TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Gurusina, 7 Wisata Budaya di Indonesia yang Wajib Kamu Lihat!

#PANJATPOIN selain keindahan alam, tradisinya unik

indonesiananelok.com

Beberapa waktu lalu (13/8) musibah kebakaran yang menimpa kampung Adat Gurusina, Flores, Nusa Tenggara Timur sangat disayangkan. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya cultural heritage di lokasi setempat. Meskipun penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti, namun terdapat dugaan bahwa hubungan arus pendek listrik menjadi penyebab.

Selain kampung adat Gurusina ternyata masih banyak lagi desa adat dan obyek wisata budaya yang ada di Indonesia. Untuk kamu yang hobby travelling dan mengeksplor sesuatu, tidak ada salahnya merubah gaya travelling kamu dan mengunjungi obyek wisata budaya di Indonesia. Selain menambah pengalaman, tentu kamu akan mendapat pembelajaran hidup bermakna yang bisa kamu saksikan secara langsung melalui tradisi dan gaya kehidupan masyarakat setempat.

Berikut tujuh destinasi wisata budaya di Indonesia yang wajib masuk ke dalam bucket list kamu !

1. Desa Penglipuran, Bangli, Bali

pegipegi.com

Terletak di provinsi Bali Kabupaten Bangli, Desa Penglipuran terkenal akan desa wisata yang bersih dan teratur. Berawal dari desa adat kini Penglipuran beralih menjadi desa wisata yang bebas di kunjungi oleh wisatawan. Semua bangunan rumah yang ada pada desa Penglipuran memiliki bentuk yang mirip serta penataannya yang teratur.

Pada tahun 1995 desa Penglipuran berhasil mendapatkan Kalpataru. Hal ini disebabkan oleh penduduk asli setempat yang mampu mempertahankan alam sekitar dan adat istiadat serta tradisi yang terus berlangsung hingga saat ini. Untuk menuju ke desa Penglipuran cukup mudah yaitu sekitar 45 menit dari Denpasar. Setelah puas berkunjung ke desa Penglipuran kamu dapat melanjutkan travelling kamu ke Kintamani atau Gunung Batur yang lokasinya tidah jauh dari desa tersebut.

2. Loncat Batu, Nias, Sumatra Utara

dianakusumaa.blogspot.com

Tradisi Loncat Batu di Nias tepatnya di Desa Bawamataluo merupakan tradisi andalan di Nias. Tradisi tersebut memiliki makna mendalam bagi laki-laki nias yang sudah memasuki usia remaja. Dapat dikatakan jika loncat batu merupakan pembuktian diri seorang lelaki yang kuat dan perkasa. Maka tak heran jika seorang lelaki yang mampu melewati batu setinggi 2 meter merupakan prestige bagi dirinya dan keluarga.

Demi mengucap rasa syukur terhadap keberhasilannya dalam meloncat batu beberapa keluarga disana menyembelih beberapa ekor ternak. Untuk kamu yang ingin menyaksikan tradisi loncat batu dari bandara Binaka, Gunung Sitoli, kamu bisa menggunakan mobil atau motor untuk menuju desa Bawamataluo selama kurang lebih 2,5 jam.

Baca Juga: Gak Melulu Soal Budaya, 5 Keindahan Alam Toraja Ini Bagai di Surga

3. Tana Toraja, Sulawesi Selatan

visittoraja.com

Tana Toraja merupakan salah satu obyek wisata budaya yang sudah terkenal di penjuru dunia. Meskipun perlu waktu 8 jam dari Makasar Sulawesi Selatan, dijamin perjalanan tersebut cukup worth it. Setibanya di Tana Toraja kamu akan disajikan dengan keindahan alam dan bangunan rumah adat dengan konsep arsitektur tradisional yang unik.

Masyarakat toraja juga terkenal ketat dengan kepercayaan, aturan dan tradisi setempat. Maka saat kamu berkunjung ke Toraja tentu dapat menyaksikan tradisi adat setempat yang bermacam-macam. Jika kamu berminat untuk mengunjungi Toraja, silahkan kunjungi laman websitenya www.visittoraja.com untuk menyesuaikan jadwal trip kamu dengan event setempat.

4. Karapan Sapi, Madura, Jawa Timur

damniloveindonesia.com

Karapan Sapi merupakan ajang pesta rakyat dan sebagai tradisi prestige bagi masyarakat setempat. Karapan sapi berlangsung pada ahkir bulan Agustus atau awal bulan September, sedangkan untuk finalnya diadakan pada akhir bulan September atau Oktober.

Biasanya sang pemilik sapi yang akan mengikuti tradisi karapan sapi ini memerlukan dana yang tidak sedikit karena sapi yang akan bertanding memerlukan perawatan dan asupan makanan atau jamu yang berfungsi untuk membentuk tubuh sapi supaya siap bertanding. Untuk kamu yang tertarik menyaksikan tradisi karapan sapi, silahkan menuju ke lokasi berlangsungnya karapan sapi yang berada di eks karesidenan, Pamengkasan.

5. Desa Sasak Sade dan Sasak Ende, Lombok, Nusa Tenggara Barat

marmans.com

Desa Sasak Sade dan Sasak Ende merupakan desa asli yang dihuni oleh suku Sasak yang letaknya berada di Kabupaten Lombok Tengah. Keduanya mempertahankan kuat tradisi dan bangunan tradisional suku sasak. Hanya dalam waktu 20 menit perjalanan dari bandara Internasional Lombok, kamu dapat menemukan desa Sasak Sade dan Sasak Ende.

Setibanya di desa tersebut kamu akan disambut ramah oleh masyarakat setempat. Beberapa remaja pria mejadi tour guide dan siap untuk memandu wisatawan yang datang. Pada desa Sasak Ende terdapat pertunjukan tari Peresean yang merupakan simbol kejantanan pria di Lombok. Selain itu masyarakat menjual beragam cinderamata dan hasil kesenian dengan harga yang cukup variatif.

6. Wae Rebo, Flores, Nusa Tenggara Timur

diytravelhq.com

Wae Rebo yang memiliki julukan permukiman di atas awan (1200 mdpl) ini berlokasi tidak jauh dengan Kampung adat Gurusina. Wae Rebo sangat dikenal dengan gaya arsitektural tujuh rumah adatnya yang bernama Mbaru Niang. Bagi kamu yang berminat untuk mengunjungi desa Wae Rebo kamu harus menuju ke Ruteng terlebih dahulu. Setibanya di Ruteng melanjutkan perjalanan ke desa Denge atau Dintor selama kurang lebih dua jam dan dilanjutkan dengan tracking selama 3-4 jam untuk menuju Desa Wae Rebo.

Baca Juga: 6 Wisata Budaya di Dubai yang Seru Abis, Gak Melulu Liburan Mewah

Verified Writer

Melinda Putri

Write Write Write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya