TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kecantikan Gua Buniayu, Pesona Wisata Bawah Tanah Sukabumi

Lokasi shooting Si Buta dari Gua Hantu, nih #LokalIDn

Pexels/Simon Migaj

Apakah kamu bosan berwisata di atas permukaan tanah yang rasanya monoton? Mungkin sudah saatnya kamu mencoba berwisata di bawah permukaan tanah! Gua Buniayu bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisatamu.

Dalam bahasa Sunda, Buni berarti tersembunyi dan Ayu berarti kecantikan sehingga nama goa ini berarti Kecantikan yang tersembunyi. Penasaran apa saja kecantikan yang tersembunyi dalam gua ini? Yuk, simak informasinya.

1. Kawasan gua yang alami

Instagram.com/cundasatr_

Gua Buniayu merupakan kawasan goua yang terbentuk secara alami di dalam bumi dan terletak di Desa Cipicung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Luas kawasan ini sekitar 10 hektar dan dikelola oleh Perum Perhutani dengan nama Wisata Wana Gua Buniayu.

2. Berbagai jalur dan variasi gua

Instagram.com/alfianofr_

Gua Buniayu memiliki panjang sekitar 3,3 kilometer. Di dalamnya terdapat banyak lorong-lorong yang saling terhubung. Gua ini pun memiliki variasi jalur dan pintu masuk yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan lama durasi perjalanannya.

Gua umum atau gua wisata memiliki mulut gua yang horizontal diperuntukan bagi wisatawan umum yang tidak memiliki skill caving. Sedangkan mulut gua yang vertical diperuntukan bagi petualang, peneliti, ataupun wisatawan minat khusus yang memiliki skill caving.

Baca Juga: 10 Gua Paling Angker di Jawa Barat, Ada Tempat Singgah Nyi Roro Kidul

3. Ornamen gua yang atraktif

Instagram.com/cundasatr_

Ornamen yang ada dalam gua Buniayu adalah stalaktit, stalagmit, flow stone, fosil hewan laut, dan lainnya. Ornamen gua tersebut terbentuk dari mineral kalsit atau kalsium karbonat dengan proses pengendapan air selama bertahun-tahun.

Stalaktit dan stalagmit merupakan ornamen yang paling banyak ditemukan di goa ini. Bentuknya beragam namun biasanya meruncing dari atas ke bawah atau sebaliknya. Pertumbuhan stalaktit dan stalagmit disini hanya sebesar satu milimeter per tahunnya, lho! Karena itu wisatawan harus berhati-hati agar tidak merusak ornamen-ornamen gua tersebut, ya.

4. Zonasi berdasarkan intensitas cahaya

Instagram.com/alfianofr_

Terdapat tiga jenis zona khusus di dalam gua Buniayu. Perbedaan zona ini didasari oleh tingkat intensitas cahaya yang masuk dari permukaan. Yang pertama adalah Zona Terang. Di zona ini intensitas cahaya masih banyak dan manusia masih bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan cahaya lampu. Zona ini terletak disekitaran mulut gua.

Kedua, Zona Senja. Di zona ini kamu sudah memerlukan bantuan cahaya lampu untuk melihat. Masih terdapat cahaya dari pantulan sinar matahari namun intensitasnya rendah.

Ketiga, Zona Kegelapan Abadi. Zona ini terletak di tengah gua dan tidak ada cahaya yang dapat menembus dari permukaan. Di titik ini kamu harus menggunakan cahaya lampu sebagai sumber penerangan, jika tidak kamu tidak bisa melihat apa pun.

Pada saat berwisata, biasanya di sini pemandu akan meminta wisatawan mematikan cahaya lampu dan diam sejenak. Tanpa suara, tanpa cahaya. Kamu akan merasakan sensasi berada di kegelapan abadi yang sunyi.

5. Fauna langka di gua

Instagram.com/cundasatr_

Fauna di bawah permukaan tanah pastilah berbeda dengan fauna di atas permukaan. Di gua ini kamu bisa menemukan beberapa jenis hewan seperti kelelawar, kalajengking, jangkrik gua, dan udang purba. Udang purba merupakan jenis fauna yang langka dan sulit ditemukan.

Hewan-hewan ini telah beradaptasi untuk hidup dalam keadaan gelap gulita, sehingga organ penglihatan mereka tidak lagi berfungsi dengan kata lain semua hewan ini buta. Mereka mengandalkan sonar, antena, ataupun bulu-bulu halus ditubuhnya untuk medeteksi keberadaan mahluk hidup lainnya. Sebaiknya kamu jangan sembarangan menyentuh mereka ya jika bertemu.

6. Aksesibilitas yang mencengangkan

Instagram.com/alfianofr_

Bagaimana sih kondisi jalan di dalam gua? Mungkin dua kata ini tepat untuk mendeskripsikannya: berlumpur dan licin. Ya, akses jalan di sepanjang gua ini berlumpur sehingga cukup licin untuk ditempuh.

Selain itu ukuran jalan di gua ini bervariasi sekali. Bisa saja kamu menemukan ukuran jalan yang luas seperti ruangan besar, namun kemudian menyempit menjadi seukuran badanmu saja. Tingginya juga berubah-ubah membuatmu harus sering mengubah posisi saat berjalan, bisa tegak, sedikit meringkuk hingga berjongkok.

Karena kondisi itulah wisatawan dibekali dengan alat pelindung seperti helm dan sepatu bot. Alat tersebut akan membantu kamu berjalan lebih lancar dan melindungi kepala mu dari benturan batu-batu di dalam gua. Selain itu juga diberikan head lamp sebagai sumber pencahayaan selama berada di dalam gua.

Jika kamu masuk melalui mulut gua vertikal, kamu akan memakai baju khusus yang melindungi tubuh dari goresan-goresan batu dan safety harness sebagai pengaman saat menuruni gua.

Baca Juga: 9 Potret Menakjubkan Son Doong Cave Vietnam, Gua Terbesar di Dunia!

Writer

Debora

Let's keep learning

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya