Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Selain jadi jujugan wisatawan saat liburan ke Bali, Desa Penglipuran kerap dijadikan tempat syuting film, karena pemandangannya indah dan menenangkan. Desa ini dikenal sebagai desa paling bersih di dunia, karena menerapkan aturan kebersihan yang ketat secara turun-temurun.
Berbagai penghargaan pun berhasil disabet Desa Penglipuran. Kalau kamu berencana liburan ke sana, simak dulu informasi wisata Desa Penglipuran di bawah ini, termasuk lokasi, rute, dan tipsnya.
1. Lokasi Desa Penglipuran
instagram.com/evvastyakhrisma Desa Penglipuran berlokasi di Jalan Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Jika kamu pernah berkunjung ke daerah Gunung Batur atau Kintamani, lokasi desa ini gak akan sulit ditemukan.
Baca Juga: Desa Wisata Gamplong: Informasi Lokasi, Rute, Harga, dan Aktivitasnya
2. Rute menuju Desa Penglipuran
Dari Bandara Ngurah Rai, jaraknya sekitar 56 kilometer dengan waktu tempuh selama 1 jam 40 menit. Catatan, kondisi lalu lintas lancar.
Dari Kota Denpasar:
Supaya lebih mudah, sebaiknya arahkan kendaraan menuju Kota Denpasar. Dari Kota Denpasar, arahkan kendaraan ke Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, kemudian lanjutkan ke arah Jalan Nusantara, lalu Jalan Ahmad Yani Utara.
Setelah itu, lanjutkan ke daerah Gianyar, lalu arahkan kendaraan sampai ke daerah Bangli. Saat sampai di ujung jalan Bangli, belokkan kendaraan ke kiri. Gak jauh dari belokan tersebut, terdapat Jalan Penglipuran yang menjadi lokasi Desa Penglipuran.
3. Harga tiket dan jam operasional
instagram.com/tiikobracuk Harga tiket masuk ke Desa Penglipuran sangat terjangkau, yakni hanya Rp15 ribu untuk dewasa dan Rp10 ribu untuk anak-anak.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Selain itu, dikenakan biaya parkir Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk motor. Sedangkan, untuk jam operasional desa ini adalah setiap hari, mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA.
4. Daya tarik Desa Penglipuran
instagram.com/baliparadise_by_melodi Selain terkenal karena kebersihan dan keindahannya, desa ini juga memiliki beberapa daya tarik lain. Suasana desa yang tertata rapi dan hijau membuatnya tampak sangat asri, udaranya pun sejuk. Berbagai tanaman hias dan bunga mewarnai sepanjang halaman penduduk.
Daya tarik utama desa ini adalah budaya dan adat yang tetap dipertahankan hingga kini. Kamu bisa melihatnya dari bentuk bangunan rumah tradisional Bali yang tertata rapi dan terlihat sama semua. Setiap rumah memiliki pintu gerbang yang disebut angkul-angkul.
Kebersihan di desa ini selalu berlaku, karena terdapat aturan awig-awig, yakni hukum adat yang mengatur kebersihan dan tata ruang desa. Yang melanggar akan diberi hukuman, seperti membayar denda atau mengantarkan sesaji di Pura.
Bahkan, pengelolaan sampah pun sangat diperhatikan. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik akan dikumpulkan di bank sampah.
Desa seluas 112 hektare ini juga memiliki hutan bambu yang menjadi salah satu spot favorit wisatawan. Suasana yang teduh dengan semilir angin membuat banyak wisatawan betah untuk berburu foto.
Salah satu penghargaan yang pernah didapatkan yakni Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) pada 2017. Keren, kan?
Baca Juga: Wisata Pulau Padar: Informasi Lokasi, Rute, Harga, dan Tipsnya