TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Gedung Juang Tambun, Saksi Perjuangan Rakyat Bekasi

Kini jadi Museum Digital Bekasi yang siap mengedukasi

Gedung Juang Tambun (commons.wikimedia.org/Herusutimbul)

Apa yang terlintas dalam benakmu jika ditanya tentang Bekasi? Salah satu daerah yang terkenal dengan industri dan penyokong perekonomian Jakarta ini punya sisi menarik. Kamu dapat menjumpai beberapa bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.

Salah satu bangunan bersejarah yang paling terkenal di Bekasi adalah Gedung Juang Tambun. Gedung tersebut sudah ada sejak 1900-an dengan peran penting dalam perjuangan rakyat Bekasi. Saat ini pun masih eksis dan telah beralih fungsi sebagai museum.

Mau tahu lebih lanjut tentang Gedung Juang Tambun? Berikut ini sejarah singkatnya yang bisa jadi bahan edukasimu ke depannya.

1. Awalnya bernama Landhuis Tamboen yang dibangun oleh Khouw Tjeng Kie

salah satu bangunan di Komplek Gedung Juang Tambun (google.com/maps/nehemia wj)

Gedung Juang Tambun pertama kali digagas oleh Khouw Tjeng Kie, bangsawan sekaligus tuan tanah keturunan Tionghoa. Ia memiliki dua saudara laki-laki, yakni Khouw Tjeng Tjoan dan Khouw Tjeng Po. Sedangkan ayahnya bernama Khouw Tian Sek.

Gedung tersebut dibangun oleh Khouw Tjeng Kie pada 1900-an di atas lahan seluas 13.900 meter persegi. Sedangkan luas bangunannya 1.177 meter persegi.

Pembangunannya melalui dua tahap, tahap pertama pada 1906-1910. Kemudian, dilanjutkan pembangunan kedua pada 1912-1925. Setelah itu, dikenal dengan nama Landhuis Tamboen yang diambil dari nama keluarga pemilik tanah, yaitu keluarga Khouw Van Tamboen. Namun, masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan Gedung Tinggi.

2. Dijadikan markas militer selama pendudukan Jepang

koleksi Gedung Juang Tambun (google.com/maps/Rifki Roboth)

Saat perang kemerdekaan melawan Belanda, gedung tersebut dikenal sebagai Gedung Juang 45. Sesuai dengan namanya, gedung tersebut menjadi tempat pertahanan para pejuang kemerdekaan di wilayah Tambun dan Cibarusah.

Gedung tersebut juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Para pejuang tersebut dipulangkan oleh Belanda ke wilayah Bekasi. Sedangkan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui Stasiun Tambun, kamu dapat melihat lintasan kereta yang ada di belakang gedung tersebut.

Pada 1943, Jepang mengambil alih Gedung Juang Tambun dan menjadikannya sebagai markas militer. Kemudian, pada akhir penjajahan Jepang, terjadi peristiwa besar berupa pembantaian tentara Jepang oleh pejuang kemerdekaan Indonesia. 

Baca Juga: Gedung Juang 45 Akan Disulap Jadi Tempat Wisata Sejarah Rakyat Banten

3. Beralih fungsi sebagai Kantor Kabupaten Jatinegara pada 1945

interior Gedung Juang Tambun (google.com/maps/Wahid Wahyudi)

Kala itu, tentara Jepang sedang melintasi Bekasi, karena hendak meninggalkan Indonesia melalui Bandar Udara Kalijati, Subang. Namun, rel kereta dibelokkan ke rel buntu, sehingga membuat kereta terperosok. Tentara Jepang yang sebagian besar tidak bersenjata, karena menyimpannya di gerbong barang, dibantai dan mayatnya dibuang di Kali Bekasi.

Pada 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) mengubah fungsi Gedung Juang Tambun menjadi Kantor Kabupaten Jatinegara. Selain itu, juga sebagai tempat pertahanan serta pusat komando untuk mempertahankan kemerdekaan dari tentara sekutu yang bakal menjajah Indonesia lagi.

4. Belanda sempat menguasai Gedung Juang Tambun pada 1949

koleksi Gedung Juang Tambun (google.com/maps/Salsabilla Syafita)

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan belum selesai, Gedung Juang Tambun dikuasai oleh Belanda pada 1949. Hal tersebut terjadi setelah Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dan melakukan agresi militer pertama. Gak berselang lama, gedung tersebut berhasil direbut kembali oleh pejuang Indonesia.

Setelah itu, aktivitas pemerintahan kembali dilakukan. Pada 1950, menjadi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi. Sejak saat itu hingga akhir 1982, jawatan lainnya menggunakan gedung tersebut sebagai kantor.

5. Berulang kali beralih fungsi sebagai kantor pemerintahan

Pojok Baca Digital, Gedung Juang Tambun (google.com/maps/Dian Novitasari)

Fungsi Gedung Juang Tambun sebagai kantor pemerintahan belum berakhir. Sejumlah lembaga wakil rakyat, seperti DPRD Semantara, DPRD Tingkat II Bekasi, dan DPRD-GR juga sempat berkantor di gedung itu hingga 1960. Barulah pada 1962 berubah menjadi tempat tahanan politik Partai Komunis Indonesia.

Gedung Juang Tambun menjadi Kampus Akademi Pembangunan Desa pada 1982. Kini berubah nama menjadi Universitas Islam 45 Bekasi yang telah mempunyai kampus sendiri di Jalan Cut Meutia, Bekasi.

6. Gedung Juang Tambun menjadi wisata sejarah pada 2002

koleksi Gedung Juang Tambun (google.com/maps/Alif Bagas Prastyo)

Mulai 1990 hingga 1995, gedung tersebut menjadi Kantor Sekretariat Pemilu, Kantor Kabupaten Bekasi, dan Dinas Kebersihan Kabupaten Bekasi. Barulah pada 2002, Gedung Juang Tambun resmi menjadi tempat wisata sejarah. Di sini juga kerap digunakan sebagai tempat berlangsungnya seminar atau rapat yang digelar oleh Dinas Budaya dan Olahraga Kabupaten Bekasi.

Baca Juga: Info Wisata Pulau Run-Banda Neira: Rute, Sejarah, dan Fasilitasnya 

Verified Writer

Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya