4 Rumah Pengasingan di Banda Neira, Saksi Sejarah Indonesia
Rumah bergaya Indis yang masih eksis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa yang kamu pikirkan saat mendengar Banda Neira? Tentu saja gugusan pulau yang seru untuk island hopping, laut biru, ombak yang tenang, dan pasir putih. Keragaman biota laut menjadikannya sebagai salah satu tempat menarik untuk snorkeling dan diving.
Selain keindahan alamnya, Banda Neira memiliki latar belakang sejarah yang penting bagi kemerdekaan Indonesia. Kamu dapat menjumpai benteng-benteng yang tersisa hingga rumah pengasingan. Yap, beberapa tokoh nasional kemerdekaan Indonesia sempat diasingkan bertahun-tahun di Banda Neira.
Kamu dapat melihat beberapa rumah pengasingan di Banda Neira berikut ini. Semuanya jadi saksi sejarah Indonesia, lho!
1. Rumah Pengasingan Bung Syahrir
Sutan Syahrir yang lebih akrab dengan panggilan Bung Syahrir merupakan intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Ia bersama Bung Hatta diasingkan ke Banda Neira selama 6 tahun. Mereka tiba di Banda pada 11 Februari 1936, setelah dipindahkan dari Boven Digoel, karena terjadi wabah malaria.
Rumah Pengasingan Sutan Syahrir terletak di Jalan Said Tjong Baadillah, Kelurahan Nusantara, Kecamatan Banda, Maluku Tengah. Berdekatan dengan Rumah Budaya Banda Neira dan Delfika Guesthouse, kamu bisa menemukannya beberapa meter dari Pelabuhan Baru Banda Neira.
Bangunan yang menghadap Selat Sonegat tersebut dulunya milik keluarga Baadillah. Kemudian, disewa sebagai tempat tinggal Bung Syahrir selama di Banda Neira.
Rumah tersebut bergaya Indis, memadukan arsitektur kolonial dan tropis. Terdapat enam pilar doria di teras depan. Atapnya bertipe pelana dengan plafon kayu. Sedangkan lantainya menggunakan terakota yang umum dijumpai pada rumah tempo dulu.
Di sini kamu dapat melihat sejumlah koleksi Bung Syahrir. Salah satu yang ikonik adalah gramofon lengkap dengan piringan hitam. Ada pula mesin ketik dan beragam potret yang kental dengan nuansa tempo dulu.
Kamu bakal dikenakan biaya Rp20 ribu untuk sekali kunjungan. Jam operasionalnya mulai pukul 07.00-18.00 WIT setiap hari.
Baca Juga: 6 Makanan Khas Banda Neira yang Unik, Sulit Ditemukan di Jawa
Baca Juga: 10 Destinasi Wisata di Banda Neira yang Wajib Dikunjungi!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.