Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Alun-alun Lor Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Alun-alun menjadi salah satu landmark sekaligus ruang publik yang hampir selalu ada di setiap kota di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Keberadaannya tidak hanya lekat dengan desain tata ruang tradisional, tapi juga sering dipilih sebagai tempat short escape di akhir pekan. Tidak terkecuali Alun-alun Kidul (Alkid) Surakarta dan Alun-alun Lor Surakarta yang mengapit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Mirip seperti saudaranya di Yogyakarta, kedua alun-alun di Solo tersebut berupa tanah lapang berbentuk segi empat yang luas. Kemudian terdapat dua pohon beringin di tengahnya. Meski Alkid dan Alun-alun Lor Surakarta mirip, tapi keduanya memiliki fungsi, filosofi, dan nuansa yang berbeda.

Penasaran apa yang membedakan keduanya? Yuk, cari tahu perbedaan Alun-alun Kidul dan Alun-alun Lor Surakarta!

1. Lokasi

Alun-alun Kidul Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Alun-alun Kidul (Alkid) Surakarta, sesuai dengan namanya yang menunjukkan bahwa terletak di sebelah selatan Keraton Surakarta. Lebih tepatnya di Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Keberadaan Alkid ditandai dengan adanya Gapura Gading yang dibangun pada 1932 dan resmi dibuka pada 1938.

Gapura Gading berbentuk melengkung dengan nuansa art deco yang kental, tapi tetap ada sentuhan arsitektur Jawa. Pada puncak lengkungannya terdapat mahkota, sedangkan gardu di sisi kiri dan kanan perpaduan pilar dengan gaya Tuskan Romawi. Unsur budaya Jawa tampak pada keberadaan arca bergaya Hindu-Buddha.

Sementara itu, Alun-alun Lor terletak di sebelah utara Keraton Surakarta merupakan bagian paling depan dari kawasan keraton. Berlokasi di Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Pintu masuk alun-alun ini disebut Gapura Gladag dengan Reca Pandita Yaksa di sisi kiri dan kanannya.

Gapura Gladag memiliki arsitektur berbeda dan dibangun lebih dulu daripada Gapura Gading. Gapura yang dibangun pada 1913 juga berfungsi sebagai gerbang kawasan keraton. Keberadaannya juga menjadi bagian dari persembahan khusus dari komunitas Eropa untuk Pakubuwono X.

2. Fungsi

Alun-alun Kidul Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Secara umum fungsi Alun-alun Kidul maupun Utara Surakarta sama yakni sebagai pusat kegiatan masyarakat. Namun, lebih spesifik lagi jenis kegiatannya berbeda, terutama jika sudah menyangkut acara yang digelar oleh keluarga keraton. Meski berbeda, tapi keduanya sama-sama menjadi simbol harmoni antara tradisi dan perkembangan kota.

Awalnya, Alkid dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono II sekitar tahun 1745. Pembangunan tersebut bersamaan dengan pindahnya pusat kerajaan Mataram dari Kartasura ke Surakarta. Alun-alun ini memiliki fungsi utama sebagai ruang internal bagi keluarga keraton.

Dahulu Alkid digunakan untuk latihan militer prajurit keraton, ritual kerajaan, hingga hiburan keluarga kerajaan. Alun-alun ini juga menjadi tempat untuk merawat kerbau bule yang biasa dikirab pada acara Grebeg Suro, yang bisa kamu lihat sampai saat ini. Sekarang pun, Alkid masih berfungsi sebagai tempat hiburan masyarakat, seperti pasar malam dan pertunjukan wayang orang.

Berbeda halnya dengan Alun-alun Lor yang bisa dibilang sebagai halaman depan keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh berbagai bangunan penting, seperti pakapalan di sebelah barat yang menjadi tempat kuda para abdi dalem. Bangsal patalon di sebelah tenggara sebagai tempat gamelan setu yang dibunyikan untuk mengiringi latihan prajurit keraton.

