, monumen ini juga pernah masuk dalam video profil kontestan Armenia saat berkompetisi dalam ajang Eurovision 2009. Padahal, letak monumen ini ada di wilayah Republik Artsakh (dulu Nagorno-Karabakh) yang masih jadi sengketa antara Armenia dan Azerbaijan.
Gereja yang terletak di Yerevan ini merupakan salah satu gereja tercantik di Armenia. Ia juga punya sejarah yang panjang. Gereja ini pernah hancur karena gempa bumi dahsyat di abad 17 dan sempat terkubur.
Penduduk kemudian menemukannya kembali saat Armenia masih berada di bawah otoritas Uni Soviet. Saat itu, Uni Soviet menggabungnya menjadi pusat studi bahasa agar fungsinya sebagai gereja tak mencolok. Saat akhirnya Armenia merdeka, mereka memugarnya kembali menjadi gereja seutuhnya.
Sebuah jurang curam biasanya hanya dibiarkan begitu saja. Namun, beda dengan Jurang Hunot yang ada di kota Shushi, Armenia ini, ia menyimpan cerita panjang sebagai satu dari sedikit desa kuno yang masih terlihat di negara ini. Dulunya, desa ini adalah pemasok tepung terbesar di Armenia. Beberapa sisa-sisa peralatan kunonya masih bisa kamu temukan di sana.
Kini Jurang Hunot menjadi lokasi wisata alam favorit di Armenia dengan vegetasi hijau dan air terjun mininya yang beda dari yang lain.
Satu desa kuno yang masih tampak bentukannya adalah sebuah desa bernama Khndzoresk. Uniknya, pemukiman penduduknya berupa gua-gua di perbukitan. Masih ada penduduk yang tinggal di sini, jumlahnya sekitar belasan ribu jiwa. Pengunjung bisa melihat lebih jelas bentukan desa ini lewat jembatan gantung.
Terakhir, sebuah biara kuno yang berada di kota Lusarat. Biara ini punya peran signifikan dalam perkembangan dan penyebaran agama Kristen di Armenia. Tempat ini pun dilabeli sebagai biara yang paling sering dikunjungi orang, baik warga lokal maupun turis. Bangunannya pun masih kokoh, lengkap dengan ornamen-ornamen keagamaan dan ukiran-ukiran penuh simbol.
Plesir sekaligus belajar sejarah di Armenia, yuk!