Kaya akan budayanya yang turun-temurun, sebagian besar bangunan bersejarah di Asia Tenggara telah mengenal desain konsep arsitektur sejak dulu. Walaupun masih menggunakan desain arsitektur tradisional, bangunan bersejarah seperti kuil dan candi justru lebih kental akan filosofi, sejarah, kepercayaan, dan teknologi yang digunakan pada saat itu.
Bayangkan saja sebagian besar kuil dan candi yang dibangun sejak berabad-abad tahun yang lalu mampu berdiri dengan megahnya tanpa bantuan mortar atau campuran semen sekalipun. Ini tentu menjadi salah satu perbedaan yang paling mencolok antara desain arsitektur tradisional dan modern.
Saat ini, kita bisa dengan mudah menemukan beragam bangunan yang memiliki desain arsitektur modern yang identik dengan konstruksi baja dan kaca. Walaupun berkonsep modern, tapi tetap saja bangunan-bangunan ini memiliki filosofi yang mencerminkan sebuah sejarah, adat, hingga impian dan cita-cita.