Alun-alun Lor tampak lebih terbuka dengan dikelilingi pusat politik, ekonomi, dan keagamaan yang bisa dilihat sampai saat ini. Saat mengunjungi alun-alun ini, kamu akan menjumpai Masjid Agung Kraton Surakarta, Pasar Klewer, dan Pasar Batik Cinderamata. Tepat berada di sebelah Gapura Gladag telah menjadi Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), dan Gedung Djoeang 45. Selain itu, masih ada Pagelaran Keraton Surakarta yang umumnya digunakan untuk upacara keagamaan dan pertunjukan seni tradisional Jawa.

3. Simbol dan filosofi

Alun-alun Lor Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Perbedaan lain yang perlu kamu ketahui, tapi tidak sepenuhnya dapat dilihat secara kasat mata. Keduanya merupakan bagian kawasan cagar budaya yang memiliki filosofis tata ruang. Alun-alun Kidul dan Alun-alun Lor Surakarta tidak dapat dipisahkan, karena menggambarkan rangkaian kehidupan manusia dari lahir hingga menghadap Tuhan.

Alun-alun Lor yang menjadi halaman depan Keraton Surakarta merupakan simbol kehidupan manusia di dunia. Tempat di mana masyarakat dari berbagai golongan dan status berkumpul. Hal ini menjadikannya sebagai alasan tidak boleh adanya pagar pembatas dan harus lebih megah daripada Alun-alun Kidul.

Lain lagi dengan Alun-alun Kidul yang erat kaitannya dengan kematian. Kidul atau selatan dalam kosmos Jawa adalah arah yang disakralkan, termasuk dengan penggunaan pasir dari Pantai Selatan di kawasan keraton serta mitologi Ratu Kidul. Perlu kamu tahu bahwa Alkid menjadi lokasi pengantaran jenazah raja dan permaisuri sebelum dikebumikan. Kamu pun dapat melihat gerbong jenazah di salah satu sisi Alkid.

4. Fasilitas

deretan kedai makan di Alun-alun Kidul Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Alun-alun Kidul Surakarta tampak lebih tertutup, karena dikelilingi pemukiman dan jalan utamanya tidak selebar Alun-alun Lor. Namun, fasilitasnya lebih lengkap setelah keduanya mengalami revitalisasi. Kamu bisa menikmati fasilitas untuk kulineran, toilet, pejalan kaki, bersepeda, dan jogging track. Aktivitas masyarakat menjadikannya lebih hidup dan ramai dari pagi hingga malam hari.

Sedangkan Alun-alun Lor dikelilingi langsung oleh jalan utama yang menghubungkan pusat perekonomian dan pemerintahan Kota Surakarta dari berbagai arah. Kamu memang tidak akan menjumpai fasilitas serupa dengan Alkid di sini. Namun, akan menemukan fasilitas umum dari berbagai spot di sekitarnya, seperti masjid, pasar, dan pusat kuliner yang tidak kalah ramai.

5. Aktivitas yang dapat dilakukan

kerbau bule di Alun-alun Kidul Surakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Alun-alun Kidul Surakarta menawarkan lebih banyak aktivitas seru untuk masyarakat umum. Kamu bisa berolahraga, mulai dari jogging, senam maupun bersepeda di sini. Selain itu, terdapat beberapa benda bersejarah yang dapat kamu jumpai di setiap sudut alun-alun.

Hal lain yang lebih menarik, kamu bisa memberi makan kerbau bule yang ada di sana. Makin siang, biasanya akan lebih banyak penjaja makanan atau penjual mainan untuk anak-anak. Pada waktu tertentu akan berubah menjadi pasar malam yang meriah.

Sementara Alun-alun Lor menawarkan nuansa tenang, di tengah pusat perekonomian dan pemerintahan yang ramai. Teduh saat siang hari, kamu bisa menjadikannya spot untuk bersantai sambil menikmati suasana perkotaan. Di sekitarnya juga terdapat pusat kuliner, oleh-oleh, dan cinderamata.

Nah, sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab, kan? Alun-alun Kidul dan Alun-alun Lor Surakarta tidak hanya memiliki letak berbeda. Lebih dari itu, suasana, fasilitas, hingga filosofinya pun berlainan.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team