Boston adalah kota di Amerika Serikat yang terkenal sebagai lokasi beberapa perguruan tinggi terkemuka. Ada Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT) Berklee College of Music, dan lain sebagainya.
Namun, jarang yang tahu kalau Boston, tak kalah dengan New York punya banyak tempat unik yang tak disangka-sangka eksis di dunia. Apa saja sih?
Saat kamu mengikuti alamat menuju Bodega yang akan kamu temukan justru sebuah deli alias toko kelontong biasa. Padahal, sebenarnya kamu perlu masuk lebih dalam dan niscaya sebuah toko pakaian kekinian akan menyambutmu. Serunya lagi pintu menuju Bodega dibuat mirip sebuah pintu masuk sebuah mesin futuristik. Jadi makin penasaran.
Toko buku ini dikenal sebagai salah satu toko buku progresif yang tak takut-takut mendeklarasikan kecenderungan politis mereka. Didirikan pada tahun 1969, awalnya toko ini bernama 'Red Book' karena buku-bukunya yang banyak membahas paham politik kiri.
Tidak banyak berubah dari bentuk aslinya, toko buku ini pun menjelma jadi lokasi eksotis bagi para wisatawan yang hendak hunting buku langka. Mereka juga sering mengadakan lokakarya dan pemutaran film.
Ini adalah kawasan pemukiman yang cukup ramai. Tak heran kamu akan menemukan banyak bangunan vertikal yang dari segi lebar sangat sempit. Walau begitu, tata letaknya cukup rapi dan akhirnya jadi tempat menyenangkan bagi para penggemar fotografi.
Sebenarnya, tempat ini adalah sebuah teater yang dibuka pada tahun 1872. Kemudian dibeli oleh sebuah yayasan keagamaan yang mengubahnya menjadi gereja. Sempat dibakar dan akhirnya dipugar kembali, sekarang Tremont Temple tak hanya digunakan untuk upacara keagamaan.
Gereja ini juga difungsikan untuk acara publik lainnya, seperti pameran, pemutaran film, pidato, dan drama. Tempat ini juga dikenal sebagai tempat di mana Charles Dickens membacakan naskah aslinya yang berjudul 'Christmas Carol'.
Sebuah kedai sandwhich ini tampak biasa saja. Hanya saja letaknya memang berada di tengah-tengah sebuah taman kota. Ternyata ada kisah unik di baliknya. Kedai ini ternyata dulunya adalah sebuah toilet umum yang jarang dipakai orang. Terbengkalai begitu saja, akhirnya ada pihak yang berinisiatif memanfaatkan lokasinya yang strategis untuk membuka bisnis.
Gereja ini merupakan pusat penelitian para peneliti Kristen di Amerika Serikat. Banyak yang bilang The First Church adalah tanah suci untuk umat kristiani. Gereja dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan bidang yang diliputi, ada bagian khusus penerbitan buku dan perpustakan dan ada beberapa laboratorium khusus.
Pengunjung tidak dipungut biaya untuk masuk dan ada tur terbuka yang dilakukan pengelola setiap harinya.
Dari kejauhan bangunan di sudut jalan ini memang terlihat mencolok dengan warna merah dan gaya arsitektur lawas nan unik. Jika kamu berkunjung sekarang, tempat ini sudah jadi tempat usaha biasa. Siapa sangka dulunya, bangunan ini dan beberapa bangunan di sekitarnya merupakan pusat prostitusi yang kemudian dipugar dan dibersihkan dari bisnis kotor tersebut.
Museum ini dulunya adalah rumah pribadi seorang perempuan bernama Isabella Stewart Gardner yang gemar mengoleksi barang-barang antik. Tak hanya dari Amerika Serikat, ia mengumpulkannya dari seluruh dunia, mulai dari manuskrip lawas, lukisan, patung, kain, foto, dan surat.
Dipadu dengan halamannya yang dihiasi berbagai tanaman dan bunga, museum ini memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pelancong maupun warga lokal.
Tempat ini harus masuk wish-list-mu saat ke Boston. Bagaimana tidak? Tempat ini merupakan akuarium berbentuk setengah lingkaran yang dikelilingi peta dunia. Uniknya lagi, kamu bisa merasakan sensasi mendengar dengan jelas pantulan suaramu bahkan bisikanmu jika kamu berdiri tepat di tengah bangunan. Letaknya ada di Mary Baker Eddy Library dan buka mulai pagi hingga sore hari.
Gimana? Sudah masuk ke daftar kunjungan liburanmu semua belum? Semoga liburanmu menyenangkan ya!