Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang 

Sebagai alat angkut pada masa kolonial   

Malang, IDN Times - Baru-baru ini publik dikejutkan dengan penemuan bekas rel trem kuno di proyek Kayutangan Heritage. Saat menggali jalan di perempatan Kayutangan, pekerja proyek menemukan jalur rel kuno di kawasan tersebut. Rangkaian jalur rel trem itu masih kokoh meskipun sudah tertimbun aspal puluhan tahun. Lalu, sebenarnya seperti apa perjalanan transportasi Kota Malang di masa lalu. Berikut ulasan dan penjelasan mengenai bekal jalur tres kuno tersebut. 

1. Dahulu Malang adalah area perkebunan

Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang Jalur trem yang membelah Alun-alun Kot Malang. Dok/jelajahjejakmalang

Sebelum menjadi kota yang padat seperti saat ini, Malang merupakan wilayah karesidenan Pasuruan. Topografi wilayah di Malang lebih banyak dimanfaatkan untuk area perkebunan dan pertanian. Tanaman seperti karet, kopi hingga tebu merupakan komoditas utama hasil lahan di Malang pada saat itu.

Lantaran hasil bumi yang melimpah tersebut, pemerintah Hindia Belanda saat itu berfikir untuk membangun sebuah jalur angkut guna mempercepat mobilitas orang dan barang. Pasalnya, sepeda yang menjadi alat transportasi utama sudah tak lagi mampu mengakomodir mobilitas masyarakat. Kemudian gerobak serta alat angkut lainnya juga sudah tak mampu mengakomodir kebutuhan angkut barang. 

"Karena hal tersebut, pemerintah saat itu membangun jalur rel kereta api yang diprakarsai oleh Malang Stoomtram Maatschaij (MSM)," papar Pengamat Kereta Api Kota Malang, Cahyana Indra Kusuma, Kamis (12/11/2020). 

2. Dibangun secara bertahap

Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang Salah satu pemberhentian kereta api di masa lalu di Kota Malang. Dok/jelajahjejakmalang

Proses pembangunan sendiri dilakukan secara bertahap antara tahun 1897 sampai dengan tahun 1908. Setidaknya, ada delapan jalur yang menghubungkan beberapa wilayah di Malang. Terutama di kawasan Malang Selatan yang memang menjadi pusat penghasil kopi, karet hingga tebu. Delapan jalur kereta yang dibangun pada saat itu adalah Malang - Bululawang, Bululawang - Gondanglegi, Gondanglegi - Talok, Talok - Dampit, Gondanglegi - Kepanjen, Tumpang - Singosari, Malang - Blimbing dan Sedayu - Turen. 

"Dulu memang kereta tersebut menjadi alat utama untuk angkutan orang dan barang. Kalau ditarik garis, bekas rel tersebut juga memanjang dari Singosari menuju Jagalan," tambah Cahyana. 

3. Jalur rel membelah kawasan kota Malang

Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang Stasiun Pakis yang merupakan pemberhentian jalur kereta masa lalu. Dok/jelajahjejakmalang

Untuk jalur rel itu sendiri membelah Kota Malang meliputi kawasan Stasiun Blimbing lalu melewati sekitaran Kayutangan dan membelah area alun-alun Kota Malang. Kemudian tersambung menuju kawasan Malang Selatan. Lantaran berbagai hal serta kemajuan teknologi transportasi, perlahan-lahan fungsi dari trem tersebut menjadi berkurang. Bahkan, sekitar tahun 1959, jalur tersebut kemudian ditutup. Kini sisa dari jalur trem kuno tersebut hanya bisa ditemukan di beberapa lokasi saja. Lantaran sebagian besar sudah hilang dan diangkut orang tak bertanggung jawab. 

"Dulunya rel trem itu membelah alun-alun Kota Malang. Unik memang karena sengaja dibangun dengan model seperti itu," sambungya. 

Baca Juga: Trem Gagal, Pemkot Surabaya Siapkan Kereta Bawah Tanah

4. Jadi aset PT KAI

Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang Potret masa lalu warga Malang. Dok/jelajahjejakmalang

Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Agung Harjaya Buana menjelaskan, sisa rel trem kuno itu merupakan bagian dari aset milik PT KAI. Sebagai pemilik aset, PT KAI meminta agar sisa jalur tersebut dipertahankan dan tidak dipindahkan. Pemilik aset ingin memberikan pembelajaran kepada masyarakat bahwa di kawasan tersebut dahulunya memiliki kereta dalam kota. Artinya pada saat itu Kota Malang sudah lebih maju jika dibandingkan dengan kota lain. 

"History seperti ini yang harus ditampilkan sebagai pembelajaran. Digaan kami memang jalur rel ini sampai depan PLN," terangnya. 

5. Reaktifasi jalur tidak memungkinkan

Menilik Sejarah Perkembangan Trem di Kota Malang Rangkaian rel kereta api yang melintas di Kota Malang. Dok/jelajahjejakmalang

Di sisi lain, Agung menambahkan bahwa sempat muncul wacana untuk reaktifasi jalur. Namun demikian, ia menyebut bahwa reaktifasi tidak mungkin dilakukan. Pasalnya beberapa rangkaian jalur rel sudah hilang. Seperti kawasan alun-alun sudah tidak ditemukan lagi sisa rangkaiaan jalur. Termasuk juga untuk rangkaian yang menuju arah Blimbing sudah tidak ada lagi. 

"Sebagian rangkaian rel ada yang sudah dipotong-potong oleh Belanda. Sejak pengelola utamanya MMS tutup sebagian besar rangkaian sudah diambil semua," pungkasnya. 

Baca Juga: Wow! Rel Trem Lawas Ditemukan di Kawasan Proyek Kayutangan Malang

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya